Sayang Bangtan banyak-banyak.
💜💜💜Happy reading! :)
***
"Ah, tidak peduli." Nada kesal dan gumaman malas keluar dari mulut gadis yang sudah berbalut gulungan piama itu. Niat nya yang ingin menunggu Jimin hancur sudah.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam dan pria itu belum juga menunjukkan tanda-tanda kembali dari kantornya.
Dengan kesal, Hyeran menyentak kakinya dan naik ke kamar—bersiap tidur karena sejujurnya ia lelah juga. Makin lelah ketika suaminya itu belum pulang bahkan tidak mengabarinya sama sekali.
Ketika gadis itu ingin membuka kamar, tiba-tiba saja dari arah bawah terdengar debaman pintu yang ditutup dengan keras.
Khawatir ada maling yang masuk, buru-buru Hyeran turun dan mengambil ancang-ancang. Hyeran sengaja tidak menyalakan lampu karena takut pencuri itu melihatnya.
"S-siapa disana?" Tanyanya takut-takut. Tidak ada jawaban, gadis itu menghembuskan nafas dan bersiap memukul siapapun yang sudah berani masuk ke rumahnya malam-malam begini.
"Mati kau!" Pekik Hyeran bersiap memukul orang yang ia kira pencuri itu. Namun ketika dirinya melihat siapa yang duduk di sofa, niatnya mendadak hilang karena Jimin tertidur disana.
Segera saja gadis itu menghela nafas lega dan kesal disaat bersamaan. "Oppa, bangun. Kenapa malah tidur di sofa?"
Jimin tidak menjawab dan malah memperbaiki posisi tidurnya. Melihat hal itu, Hyeran memejamkan mata kesal karena mencium bau alkohol dari jas pria itu. Jimin mabuk berat.
"Bagus. Bukannya memikirkan istri atau anak-anak, kau malah mabuk." Hyeran memutuskan untuk melepas sepatu Jimin dan membiarkannya tidur di sofa malam ini. Biar saja sakit, pikirnya.
Drtt.. Drtt..
Ketika ia melepas sebelah sepatu Jimin, Hyeran mendengar suara deringan dari ponsel pria itu. Penasaran, dengan perlahan Hyeran mengambil ponsel Jimin dari dalam jasnya dan mengecek siapa yang berani mengirimi suaminya pesan malam-malam begini.
From: Ahyeong
Daepyonim, apa anda pulang dengan selamat? Aku khawatir sekali memikirkanmu.Memejamkan mata kelewat kesal karena pesan itu datang dari seorang wanita, Hyeran menatap Jimin dengan tatapan membunuh.
Belum selesai gadis itu ingin mengetikkan balasan, sebuah pesan kembali masuk.
From: Ahyeong
Daepyonim, aku minta maaf karena meminta anda minum denganku. Terima kasih karena sudah mau menemaniku.Usai membaca isi pesan, Hyeran rasanya ingin membunuh wanita bernama Ahyeong detik itu juga.
"Awas saja ya oppa, kau berani berselingkuh, kubunuh kau." Ucap Hyeran lalu meletakkan ponsel Jimin dengan kasar di atas meja.
Gadis itu memutuskan untuk bangkit berdiri dan pergi ke kamar, niatnya yang tadi ingin melepaskan sepatu dan jas Jimin diurungkan begitu saja.
"Dingin..."
Langkahnya terhenti begitu mendengar suara dari sofa.
"Aku. Tidak. Peduli." Ucap Hyeran menghela nafas kasar lalu pergi ke kamar.
Beberapa menit kemudian, gadis itu keluar beserta dengan sebuah selimut.
Melihat keadaan Jimin yang sebenarnya mengenaskan, dengan setengah hati Hyeran melemparkan selimut ke atas tubuh Jimin.
"Selamat malam." Lalu kembali lagi ke dalam kamar.
•••
"Selamat pagi." Ucap Jimin manja. Melihat Hyeran sedang sibuk memasak, Jimin melingkarkan tangannya di perut gadis itu. "Kenapa tidak membawaku ke kamar? Aku kedinginan tahu."
"Aku sudah memberikan oppa selimut." Jawab Hyeran sekenanya. Sejujurnya malas untuk mendengar suara Jimin.
"Maaf karena kemarin aku pulang terlambat."
Hyeran tidak menjawab dan lebih memilih untuk menyelesaikan pekerjaan memasaknya.
"Hye, kau marah padaku?"
Menyadari kelakuan Hyeran yang tidak seperti biasanya, Jimin mengernyitkan sebelah alisnya. "Sayang?"
"Berhenti mengangguku, oppa membuatku tidak fokus memasak." Dengan kasar Hyeran melepaskan tangan Jimin dari perutnya.
"Aku minta maaf karena kemarin pulang terlambat, aku ada meeting penting dengan klien.."
Mendengar alasan Jimin, Hyeran terdiam dan terkekeh tak percaya. Suaminya itu sekarang sudah berani berbohong?
"Dengan siapa?" Tanyanya dengan nada dingin.
"Dengan Taehyung dan juga sekretarisku."
"Taehyung oppa?" Hyeran mengangkat sebelah alisnya.
Jimin mengangguk. "Belakangan ini perusahaan sedang sangat sibuk karena Jungkook dan aku berencana untuk membuat sebuah proyek global."
Hyeran merotasikan bola matanya malas. "Ya, uruslah itu."
"Sayang.... Jangan marah lagi ya? Aku janji setelah semua ini selesai, aku akan meluangkan waktu untuk berkencan."
Hyeran hanya mengangguk asal dan tetap fokus pada aktivitas memasaknya, sementara Jimin masih menghela nafas menyadari istrinya masih saja berperilaku dingin kepadanya.
10 menit kemudian.
"Ini makanlah." Ucap Hyeran selagi kedua tangannya menyimpan sup pereda mabuk ke atas meja.
"Terima kasih." Jimin tersenyum namun Hyeran tampaknya tidak tertarik sama sekali.
Seusai Hyeran selesai meletakkan semua lauk ke atas meja, Jimin terdiam karena gadis itu tidak ikut makan bersamanya.
"Kau tidak makan?"
Hyeran menggeleng dan tersenyum tipis. "Aku tidak lapar, oppa saja yang makan." Selanjutnya gadis itu berbalik dan mengecek ponselnya.
Masih penasaran dengan Hyeran, Jimin mengernyit heran begitu melihat istrinya tersenyum begitu senang ke arah ponselnya.
Selanjutnya gadis itu mengetikkan sebuah pesan lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
WILL YOU PROMISE? [약속 하시겠습니?] | PJM ✔
Romance[COMPLETE•Follow first] "Aku butuh sekretaris baru sekarang!" "Sudah siap di interview Jimin ah.. Kau tinggal pilih sesukamu!" "Apa sesuai kriteriaku? Pastikan ia single dan memiliki rambut panjang!" *** Di sebuah Perusahaan ternama di pusat kota Se...