"Capture."
Seseorang memotret kejadian itu. Kejadian dimana Jimin menyuapi Hyeran sambil tersenyum.
"Jung Minha" -Calling
Segera saja ia mengangkat panggilan telfon itu.
"Sudah kau awasi?"
"Aku sudah memotretnya. Akanku kirimkan."
Orang itu segera pergi menjauhi rumah Jimin setelah menutup telfon.
Ia membuka aplikasi pesan lalu mengirim foto-foto dimana kemesraan Jimin dan Hyeran terpampang jelas.
---
"Enak kan?", Jimin tak berhenti tersenyum.
"Lumayan! Kenapa oppa terus tersenyum sambil menatapku?", Hyeran menatap Jimin. Jantungnya berdetak cepat sekarang.
"Karena wajahmu terlihat seperti pancake untukku!"
"Oppa ingin pancake?", Hyeran mengusap bibirnya. Ya.. Walaupun sedikit tidak mengerti hubungan dirinya dengan pancake.
"Andwe, aku melihatmu manis dan menggoda seperti pancake. Pancake dengan lumuran sirup maple dan buah diatasnya. Lezat."
"Apa yang oppa pikirkan?", Hyeran mendapat tatapan aneh dari Jimin.
Jimin mendekatkan dirinya sehingga wajah tampan Jimin hanya berjarak 5 cm dari paras cantik Hyeran.
"A apa yang oppa lakukan?", Hyeran terkejut dan meletakkan tangannya di dada bidang Jimin.
"Kau.. cantik Hyeran ah..", Jimin mendekatkan wajahnya lagi. Memegang tangan Hyeran dan menurunkannya sehingga jarak diantara keduanya terkikis.
Sesuatu yang basah, lembut, dan kenyal menyapu seluruh permukaan bibir Gadis itu. -- Atas dan bawah.
Jimin mencium bibir merah Hyeran lembut. Sedangkan yang diam dan hanya menatap Jimin.
Jujur, ia sangat kaget sekarang. Tubuhnya terasa kaku dan jantungnya seperti ingin lepas.
Bagaimana jika lelaki itu mendengar detak jantungnya?
Ciuman itu terasa manis dan hangat seperti memasuki dunia mimpi selama beberapa waktu. 2 menit berselang dan Jimin melepaskan ciumannya.
"My first kiss.", Jimin memundurkan wajahnya lalu tersenyum lembut menatap Hyeran yang masih terdiam.
"Sejujurnya.. Entah kapan aku mulai tertarik. Tapi kurasa perasaanku berbeda.", Jimin masih memegang tangan Hyeran.
Sedetik kemudian, Jantung Gadis itu dibuat jatuh kembali setelah mendapat pengakuan bagai sebuah petir.
"Saranghae Kim Hyeran."
Jimin mengutarakan seluruh isi hatinya dengan penuh kelembutan dan tatapan penuh arti.
Hyeran masih terpaku dengan perlakuan dan kata kata manis yang Jimin ucapkan. Hyeran tidak dapat berpikir. Seorang Park Jimin? Menyukai sekretarisnya? Ini hanya mimpi kan?
"Oppa bercanda?", Hyeran memelankan suaranya. "Jangan berbohong oppa.."
"Aku serius Hyeran ah. Mungkin ini terlalu cepat, tapi sejak mendengar kabar kau masuk rumah sakit, hatiku sibuk memikirkan keadaanmu. Pikiranku kacau. Dan dari situ aku sadar, bahwa perasaanku padamu mulai berubah.", Jimin tersenyum tulus.
"Tapi aku hanya sekretaris.."
"Aku tidak peduli. Cinta tidak memandang kasta kan?", Jimin mendekatkan tubuhnya pada Hyeran lalu memeluk tubuh kecil itu lembut seakan tubuh Gadis itu sangat mudah pecah.
"Apa kau merasakan hal yang sama denganku?"
Hyeran terdiam beberapa saat. Ia tidak membalas pelukan Jimin. Pikirannya masih menerawang jauh. "Aku.. Aku Belum bisa menjawabnya.."
Jimin hanya tersenyum lalu memejamkan matanya.
"Memelukmu saja aku sudah merasa senang, tenang saja aku tidak akan memaksamu mencintaiku."
♥ Voment ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL YOU PROMISE? [약속 하시겠습니?] | PJM ✔
Romance[COMPLETE•Follow first] "Aku butuh sekretaris baru sekarang!" "Sudah siap di interview Jimin ah.. Kau tinggal pilih sesukamu!" "Apa sesuai kriteriaku? Pastikan ia single dan memiliki rambut panjang!" *** Di sebuah Perusahaan ternama di pusat kota Se...