SC 1 : About Secretary and Hug

2.8K 223 5
                                    

Jangan lupa utk Vote dan Komen yaa.

***

Hyeran menghela nafas pelan. Beberapa kali jarinya mengetuk-ngetuk meja dengan perasaan tidak tenang dan cemas, seolah-olah ada yang mengusik pikirannya.

Ini sudah jam 10 malam, dan sebenarnya wajar saja jika suaminya—Park Jimin belum pulang dari kantor karena ia adalah seorang CEO sibuk.

Semenjak menikah dengan Jimin, pria itu memaksanya untuk berhenti bekerja dan berharap gadisnya hanya fokus pada anak-anak dan rumah tangga mereka.

Sebenarnya Hyeran tidak setuju dengan keputusan Jimin, karena sejujurnya ia adalah tipe wanita workaholic, yang juga ingin menemani suaminya bekerja. Walau belakangan ini memang tidak lagi karena mengurusi Jieun dan Jaehwan yang sibuk bersekolah.

Pada awalnya gadis itu bertanya siapa yang menggantikannya untuk menjadi sekretaris Jimin, dan setelah mengetahui jawabannya, ia menghela nafas lega. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena sekretarisnya—

"Kau khawatir yang menggantikanmu lebih cantik? Tenang saja, Taehyung yang akan menggantikanmu." Jimin terkekeh melihat raut muka Hyeran yang sebenarnya cemburu namun berusaha ditutupi.

Dalam hati, gadis itu bersorak gembira. Ingin melompat senang namun tahu umur dan posisi. Alhasil, waktu itu ia hanya mengangguk dan kembali ke tempat tidur. "Baiklah, kalau begitu aku tidur dulu."

Jimin tersenyum dan segera saja menyusul istrinya berbaring. "Kau cemburu?" Tanyanya lalu memeluk Hyeran dari belakang.

"Cemburu? Mana mungkin? Cemburu itu tanda tidak mampu, oppa."

Jimin terkekeh dan mengelus pelan perut gadisnya yang sedang diam-diam menahan suara. "Apa kau tidak rindu padaku? Belakangan ini ada proyek yang membuatku terpaksa lembur. Sekarang adalah waktu yang langka bagi kita."

Hyeran mendengus. "Lalu kau mau apa? Aku lelah oppa. Berhentilah mengelus-elus perutku."

Bukannya berhenti, Jimin malah tersenyum geli dan lanjut menciumi aroma leher istrinya.

"Oppa!" Rengek Hyeran lalu memutuskan untuk menyingkir sedikit.

"Kau jahat sekali sih sayang. Setidaknya balas peluk, atau cium aku."

Hyeran membalikkan tubuhnya dan membelai wajah Jimin. Ia memajukan wajahnya dan mengecup bibir Jimin terlampau cepat.

"Sudah kan? Sekarang biarkan aku tidur."

Jimin yang masih merasa kurang dengan itu, memajukan dirinya dan mencium bibir Hyeran lagi. Kali ini ciuman yang lembut dan lebih lambat.

"Kenapa kau terlihat kesal sih? Kau marah padaku?" Tanya Jimin setelah mereka selesai berciuman.

Hyeran menggeleng. "Tidak, aku tidak marah padamu. Aku baik-baik saja."

"Perempuan itu kalau bilang tidak marah dan baik-baik saja, sejujurnya pasti marah dan tidak baik-baik saja. Katakan padaku, apa yang mengusikmu?"

Hyeran menggeleng lagi, lalu memutuskan untuk berbalik dan membelakangi Jimin.

Melihat sikap Hyeran, bukan Park Jimin namanya jika belum puas dengan jawaban istrinya. Ia membalikkan tubuh Hyeran dan memandangnya lekat. "Apa kau marah padaku karena aku lembur?"

Hyeran menggeleng dan akhirnya menghela nafas. Jika ia hanya mengelak, ia yakin akan terus diteror sepanjang malam dan itu menyebalkan. "Aku hanya masih tidak percaya pada perkataanmu."

"Perkataanku? Tentang apa?"

"Penggantiku. Jika dipikir-pikir mana mungkin wakil CEO menjadi sekretaris juga? CEO dan wakil CEO kan sama-sama sibuk."

Mendengar hal itu, Jimin tidak bisa menahan tawanya. "Jadi kau cemas jika sekretarisnya bukan Taehyung?"

"Bukan itu! Aku hanya takut kalau penggantiku akan lebih cantik dariku." Seusai mengatakan hal itu, pipi Hyeran memerah, menahan malu.

"Istriku lucu sekali sih." Jimin tersenyum gemas dan mencium bibir Hyeran cepat. "Tenang saja, akan kupastikan penggantimu nanti tidak akan secantik istriku ini."

Hyeran balas tersenyum dan sedikit kecemburuan di hatinya lenyap begitu saja. "Benarkah?"

Jimin mengangguk. "Tapi sebenarnya memang benar kalau sekarang Taehyung lah yang menggantikanmu untuk sementara waktu. Aku hanya khawatir kau akan cemburu karena itu."

"Tentu saja aku cemburu. Sekarang Oppa kan matanya tidak bisa dijaga, padahal dulu, setiap kali aku dekat dengan Jungkook oppa kau selalu posesif."

Jimin terkekeh dan memeluk Hyeran erat. "Aku hanya sayang padamu. Hanya sayang pada Park Hyeran."

"Park Hyeran? Oppa! Menjijikkan sekali."

"Kau kan sudah menjadi istrinya Park Jimin. Kau bahkan sudah resmi disebut sebagai Ny. Park."

Mendengar hal itu, Hyeran menenggelamkan kepalanya ke dalam ceruk leher Jimin. Tidak bisa menahan wajahnya yang memerah. "Iya, aku Ny. Park."

Jimin tersenyum dan mengecup surai istrinya sayang. "Sekarang kau sudah tidak marah lagi?"

Hyeran menggeleng samar. "Sudah tidak. Sekarang aku mengantuk. Ingin tidur."

Jimin mendengus. "Apa kau tidak mau bermain denganku dulu?"

Hyeran menggeleng lagi. "Hari ini jangan dulu ya oppa, seharian ini aku sibuk mengurusi Jieun dan Jaehwan. Mereka bertengkar dan sulit sekali memisahkannya."

Walau sedikit kecewa, Jimin akhirnya memutuskan untuk mengalah dan memeluk istrinya lebih erat lagi. Memberikan kenyamanan yang terlampau besar. "Kalau begitu tidurlah, aku akan memelukmu sepanjang malam."

[]

Special chapter ini akan dibagi menjadi 5 part, semuanya bersambung dan menceritakan sedikit kisah Hye-Jim setelah menikah. ><

WILL YOU PROMISE? [약속 하시겠습니?] | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang