Sesampainya aku di rumah, aku menaruh buku diatas meja belajar dan tiduran di kasur. Biasanya aku langsung ambil minum, tapi kali ini aku memilih rebahan di kasur sebentar. Kemudian, pergi mandi. Rasanya capek banget hari ini, banyak hal yang kulalui. Yang terpenting untuk saat ini pekerjaan rumahku sudah selesai dan aku tidak perlu memikirkannya lagi. Karena masih banyak hal yang belum kuselesaikan sampai saat ini. Iya mandi, aku belum mandi.
Aku keluar, mengambil handuk dan langsung ke sumur. Sampai di sana pun aku nggak langsung mandi. Masih duduk-duduk dulu, entahlah terlalu santai atau memang aku butuh santai.
“Kog sorean pulangnya?” Tanya Mamak ke aku yang habis selesai memberi minum sapi.
“Hooh, soalnya tadi juga berangkatnya sore.”
“Ngapain aja tadi, main?”
“Ngerjain PR matematika, terus ya cuma itu.” Aku bangun dan masuk ke kamar mandi dan mandi.
Rasanya seger banget setelah mandi. Capekku langsung hilang sehabis mandi. Pengen rebahan aja hari ini, tapi aku harus membereskan buku-bukuku dulu untuk besok. Aku tipe yang menjadwal pada malam hari biar tidak terburu-buru besok berangkat sekolahnya.
Eh iya, aku lupa! Kalau sore tadi sebelum pulang Atik ngasih aku surat balasan yang kemarin. Aku langsung mencarinya dan membukanya. Yah seperti inilah, aku membacanya dengan seksama. Kalau baca surat kaya gini itu, bisa sambil senyum-senyum sendiri nggak karuan dan untungnya tidak ada yang melihat. Soalnya aku sembunyi-sembunyi juga bacanya, kalau nggak begitu bisa dikira gila aku. Orang-orang di rumah juga suka banget yang namanya kepoin urusanku, jadi males aja gitu.
Setelah aku selesai membaca aku ambil kertas binder bergambar yang ada di laci meja belajarku. Dan mulai kutulis balasan surat dari Atik. Aku tak pernah bisa kalau tidak segera kubalas suratnya, kecuali aku lupa kalau aku dapat surat. Bisa-bisa suratnya di kasih hari ini, aku tahunya munggu depan jadi lama deh. Pernah kog aku seperti itu, ya namanya juga manusia pasti ada lupanya.
Besok di sekolah akan kukasih balasan surat ini. Sembunyi-sembunyi juga, biar aman dan tidak menjadi masalah. Ketika aku bersedih aku cuma bisa curhat sama Atik lewat surat kertas ini, tidak hanya bersedih saja, saat senang juga. Pokonya semua kucurahkan di selebar kertas ini perasaanku dan kubagikan ke Atik.
Aku sadar aku hanya sedikit punya teman, maka dari itu mereka sangat berharga bagiku. Aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang sebentar ini. Mungkin kita bisa bersahabat sampai tua. Iya, aku sampai membayangkan sejauh itu. Karena aku menaruh harapan kepada semua sahabatku, akan selalu bersama sampai lanjut usia. Mungkin aku berlebihan tapi, tidak ada yang tahu juga kan! Kita di sini cuma bisa berharap saja apa yang akan Tuhan berikan padaku.
***
Jumat ini, ada apa? Tidak ada, hanya seperti jumat-jumat sebelumnya. Sebenarnya hari ini hari dimana PR yang kukerjakan dengan Atik dikoreksi. Memang aku tidak sebangku dengan Atik, walaupun begitu aku sudah tahu berapa nilai yang akan kudapat. Memang kita sepakat juga untuk tidak duduk sebangku, ya untuk berjaga-jaga kalau nanti nilai kita sama saat ada PR. Tempat duduk di kelasku selalu berubah-ubah setiap minggu, jadi semua bisa merasakan duduk di depan ataupun di belakang. Tapi aku paling suka duduk di paling belakang kalau nggak ya tengah-tengah. Menurutku tempat itu paling nyaman.
Kita dilatih untuk jujur saat mengoreksi pekerjaan rumah, dan seperti biasa jawaban akan ditukar dengan teman bangku sebelah biar tidak ada kecurangan dalam mengoreksi jawaban. Yah kalau aku selalu memastikan kembali saat teman ku selesai mengoreksi dan memberi nilai, biar tahu apakah memang dia benar-benar mengoreksinya atau cuma waton coret aja. Bukan aku tidak percaya, tapi semua di kelasku penuh dengan persaingan apalagi yang mengoreksi jawabanku tidak suka denganku. Oke. Ya aku memang tidak percaya, tapi memastikan kembali itu lebih baik daripada menyesal kemudian hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Bully [SELESAI]
Teen FictionSiapa sih yang suka dibully? Yang jelas semua orang tidak mau dibully. Tapi kita hidup di circle, bahwa bully itu wajar. Wajar kalo kelebihan dan kekurangan seseorang pantas untuk dirundung. Perundungan yang amat menaikkan derajat si perundung, sert...