[23] Keeper

6K 460 5
                                    

"Bagus."

Seseorang yang telah memotret Jimin dan Hyeran itu menerima sebuah koper berisi lembaran uang.

"Terus awasi mereka." Seseorang yang memberikan uang itu tersenyum.

"Aku akan melaksanakan tugasku dengan mudah Nona Jung."

Seseorang yang menerima koper itu membungkuk lalu pergi.

"Jung Minha!"

Merasa namanya disebut, gadis itu berbalik. "Ya?"

"Sudah dapat perkembangan nya?", Seorang wanita paruh baya menghampirinya.

"Ya. Lihatlah. Sempurna bukan?", Minha memperlihatkan foto Jimin dan Hyeran.

Ia tersenyum, "Lebih dari yang kita harapkan."

---

2 hari telah berlalu. Hyeran diijinkan bekerja kembali oleh Jimin asalkan tetap dalam pengawasan Eunshi, Taehyung, atau Jimin sendiri. Entah kenapa, Hyeran dan Jimin lebih banyak diam daripada mengobrol seperti biasa semenjak ungkapan mengejutkan itu.

"Jimin ssi, aku perhatikan kau dan Hyeran terlihat berbeda.", Taehyung duduk di hadapan Jimin.

"Anni, kami baik baik saja. Tidak ada masalah."

"Kau yakin? Semenjak keluar dari rumah sakit, Hyeran bersamamu kan? Kau tidak berbuat yang tidak tidak kan?", Taehyung menatap Jimin seksama.

Ia tahu Jimin sering menonton film dewasa dan favoritnya adalah Miyabi, oleh karena itu Taehyung sedikit curiga.

"Kau isi otakmu dengan apa hah? Aku ini pengusaha, mana mungkin berbuat hal rendahan seperti itu?", Jimin kesal.

"Lalu?", Taehyung masih penasaran dan tidak puas dengan jawaban itu.

"Lalu silahkan kau pergi, dokumen ini sudah dari tadi aku tanda tangani, berhentilah bertanya!"

Taehyung hanya mendengus lalu pergi meninggalkan Jimin. Dasar menyebalkan.

"Kira kira Hyeran merasakan perasaan yang sama denganku atau tidak? Aku yakin ia sedang memikirkannya."

---

"Apa Jimin oppa serius dengan ucapan nya? Ia mencintaiku?", Hyeran terus menerus memikirkannya. Akibatnya Ia menjadi kurang fokus dalam bekerja.

"Hyeran ssi..", Seseorang menepuk pundak Hyeran.

"Ne?", Hyeran menoleh. "Eunshi ah.."

"Gwenchana?", Eunshi mengecek dahi Hyeran.

"Neo gwenchana, jangan khawatirkan aku!", Hyeran berusaha tersenyum dan melupakan pikirannya.

"Kau tidak fokus Hyeran ah, ini data tahun lalu.", Eunshi menukarnya dengan data yang baru. "Tidak akan berguna jika kau mengetik data lama."

"Jinjja? Ah Mianhae..", Hyeran menunduk menyesal.

"Kau sedang dalam masalah? Ceritakan padaku..", Eunshi terlihat khawatir.

"Andwe, jinjja gwenchana. Aku hanya sedikit belum terbiasa karena beberapa hari ini aku tidak bekerja..", Hyeran menampilkan senyum terbaiknya.

"Ara tapi kalau ada masalah, ceritakan padaku oke?", Eunshi mengelus pundak Hyeran.

"Ne Eunshi ah, gomawo."

Sesudah itu, Eunshi berbalik dan meninggalkan Hyeran.

"Aku harus segera memberikan jawaban.."

Hyeran pergi ke ruangan Jimin dengan perasaan gugup. Berulang kali ia menghela nafasnya.

"Permisi Jimin oppa..", Hyeran masuk ke dalam ruangan. Terlihat Jimin sedang sibuk mengurusi berkas berkas kantor. Melihat Hyeran, Jimin menghentikan pekerjaannya.

"Kemarilah.."

Hyeran mendekati Jimin perlahan.

"Ada apa?", Jimin tersenyum.

"Aku.. aku ingin berbicara sesuatu..", Hyeran menunduk.

"Bicara saja!", Jimin menuntun Hyeran duduk di sofa.

"Emm.. Sebenarnya pengakuan oppa 2 hari yang lalu, membuatku terkejut. Kenapa oppa mencintai wanita biasa seperti aku? Ada banyak wanita yang lebih baik daripada aku, contohnya Eunshi.."

Hyeran mengalihkan pandangannya ke arah lain dan meremas ujung pakaiannya.

Jimin memegang tangan Hyeran lembut. "Bukankah aku pernah bilang kalau cinta tidak memandang kasta?"

Hyeran mengangguk pelan dan tersenyum samar. "Bisa tunggu aku beberapa hari lagi? Aku berjanji, aku akan segera memberikan jawaban pada oppa."

"Sampai kapanpun, aku akan menunggumu Hyeran ah.", Jimin mengelus rambut Hyeran.

"Aku yakin, kau memiliki perasaan yang mungkin sama denganku. Hanya saja, kau masih meragukan perasaan hatimu."

[]

WILL YOU PROMISE? [약속 하시겠습니?] | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang