Prolog

370 14 13
                                    


Sebuah kalimat untuk mengenalku dulu adalah ‘aku akan terus mencari teman’ dan sebuah kalimat untuk mengenalku sekarang ‘aku hanya punya sahabat dan bahagia’. Bukan berarti aku sekarang tak punya teman. Ada, banyak. Tapi, tidak untuk mengisi kekosongan hati melainkan sewajarnya bersosial.

Kenapa dulu aku terus mencari teman? Karena aku sama sekali tak punya teman. Terlebih perempuan. Yang kupunya hanya teman laki-laki. Lha itu punya kan? Punya, tapi cowok bukan cewek, mudah bagiku dulu untuk bergaul dan berteman dengan anak laki-laki, walaupun baru saja bertemu dan sebelumnya belum pernah bertemu sama sekali. Dengan teman cewek itu sebenarnya sama mudahnya dengan teman cowok tapi kalau cewek itu berteman sebentar, terus kalau bosen ya udah sama-sama nggak saling kenal. Ini dikasusku kalau kalian mah nggak tahu.

Sejak kecil aku tak pernah punya teman cewek yang umurnya sebaya denganku biasanya tetanggaku ada cewek tapi udah gede. Yang seumuran itu cowok semua di sekitar rumahku. Jadi itu sebabnya aku mudah sekali punya teman cowok.

Kalau dulu aku berteman dengan banyak teman cowok sekarang aku hanya memiliki beberapa saja. Itu karena aku terus mencari teman cewek dan aku sama sekali tidak memperdulikan dengan adanya teman cowok yang selalu ada di sekitarku. Kalau dulu aku lebih memilih teman cowok mungkin diriku tak seperti ini sekarang.

Ini akan kembali ke masa lalu yang pernah terjadi. Saat aku SD kelas III, kenapa di waktu itu bukan dari awal saja, karena saat itu perjuanganku akan di mulai. Tidak juga sih, sebenarnya aku saat kelas III SD tidak naik kelas jadi aku harus beradaptasi dengan teman baru lagi. Mulai dari perkenalan nama dan rumah.

Saat aku tahu tidak naik kelas aku biasa saja, toh banyak juga temannya yang nggak naik kelas. Yang cewek itu ada dua dan yang cowok ada tiga kalau nggak salah yang tidak naik saat aku kelas III. Sebenarnya dari keseluruhan kelas III itu beberapa adalah temanku dulu TK yang tidak naik saat kelas I dan kelas II jadi sudah tidak perlu berkenalan lagi.

Ini belum terjadi sesuatu tapi setelah beberapa minggu mereka baru menampakkan diri mereka yang sebenarnya. Tapi tetap waktu itu aku bertemannya dengan anak cowok akrabnya, dengan cewek itu cuma biasa-biasa saja. Mereka tak masalah aku berteman dengan siapa saja, tapi ada juga yang nggak suka.

Sebelum ke cerita selanjutnya pepatah kata tak kenal maka tak sayang sebelum sayang-sayangan kita kenalan dulu, namaku bukan nama sebenarnya panggil saja dengan Anna. Aku tak mau menggunakan nama asliku dan nama asli tokoh yang ada di sini. Yang akan kutunjukkan cuma tempat kejadiannya walaupun tidak secara detail. Dikarenakan akan menyinggung beberapa pihak yang bersangkutan jika menggunakan nama asli dan latar tempat dengan sebenarnya.

***

Aku dan Bully [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang