[16] Truth

6.2K 505 0
                                    

Seseorang menyapa Jimin dari arah samping.

"Jihyun-ah!" Jimin memeluk sepupunya itu erat. Mereka sudah lama tidak bertemu.

"Bagaimana kabarmu?"

"Sibuk, seperti biasa. Dimana Ahjumma?" Jimin memandang sekeliling sekali lagi. Sepi, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan.

"Ada di kamarnya. Kau pasti diundang eomma kan?"

"Iya. Ibu mu mengundangku kemari. Seperti ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.."

"Terdengar penting.." Jihyun menoleh. "Itu eomma!"

Wanita itu terlihat segar di usianya yang tidak bisa dikatakan muda lagi. Masih tetap penuh kehangatan dan kasih sayang.

"Jimin-ah, kau datang?"

"Iya, ahjumma.. Astaga, aku rindu sekali padamu." Jimin memeluk bibinya itu erat.

"Aku senang kau menyempatkan diri untuk datang. Kau pasti belum makan kan?" Han Jiyeon atau yang biasa disebut Ahjumma Han itu tersenyum.

"Belum, tapi ahjumma tidak usah repot repot.." Jimin membalas senyuman Ahjumma Han.

Namun karena terus didesak, Jimin berserta Jihyun dan Ahjumma Han makan bersama menikmati suasana berbeda selama 3 hari.

---

Sebaliknya di Seoul.

Hyeran terdiam dengan tatapan lurus. Tampak memikirkan sesuatu.

"Kapan Jimin oppa kembali? Bagaimana keadaannya? Apa ia menemui kekasihnya? Cih, kalau begitu dia jahat sekali." Hyeran memikirkan Jimin dan lama-lama tidak fokus pada pekerjaannya.

"Hyeran ssi.."

"Oh, Taehyung oppa." Hyeran bangkit berdiri.

"Kau terlihat tidak semangat beberapa hari ini.. Apa kau sakit?"

"Tidak oppa, apa ada sesuatu?" Hyeran memaksakan senyumnya.

"Hari ini aku akan makan siang bersama Jungkook. Mau ikut?" Taehyung menatap Hyeran dengan senyum kotaknya.

"Sepertinya tidak oppa, kalian berdua saja." Hyeran membungkuk sopan.

"Tapi kau belum makan kan sejak pagi? Kau harus makan Hyeran ah.." Taehyung terlihat khawatir pada sekretaris Jimin ini.

"Bagaimana oppa tahu, apa oppa peramal?" Tanya Hyeran dengan penuh candaan.

"Jimin memberitahuku sebelum dia pergi. Sepertinya dia tahu kau jarang sarapan dan sering lupa untuk makan siang, untuk itu Jimin menyuruhku mengawasimu.." Taehyung mengingat perkataan Jimin.

Hyeran tersenyum simpul lalu mengangguk pelan.

Taehyung, Hyeran, Jungkook akhirnya makan bersama. Ya, lumayan bisa membangkitkan mood Hyeran menjadi lebih baik.

...

Keesokan harinya.

"Appa dimana eomma?" Jihyun mencari Jiseok–ayahnya.

"Appa pergi selama beberapa hari. Mengurus proyek barunya.." Ahjumma Han menjelaskan.

Jimin mengitari seisi rumah. Melihat beberapa figura foto yang terkadang membuatnya tersenyum.

"Siapa kedua anak ini?" Jimin memandang foto hitam putih bergambar anak perempuan dan laki laki saling memegang tangan.

"Dulu kau terlihat mengemaskan.." Ahjumma Han menghampiri Jimin seketika.

"Aku?"

"Iya. Itu adalah fotomu sewaktu kecil.. Kira kira berumur 5 tahun," Bibi Jiyeon menerawang lalu tersenyum pelan.

"Lalu siapa yang ada disebelahku?" Jimin menunjuk perempuan berambut panjang sepunggung.

"Anak dari Kim Jonghyun dan mendiang Ryu Hanji.. Kim Hyeran."

"Apa? Kim Hyeran?" terkejut, lantas Jimin mengingat Hyeran sekretaris cantiknya.

"Apa kau mengenalinya?"

"Tida.. Aku hanya teringat sesuatu.." Jimin tersenyum paksa meski hatinya merasa suatu kejanggalan aneh.

WILL YOU PROMISE? [약속 하시겠습니?] | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang