[13] Jealous

6.6K 537 1
                                    

Hampir setengah jam Hyeran berbincang dengan Jin. Jimin yang sedari tadi menunggunya kesal dan menelfon Hyeran.

"Jimin Oppa" -Calling

"Oppa, aku angkat telfon dulu.", Hyeran sedikit menjauh.

"Ne Jimin oppa?"

"Pergi ke ruanganku sekarang.", Jimin tetap dingin.

"Mian, tapi aku masih.."

"Ke ruanganku sekarang!", Jimin memutuskan sambungannya.

Hyeran bingung. Sejak kapan Jimin marah padanya? Ia menghampiri Jin.

"Wae? Apa ada sesuatu yang penting? ", Jin melihat mimik muka Hyeran yang berbeda.

"Anniya, hanya saja atasanku memanggilku. Apa kita bisa bicara nanti?", Hyeran menatap Jin.

"Arraseo. Kalau begitu malam ini aku mampir ya!", Jin mengusap lembut rambut Hyeran.

"Gomawo Jin Oppa!", Hyeran tersenyum.

---

"Jimin oppa..", Hyeran menghampiri Jimin yang cuek.

Jimin tidak menatap atau membalas panggilan Hyeran.

"Apa oppa marah?", Hyeran menatap Jimin takut.

"Kenapa lama sekali?", Jimin tetap menatap layar laptopnya.

"Mi mianhae.. Tadi..", Hyeran menunduk.

"Apa itu namja chingumu?", Jimin menatap Hyeran lekat.

"Anni itu..", Hyeran gugup.

"Kenapa kau berbohong padaku? Kau mau aku pecat?", nada berbicara Jimin bertambah.

"An andwe..", Hyeran memundurkan tubuhnya.

"Pergi dari ruanganku.", Jimin menatap Hyeran seperti hendak memangsanya.

"Jimin oppa..", Mata Hyeran berkaca kaca.

"Pergi dari ruanganku!", Jimin meninggikan volume suaranya.

Hyeran diam, menunduk, dan segera pergi ke ruangannya.

Segera setelah Hyeran pergi, Taehyung menghampiri Jimin.

"Mwo ya?", Taehyung mendengar Jimin berteriak.

"Tidak ada.", Jimin melanjutkan pekerjaanya.

"Apa kau memarahi Hyeran?

Jimin menatap Taehyung.

"Jimin ssi, apa salah Hyeran? Dia hanya menemui temannya!", Taehyung melihat Hyeran yang meneteskan air mata. Terlihat sangat jelas ucapan Jimin membuatnya takut.

"Wae? Aku berhak kan?", Jimin menatap Taehyung tajam.

"Tapi kenapa?"

Jimin diam.

"Apa kau cemburu? Jika memang Hyeran sudah memiliki namja chingu, kau harus menerimanya Jimin ah.."

"Tapi kenapa harus berbohong?", Jimin merubah tatapannya ke arah Hyeran.

"Mungkin karena Hyeran belum siap membeberkannya.."

Jimin menghela nafasnya kasar.

"Jangan buat nama perusahaan dan namamu buruk didepan Hyeran, Jimin ah.. Dulu saat Sojin memiliki namja chingu, kau tidak memarahinya kan?"

Jimin terus memikirkan adegan itu. Adengan saat Hyeran dan Jin berpelukan, bertatap muka, dan rasa senang itu.

"Kenapa aku kesal? Apa aku cemburu? Tapi kenapa?", Jimin merasa bingung dengan dirinya sendiri. Ia kembali menatap Hyeran yang belum berhenti menangis. "Mianhae.. Aku membuatmu menangis tanpa alasan yang jelas.."

WILL YOU PROMISE? [약속 하시겠습니?] | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang