SC 3 : Having an Affair

2.2K 216 12
                                    

Selamat hari Raya idul Fitri bagi kalian yg merayakan. 🤗💜

***

Siang ini, gadis yang sudah 8 tahun menikah dengan Park Jimin itu sedang bersiap dengan bersenandung begitu ria.

"Sebaiknya kukenakan apa?" Gumamnya seorang diri sembari menatap cermin. "Sekarang aku jarang sekali keluar rumah." Gumamnya pelan. Memikirkan beberapa tahun ini dirinya sangat sibuk mengurusi Jieun dan Jaehwan. Bukan tidak suka atau bagaimana, hanya saja Hyeran sangat merindukan waktu me time nya. Terutama suaminya yang sekarang juga jarang pulang ke rumah, membuatnya semakin bosan. Jujur, ibu muda itu jenuh.

Hari ini juga selepas sarapan, tanpa berpamitan dengannya, pria itu hanya bergegas pergi seolah lupa dengan siapa dia tinggal selama ini.

Membuat gadis dua anak itu kesal tentu saja—merasa tidak dihargai.

Bukankah setidaknya dia mengatakan ‘Aku pergi’ atau ‘Aku ada urusan penting’ sebelum keluar tanpa menghabiskan sarapan? Woah, menyebalkan sekali.

"Oppa sekarang tidak menganggapku lagi kan?" Tanyanya entah pada siapa—dengan bibir merenggut. "Baiklah, aku juga bisa."

Setelahnya gadis itu memutuskan untuk memakai pakaian berwarna pink cerah dengan bandana lucu untuk rambutnya.

"Eomma!!!"

Tiba-tiba saja dari arah bawah, tepatnya dari ruang tamu terdengar teriakan ceria para buntalan kapas miliknya.

Berhenti dari aktivitasnya memakai makeup, Hyeran buru-buru tersenyum senang dan turun ke bawah—menyambut Jieun dan Jaehwan yang baru pulang dari sekolahnya.

"Jieunnie, Jaehwannie!" Sambut sang ibu dihambur kedua anak lucunya yang memeluknya erat, rutinitas harian yang selalu sukses membuat ketiganya tertawa.

"Eomma, coba tebak hari ini Jieun dapat peringkat berapa?" Tanya sang putri dengan raut wajah memicing.

Hyeran berpura-pura berpikir dengan satu tangan diletakkan di pelipis. "Emm, coba eomma tebak.. Berapa ya?" Selanjutnya gadis itu tersenyum. "Dua?"

"Eomma tidak berbakat! Jieun peringkat satu! Lihat," Renggut Jieun dengan bibir mengerucut lucu lalu mengambil sebuah kertas dari dalam tasnya.

Hyeran terkekeh, "Putri eomma pintar! Jieunnie hebat sekali!" Lalu gadis itu menepuk kedua tangannya mengapresiasi.

"Eomma, kalau Jaehwan, coba tebak peringkat berapa?" Giliran putra bungsunya yang bertanya.

Jieun tertawa mengejek, "Kalau Jaehwan pasti jelek. Dia kan tidak sepintar aku."

Jaehwan mencibik kesal. Kalau dulu, pasti dirinya sudah menangis kalau diejek oleh kakak perempuannya itu. "Jaehwan tahu Jaehwan tidak sepintar noona, tapi kalau olahraga peringkat noona berapa?"

"Ish, kau ini—"

"Sudah-sudah, jangan bertengkar." Potong Hyeran sudah sangat paham bahwa kedua buntalan kapasnya itu sangat suka beradu mulut satu sama lain. "Memangnya peringkat olahraga Jaehwan berapa?"

Jaehwan menunjuk dirinya sendiri dengan bangga, "Yang pasti setampan wajah Jaehwan."

Cih, benar-benar mirip dengan Jimin.

Hyeran terkekeh dan tak tahan untuk mencubit gemas pipi putranya itu. "Iya, Jaehwannya eomma memang paling tampan. Berarti Jaehwan peringkat satu kan?"

Jaehwan mengangguk semangat. "Eomma pintar!"

Hyeran tersenyum lalu mengulum bibir saat menyadari dirinya harus segera pergi untuk bertemu dengan seseorang.

"Jieunnie, Jaehwannie, sekarang kalian mandi dulu lalu makan. Makanannya sudah Eomma siapkan di meja."

Jieun yang lebih peka daripada adiknya segera saja melipat kedua tangan. "Eomma mau pergi?"

Hyeran mengangguk. "Eomma ingin menemui kolega eomma sebentar. Mungkin sampai malam? Eomma juga sudah meminta Hyemi eonni untuk bermain dengan kalian. Jadi selama eomma pergi, tunggu dan jangan merepotkan eonni ya?"

Kedua buntalan kapasnya mengangguk patuh dan mengangkat tanda, memberi hormat—tanda mengerti. Melihat hal itu, Hyeran tersenyum dan membantu keduanya untuk meletakkan tas. "Kalau begitu, sekarang eomma pergi dulu. Baik-baik di rumah dan jangan bertengkar."

•••

Lantunan lagu ‘Night Changes’ milik One Direction sukses memenuhi pendengaran gadis berpakaian pink cerah itu begitu kedua kakinya masuk ke dalam cafe.

Melirik ke arah kiri dan kanan untuk mencari seseorang, bibirnya segera saja tertarik begitu melihat sosok pria yang sudah lama tidak ditemuinya.

"Jungkook oppa!"

Mendengar ada seseorang yang memanggilnya, ia mendongak dan menemukan presensi Hyeran yang tersenyum senang ke arahnya.

"Hyeran-ah," Ujarnya lalu meletakkan frappe yang baru saja ia teguk. "Aku rindu sekali padamu, mantan sekretaris."

Mendengarnya, Hyeran mencibik lalu duduk dihadapan pria Jeon itu. "Bagaimana kabar oppa?"

"Kau tahu kalau aku sedang sibuk membuat proyek bersama dengan suamimu itu."

Mendengar kata ‘suami’ lekas saja Hyeran memutar bola matanya malas. Teringat akan seorang wanita yang mengirimi prianya pesan. Sang sekretaris baru.

"Sepertinya kau ada masalah dengan Jimin. Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya rindu saja dengan oppa. Kita kan jarang sekali bertemu semenjak aku menikah." Jawabnya tersenyum tipis.

"Jimin tahu tentang ini?"

Hyeran menggeleng. Untuk apa juga dia tahu? Pria itu bahkan berbohong perihal kemarin. Membuat kesal saja.

"Lebih baik kita tidak usah bicarakan dia, oppa. Aku malas."

Jungkook mengangkat sebelah alisnya heran—penasaran apa yang membuat gadis itu kesal. "Apa ini tentang sekretaris Jimin yang baru?"

Mata Hyeran reflek membelak begitu Jungkook menyebutkan kata sekretaris baru. "Oppa, bagaimana kau bisa tahu?"

Jungkook mengindikkan bahu membanggakan diri. "Tentu saja. Aku kan lelaki peka."

"Cih." Cibik gadis itu lalu terkekeh. "Pokoknya aku sedang kesal dengan Jimin, aku ingin bersenang-senang hari ini."

"Bersenang-senang? Lalu bagaimana dengan kedua buntalan kapasmu?"

Hyeran tersenyum. "Tenang saja, di perjalanan tadi aku meminta Hyemi eonni untuk menjaga Jieun dan Jaehwan. Oppa, kau ingat waktu itu kita pernah bermain ke Lotte World?"

Tentu saja Jungkook mengangguk. "Tentu saja aku ingat. Aku tidak bisa melupakan ekspresi Jimin waktu kau bersamaku." Lanjutnya lalu terkekeh geli.

"Kalau begitu, bagaimana kalau hari ini kita bermain kesana?" Tanya Hyeran kelewat antusias.

[]

WILL YOU PROMISE? [약속 하시겠습니?] | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang