Part 22: Penyemangat

514 33 1
                                    

Aulia POV.

Saat ini aku sedang ada diruangan king nassar, sungguh aku sangat terkejut ketika melihat wajah aa nassar terdapat perban di pelipis kanannya. Aku dengannya pun berbincang bincang dan ketika aku ingin tahu apa yg terjadi semalam pada king nassar dia selalu mengalihkan pembicaraan, sungguh saat itu aku benar benar sangat kesal pada king nassar.

Dan saat aku ingin kembali ke ruangan latihan tiba tiba aa nassar mencegahku untuk pergi dan menyuruhku untuk membantunya mengganti perban, aku pun mengiyakan dan membawa kotak obat di atas meja rias setelah itu aku mulai mengganti perban aa nassar.

"Makasih yah aulia!" Ucap aa nassar dan aku pun hanya mengangguk dan membalasnya dengan senyuman manisku.

Aku mulai mengobati luka aa nassar. Pertama aku membuka perbannya dan ketika dibuka aku sedikit kget karna lukanya lumayan parah, setelah itu aku menuangkan cairan ke kapas dan menekan nekan pelan kearah lukanya aa nassar.

"Aww!!" Ucap aa massar membuatku terkejut setengah mati. Pasalnya saat itu aku sedang memperhatikan wajah aa nassar yg begitu terlihat sangat tampan.

"Maaf! Maaf aa gak sengaja! Sakit yah?" Ucapku meminta maaf padanya.

"Iya lah sakit pelan pelan dong!" Ucap aa nassar lembut. Aku pun kembali mengobati lika aa nassar.

Aa nassar memejamkan matanya dan aku pun terus menatap wajah aa nassar, tanpa sadar aku tersenyum.

"Ya allah aku mohon jaga aa nassar, lindungin dia, aku menyayanginya. Aku harap aa nassar bisa bertahan dengan sifatku yg seakan akan cuek pada aa nassar, sebernya aku juga memiliki perasaan yg sama terhadap aa nassar tapi aku belum siap jika harus bicara sekarang pada aa nassar!" Ucap aulia dalam hati.

"Kamu kenapa liatin aku kaya gitu?" Ucap aa nassar membuatku kaget untuk kesekian kalinya.

"Kenapa sih aa nassar selalu ngagetin aulia? Suka baget yah kalau aulia kaget, kalo aulia jantungan gimana?" Ucapku jengkel.

"Heheh abisnya kamu lucu kalau lagi kaget, ngegemesinn!" Ucap aa nassar sambil mencubit kedua pipiku dengan gemas.

"Awww! Sakit aa ihh:(" ucapku memegang kedua pipiku karna dicubit oleh aa nassar.

"Maaf!" Jawab aa nassar mengelus ngelus kedua pipiku!.

Karna aku kesal, aku yg masih mengobati luka aa nassar dengan sengaja aku menekan lukanya dengan sedikit kencang yg membuat dia meringis.

"Awww! Sakit aulia!" Dia meringis, sepertinya aku terlalu kencang menekan lukanya. Aku merasa bersalah.

"Sakit banget yah? Aduhh maaf yah aulia kira gak akam sesakit ini!" Ucapku meminta maaf karna aku merasa bersalah seharusnya aku tidak usah melakukan itu.

"Iya iya gak apa apa!" Jawab nassar meringis sambil memegang lukanya.

"Ya udah ya udah biar aulia obatin lagi lukanya. Mana sini!" Ucapku kembali mengobati luka aa nassar.

"Aduh aulia kalo gini terus mah gak akan sembuh!" Ucap nassar.

"Yah dari pada gak diobatin sama sekali!" Ucapku cepat dengan nassa yg jengkel. Dan aa nassar dia malah tersenyum.

"Kecuali kalau kamu cium. Pasti langsung sembuh!" Ucapan aa nassar membuatku malu aku pun menundukan kepalaku.

"Emng boleh!" Jawabku melihat muka aa nassar yg kaget dengan jawabanku.

"Boleh! Kenapa engga" jawab aa nassar semangat.

"Emng bisa langsung sembuh?" Aku tanya aa nassar.

NALIA♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang