Sebelumnya, makasih untuk semua readers yang mau baca story ini. Faktanya, ini adalah work pertamaku yang bener-bener masih banyak typo dan agak aneh. Aku tulis ini udh agak lama jadi maaf kalau belum sempurna, enjoy! ❤
-cl
***Hyeran berdiri menghadap cermin. Kedua tangannya saling meremas hingga keringat dingin muncul di daerah pelipis.
"Tenanglah adikku tersayang, meskipun kau akan menikah lebih dulu daripada aku, aku merasa senang," Hyemi menatap Hyeran sayang.
"Aku gugup eonni. Sangat gugup."
"Semua wanita akan merasakan hal yang sama saat hari pernikahan mereka. Dan lihat! Kau tampak cantik mengenakan wedding dress. Anggun dan sederhana, kau beruntung menikah dengan Jimin, orang yang kau cintai." Hyemi memegang pundak adiknya guna menyalurkan rasa tenang sebelum acara dimulai.
"Apa pernikahan ini akan berakhir bahagia?"
"Jika hubungan didasari dengan cinta, kejujuran, dan kepercayaan aku percaya semuanya akan berakhir bahagia. Bahkan sampai maut memisahkan. Jimin sangat sayang padamu Hyeran ah, kau bisa lihat dari matanya. Memancarkan cinta dan ketulusan."
Hyemi mengelus surai rambut adiknya dengan penuh kasih sayang. "Kau pantas bersamanya, saat ada masalah bicarakanlah baik baik. Jangan egois dan mengertilah satu sama lain. Tanggung jawab kalian akan semakin besar, jadi berjuanglah sayangku!"
"Terima kasih eonni.. Terima kasih karena sudah mendampingiku bahkan sampai saat ini," Hyeran memeluk Hyemi. Matanya berkaca kaca.
"Sudah, jangan menangis, kau jelek nanti. Sebentar lagi acara dimulai, bersiaplah." Hyemi mengusap air mata Hyeran.
•••
"Jimin-ah, maaf karena eomma jarang mendampingi mu. Maaf karena eomma terlalu sibuk. Sejujurnya eomma sangat sayang padamu.." Seulmi memeluk putra satu-satunya itu lembut.
"Eomma tidak perlu minta maaf, maafkan aku juga yang selama ini selalu merepotkan eomma dan appa, bahkan saat ia masih hidup.."
"Sudah, jangan menangis lagi. Kau harus bersiap bersanding dengan kesayanganmu." Minha menggoda Jimin dan tersenyum.
"Minha ssi. Aku sedikit bahagia karena menikah lebih dulu daripada kau."
"Ya! Kau ingin aku tidak segera menikah?" Minha ingin mengacak ngacak rambut Jimin tapi sayangnya tidak bisa.
"Sudah-sudah, kenapa malah bertengkar? Bersiaplah, acaranya sudah mau dimulai." Seulmi bangkit dari posisinya.
•••
Kini Hyeran dan Jimin berdiri tepat di depan altar suci bersiap menempuh hidup baru bukan sebagai sepasang kekasih tetapi sebagai seorang sumi istri. Setelah selesai membacakan janji suci, Hyeran dan Jimin berciuman.
"Sekarang kalian resmi menjadi sepasang suami istri, tuan dan nyonya Park." Pastor itu tersenyum.
"Lihatlah Jimin, ia terlihat bersemangat!" bisik Taehyung kepada Jungkook.
"Jimin ssi pasti sudah tidak sabar memulai olahraga malamnya, oh atau mungkin sudah menegang sekarang." Jungkook terkekeh.
"Kalian sedang membicarakan apa hmm?", Jin dan Yoongi menghampiri Jungkook dan Taehyung.
"Tidak ada!" Keduanya terkekeh sambil menatap Jimin aneh.
"Kalian ini.."
23.00 KST
Pernikahan telah selesai tepat sesaat setelah Hyeran dan Jimin keluar dari gedung. Seusai berfoto bersama, Jungkook dan yang lainnya pulang dari gedung pernikahan.
•••
"Gomawo oppa." Hyeran tersenyum sembari duduk di sisi ranjang.
"Untuk?"
"Untuk segalanya. Sampai kita menikah sekarang, aku sangat bahagia."
"Kalau begitu, maukah kau berjanji padaku?"
"Berjanji apa?"
"Berjanji kau tidak akan pernah meninggalkan ku dalam keadaan apapun dan selalu mencintaiku."
"Tentu saja, oppa juga harus berjanji padaku." Hyeran mengulurkan jari kelingkingnya.
"Promise?" Jimin mengulurkan jari kelingkingnya dan menyatukannya dengan kelingking Hyeran.
"Promise."
"Dan, sekarang kau siap Nyonya Park?" Jimin mendekati Hyeran dengan gelagat menggoda.
"Siap apa Tuan Park?" Tanya Hyeran berpura pura polos.
"Melakukan olahraga sesungguhnya, olahraga yang selalu kau pikirkan!"
"Y-ya Oppa.." Jimin segera melumat bibir merah Hyeran. Tangannya mulai meraba tubuh indah gadis yang telah menjadi istrinya itu.
"Srett.."
Tanpa Hyeran sadari, wedding dress dirinya sukses dilepas oleh Jimin.
"Oppa.. Eugh!" Hyeran memejamkan matanya menahan desahan.
Jimin beralih ke leher jenjang gadis itu, menyesapnya dan meninggalkan bekas kebiruan.
Kedua tangannya yang menganggur digunakan untuk mengeriyangi tubuh istrinya.
"Mari kita ke ranjang." Jimin menggendong Hyeran sayang. Melihat sesuatu, Jimin berhenti lalu mengambil sebuah kertas. "Hey.. Apa ini?"
"Selamat membuat anak Jimin ssi.. -Taehyung dan Jungkook-
"Aishh kedua bocah itu." Jimin menidurkan Hyeran perlahan. Menindihnya dan membuka seluruh pakaiannya.
"Mari kita ikuti perkataan kedua bocah itu, membuat anak." Ucapnya tersenyum miring.
"Ya, oppa!" Hyeran mengerang saat Jimin menciumi seluruh bagian tubuhnya dari atas sampai bawah.
.
.Will You Promise -End-
.
.Jelek bgt endingnya.. Gila parah. :(
Bonus Chap?
Para readers sekalian, mau tanya kalo misalkan Will You Promise dibuat ada Season Duanya kalian msh mau pada baca atau enggak? :)
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL YOU PROMISE? [약속 하시겠습니?] | PJM ✔
Romance[COMPLETE•Follow first] "Aku butuh sekretaris baru sekarang!" "Sudah siap di interview Jimin ah.. Kau tinggal pilih sesukamu!" "Apa sesuai kriteriaku? Pastikan ia single dan memiliki rambut panjang!" *** Di sebuah Perusahaan ternama di pusat kota Se...