Part 36: Calon Imam?

438 32 0
                                    

Aulia POV

Aku sangat bahagia malam ini, sungguh banyak sekali kejutan yg aku terima dari aa nassar apalagi saat aku mendapatkan sebucket bunga yg begitu indah dan selendang yg berwarna silver dari aa nassar.

Aku sangat bersyukur dapat dicintai dan disayangi dengan tulus oleh seseorang. Belum pernah sebelumnya aku dicintai dan disayangi setulus ini. Bahakan dia rela melakukan apapun agar aku terlihat bahagia.

Setelah mendengar jawaban dari ma'e soimah kalau aa nassar benar benar serius padaku, aku berfikir apa iya aa nassar seserius itu sama aku? Apa aa nassar bisa di percaya? Apa iya aa nassar benar benar tulus padaku? Dan aku semakin yakin dengan hatiku setelah dengar apa yg di jawab ma'e soimah.

Malam hari ini juga aku sangat beruntung karna aku masuk ke babak selanjutnya "resultshow 6 besar ". Walaupun aku sangat was was untuk penampilanku nanti, karna saat malam tadi aku ada di posisi kedua dati bawah. Dan yg ada diposisi terbawah harus keluar/tersenggol malam hari ini.
Tapi aku masih besyukur karna aku bisa masuk ke babak resultshow 6 besar, dibabak ini adalah babak penentuan yg akan masuk ke 5 besar. Semoga saja beaok malam aku bisa lolos ke babas selanjutnya.

Dan sekarang! Aku sedang ada di perjalanan baru saja pulang dari DA Asia 3. Sebenernya aa nassar mengajakku pulang bersama tapi aku tidak mau karna yg aku tahu aa nassar saat siang tadi baru pulang off air dari Semarang, dan aku suruh aa nassar istirahat saja.

"Rani bukain pintunya!!" Ucapku sedikit berteriak karna aku susah untuk membuka pintu karna bucket bunga yg ada di pangguanku dan aku baru saja sampai di asrama dan sekarang ada di depan pintu kamarku. Semoga saja rani sama putri belum tidur.

"Buka aja! Gak dikunci kok. Mager nih gue!" Aku mendengar yg jawab putri sepertinya dia belum tidur.

"Gak bisa! Ayo dong bukain dulu, gue repot nih!" Ucapku, hahaha sepertinya aku sudah terbiasa dengan ucapan gaul itu gue-elo rasanya sih memang aneh tapi itu aku oake kalau aku sedang sama rani dan putri saja karna aku belum terbiasa bicara lo gue.

Tidak lama pintu terbuka dan aku melihat putri terkejut, dan aku yakin dia terkejut dengan apa yg aku bawa. Lalu aku langsung masuk saja membiarkan putri yg benginh di depan pintu,setelah beberapa detik sepertinya rani baru tersadar.

"Aauliaaaaa!!" Teriak putri yg membuata rani terlonjok kaget. Karna saat itu rani sedang melamun sambil memainkan hpnya. Aku yg sudah tahu kalau putri akan berteriak langaung saja aku tutupi kupingku dan alhasil aku tidak terkejut dengan teriakannya.

"Putri! Lo bisa gak sih gak teriak teriak, bisa bisa gendang telinga gue rusak gara gara denger teriakan lo!" Ucap rani melempar bantal kecil yg ada di kursi yg sedang dia duduki. Sepertinya rani terlihat kesal.

"Heheh abisnya gue kaget, lagian si aulia pulang pulang bawa bunga yg indah gitu, yah udah karna gue kaget jadi gue teriak aja" jawab putri cengengesan sambil menggaruk tebgkuknya tanpa dosa.

"Yah tapi kam bisa gak teriak gitu putri!!!" Geram rani.

"Dalet dari mana tuh bunga?" Tanya putri padaku dia berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Dari calon imam!" Jawabku malu malu sambil duduk disebelah rani.

"Apa? Calom imam? Cieee sekarang udah nerima aa nassar !" Goda putri yg membuat pipiku panas dan sepertinya pipiku sekarang sudah seperti kepiting rebus.

"Apaan sihh! Engga ihh, so tau deh!" Jawabku malu malu.

"Alah bilang aja iya!" Putri semakin menggodaku, karna tidak ingin mereka tahu kalau pipiku sekarang sedang merona aku pun beranjak dari dudukku.

NALIA♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang