"T-tapi..", Hyeran terdiam. Ia masih berusaha mencerna semua keadaan ini.
Sekilas ia berpikir, apa atasannya ini bodoh atau memang tidak mengerti? Kenapa malah mengantarkannya ke rumah nya sendiri?
Hyeran menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa kau mengira akan pulang ke rumahmu sendiri?" Jimin sedikit bingung.
"Tentu saja! Lagipula aku sudah pulih oppa, Hyemi eonni dan appa pasti bisa merawatku!"
"Tidak. Kau sudah mengiyakan tawaranku untuk tinggal disini. Tidak ada tapi-tapian. Kau tetap tinggal di rumah ku." Jimin menatap Hyeran sedikit tegas.
"Tidak, oppa.." Hyeran sedikit memohon. "Biarkan aku pulang. Aku sudah bilang pada Hyemi eonni bahwa aku akan pulang hari ini!"
"Kau bisa menelfonnya kan?" cetus Jimin santai.
"Oppa.." Hyeran mendengus.
"Kenapa? Kau marah? Pada atasanmu?"
"T-tidak! Aku tidak marah. Hanya.. Sedikit kesal." Hyeran berhenti menatap Jimin dan melipat kedua tangannya.
"Daripada kau kesal padaku, lebih baik kau istirahat. Ayo, Ikut aku." Jimin terkekeh lalu menggandeng tangan Hyeran.
---
Mereka naik ke lantai 2. Luas dan elegan. Jimin membuka sebuah pintu yang membuat Hyeran ternganga. Kamar sentuhan modern berhiaskan pernak pernik yang tak sedikit harganya.
"Ini.. Kamar siapa?" Hyeran memasuki kamar itu perlahan.
"Siapa lagi kalau bukan kamar sekretarisku?" Jimin tersenyum.
"Ka kamarku?" Hyeran membelakkan matanya tak percaya.
"Kau tidak menyukainya?"
"Tidak! Ini, hebat! Bahkan seperti kamar bangsawan bagiku.." Hyeran mengelus sofa beludru berwarna cokelat terang. "Kenapa oppa sebaik ini padaku?"
Hyeran memandang Jimin dengan mimik yang sulit diartikan.
"Kenapa? Apa perhatianku mengganggumu?",Jimin mendekat.
Hyeran menggeleng. "Aku merasa sedikit rendah diri saat berada di dekatmu.."
"Malah Aku merasa senang sekaligus sedih saat bersamamu..", Jimin tersenyum lalu sedikit menunduk. "Kau tahu? Dulu aku punya sahabat kecil.."
"Pasti oppa sangat merindukannya.." Hyeran tersenyum.
"Sangat. Saat aku melihatmu, aku seperti melihatnya. Kau persis sepertinya, karena hanya dia yang bisa mengerti aku.." Jimin duduk di sisi tempat tidur.
"Siapa namanya?" Hyeran menghampiri Jimin.
"Kau pasti akan terkejut Hyeran ah.."
Hyeran menatap Jimin bingung.
"Namanya persis sepertimu. Sangat mengejutkan bukan?" Jimin menggapai tangan Hyeran untuk mendekat padanya.
"Namanya sama sepertiku? Hyeran? Bagaimana mungkin?" Hyeran duduk di sebelah Jimin.
"Tidak tahu, aku sendiri bingung. Aku terpaksa meninggalkannya saat usiaku menginjak 8 tahun dan semenjak itu aku tidak pernah bertemu dengannya lagi." Jimin menatap langit langit.
"Aku juga ditinggalkan saat berusia 8 tahun. Ia menghilang." Hyeran menghela nafas.
"Sahabat kecil mu? Sepertinya kisah kita sama." Jimin mengelus tangan Hyeran.
"Kalau oppa bertemu dengannya, oppa mau apa?"
"Memeluknya erat sekali, sampai ia tidak bisa berlari lagi." Jimin tersenyum.
♥ Voment ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL YOU PROMISE? [약속 하시겠습니?] | PJM ✔
عاطفية[COMPLETE•Follow first] "Aku butuh sekretaris baru sekarang!" "Sudah siap di interview Jimin ah.. Kau tinggal pilih sesukamu!" "Apa sesuai kriteriaku? Pastikan ia single dan memiliki rambut panjang!" *** Di sebuah Perusahaan ternama di pusat kota Se...