[17] Past

6K 501 1
                                    

"Saat itu, kepribadianmu masih belum terlihat. Pemalu dan menutup diri. Ayahmu, Jinyoon memiliki orang kepercayaan sekaligus sahabat yaitu Kim Jonghyun yang kebetulan memiliki dua orang putri kecil."

Ahjumma Han menghela nafas sejenak. "Saat itu putri putrinya berpisah karena Jonghyun dan istrinya terlibat sebuah konflik besar. Ayahmu dan Jonghyun pergi menghadiri suatu acara dan membawa anaknya masing masing. Meninggalkan mereka bersama. Kau dan Hyeran kecil. Terlihat lugu dan polos, memegang sebuah balon kecil. Kau terjatuh dan balon itu terlepas dari genggaman kecilnya. Jimin kecil menangis dan malaikat polos datang menghapus air mata itu. Memberikan balonnya dan kalian bermain bersama." Ahjumma Han mengingat semua itu. Sungguh manis.

"Saat melihat kejadian itu, sempat terpikir oleh ayahmu dan Jonghyun untuk menjodohkan kau dan Hyeran. Namun sampai sekarang ayahmu tidak pernah lagi bertemu Jonghyun, sahabat lamanya setelah mereka berpisah kota." Ahjumma Han menambahkan.

"Dimana Hyeran sekarang?" Jimin masih memandang foto lama itu.

"Aku tidak tahu. Tapi seingatku ia mempunyai sebuah tahi lalat di belakang lehernya." Ahjumma Han berusaha mengingat.

"Aku akan mencoba mencarinya." Jimin mengelus foto itu.

Tiba tiba terdengar suara sering telefon.

"Taehyung ssi" -Calling

"Yeobseyo.." segera saja, Jimin mendengar nada khawatir.

"Jimin ssi! Hyeran..!"

"Kenapa? Ada apa dengan Hyeran?" Jimin seketika panik mendengar Taehyung menyebutkan nama sekretarisnya.

"Tiba tiba ia pingsan.." Taehyung masih mencoba meyadarkan Hyeran.

"Dimana kalian sekarang? Aku akan kembali." Jimin memegang ponsel itu dengan cemas. Ia sungguh khawatir dengam sekretarisnya.

"Rumah Sakit Pusat."

Setelah itu Jimin langsung mematikan telfon dan segera meminta ijin untuk pulang lebih cepat.

"Ada apa?" Ahjumma Han melihat mimik muka Jimin yang berubah.

"Maaf, tapi sepertinya aku harus pergi sekarang! Sekretarisku pingsan." Jimin membungkukkan badannya dan pergi.

"Hati hati, jangan melebihi kecepatan dijalan!"

---

Jimin berlari di sepanjang koridor rumah sakit. Kamar no 306 disanalah Hyeran berada.

"Taehyung ssi, bagaimana bisa?!" Jimin mendekati Hyeran yang terbaring lemas.

"Saat kami pulang dari restoran untuk makan siang, tidak sengaja ada motor yang menabraknya.." Taehyung terlihat menyesal.

"Seharusnya kau lebih menjaga Hyeran!" Jimin memegang tangan Hyeran yang dingin.

"Aku akan urus administrasi.." Taehyung pergi.

"Hyeran-ah.. Ayolah, bangun. Aku disini" Jimin menatapnya sedih.

Beberapa menit kemudian, tangan Hyeran bergerak kecil dan kelopak matanya bergerak perlahan.

"Jangan paksa tubuhmu bangun kalau kau belum merasa kuat.." Jimin mengelus rambut Hyeran lembut.

Sesekali ia mengecup tangan Hyeran agar sekretarisnya itu tidak merasa sendirian.

"J-Jimin oppa.." Hyeran berkata lirih.

"Aku disini, kau butuh sesuatu?" Jimin memegang pipi Hyeran.

Hyeran menggeleng pelan dan mengusahakan senyumnya.

"Bukankah oppa pergi? Kenapa ada disini?" suara Hyeran nyaris tak terdengar.

"Tidak, aku disini. Nanti kita bicara lagi ya? Sekarang kau istirahat, jangan berbicara dulu.. Tenagamu belum cukup." Jimin menatap Hyeran lembut.

[]

WILL YOU PROMISE? [약속 하시겠습니?] | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang