Sesampainya di tempat meeting Richard pun langsung bergegas turun dari mobil dan menuju ke ruangan yang sudah berisi beberapa orang di dalam nya.
"Maaf saya datang terlambat, jalanan tadi sedang macet"(Richard langsung menduduki kursi yang kosong)
Di tengah rapat ini, tidak di sangka-sangka proyek yang akan di buat untuk perusahaan sangat besar, dan akan melalukan rapat kerja yang lebih ketat lagi di luar kota dan memakan waktu yang cukup lama.
"Jadi untuk proyek ini sudah bisa kita jalankan ya pak?"( Tanya Richard terhadap rekan kerja nya)
"Oohh.. sudah bisa pak, kita mulai dari besok, dan seminggu kemudian kita akan rapat kerja di luar kota pak dengan rekan yang lainnya"(ucap rekan nya)
"Waduh... hingga berapa lama ya kita di luar kota pak? Saya sedang memiliki anak yang masih kecil sekali pak. Seperti nya rapat ini bisa di wakilkan pak?"
"Untuk proyek yang lumayan besar ini pak, rapat harus antara kita dan tidak akan ada yang bisa mewakili pak" (ucap rekannya tersebut)
Dengan raut wajah yang lemas Richard melirik sekretarisnya yang tengah duduk memegang buku, Richard berfikir jika dirinya pergi, sekretaris itu pasti akan ikut bersama nya, dan bagaiman dengan istri nya?
"Oohh... baiklah pak, saya setuju. Untuk rapat hari ini sudah selesai ya pak? Saya kembali ke kantor lagi" (Richard menyalami rekan nya tersebut)
"Haha baik lah pak Richard, saya juga ber trimakasih bapak sudah mau bergabung di proyek ini. Semoga lancar"(sahut rekan bisnis richard)
Richard pun sudah menyelesaikan rapat kerja nya yang lumayan lama, Ia kembali menuju ke kantor nya.
"Untuk semua berkas yang tadi sudah di rapatkan, tolong kamu bundel dalam satu map, dan serah kan ke meja saya nanti setelah kita sampai."(ucap Richard kepada sekretaris nya)
"Baik pak, kalau boleh saya menanya ke bapak, bapak jesen tadi apa bukan pernah kita kenal sewaktu muda dulu ya pak?"(ucap sekretarisnya)
"Halahh... kamu mengada-ngada saja, saya baru tau profil nya dari papa saya, dan ini proyek yang mengenalkan orang tua saya. Untuk urusan itu kamu diam saja jangan membuat andai-andai yang tidak masuk akal"(ucap Richard memasuki mobil nya)
Selama di perjalanan Richard memikirkan bagaimana caranya dirinya menceritakan hal ini kepada istrinya, dan bagaimana Vanessa akan memberi nya izin sedangkan Richard harus pergi dengan mantan nya dahulu.
Sesampainya di kantor Richard langsung menuju ke ruangan bapak nya.
"Aduh paa... ini gawat banget, papa tau gak, rekan bisnis kita untuk proyek besar ini, mengundang untuk rapat di luar kota. Buat apaan coba pa.."(ucap Richard memelas)
"Ya bagus dong! Kamu jadi semakin banyak teman bisnis, mana tau dia akan memperkenalkan kamu ke rekan kerja nya yg lain. Yang lebih sukses dari kita."( sahut bapak Richard meyakinkan)
"Papa enggak ngerti banget maksud Richard, ya gimana dong kalau Richard pergi dengan perempuan itu untuk rapat ke luar kota? Masa iya Richard harus bawa-bawa sekretaris?"(tanya Richard)
"Ya mau giman dong, kalau kamu pergi sendirian kamu bakal kesusahan nanti nya. Yasudahlah lagian dia tidak akan membuat sesuatu yang aneh-aneh kok, papa yakin. Lagian Vanessa gak bakal cemburu dengan dia"(ucap papa nya)
"Papa kaya tau Vanessa banget sih, enggak mungkin dong aku ajak Vanessa ke sana, lagian anak masi kecil banget"(ucap Richard sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali)
Papa Richard pun tidak mendengarkan perkataan Richard dan tetap melanjutkan pekerjaannya. Karena merasa tidak di hiraukan Richard pun keluar dari ruangan kerja papa nya dan kembali menuju ke ruang kerja nya sendiri.
Dengan cepat Richard langsung menyusun barang-barang penting yang ada di atas meja dan bergegas untuk langsung pulang kerumah. Namun sesampai nya di pintu sang sekretarisnya pun datang menemui dirinya.
"Pak ini berkas yang tadi hasil rapat kita."(ucap skretaris itu menyodorkan berkas tersebut)
"Kamu letak saja di meja, saya mau pulang kerumah"(Richard pun langsung berjalan meninggalkan perempuan tersebut dan menuju ke parkiran)
Dengan raut wajah yang cukup heran melihat kelakuan bos sekaligus mantan nya itu. Sekretaris itu pun menggelengkan kepalanya, dan merasa Richard sudah beda sekali dengan dirinya yang dahulu.
Sesampainya dirumah...
Pintu rumah pun di ketok oleh Richard"Sayang..... buka pintu nya dong aku pulang nih."
"Iyaa.. sebentar aku lagi cuci piring nih"(sahut Vanessa)
Mendengar istrinya sedang sibuk, Richard pun memutuskan untuk menunggu di kursi depan teras nya sambil memainkan handphone nya.
Tak lama kemudian notif di handphone nya pun masuk"Berkas nya aku letak di laci yah, kamu jangan berubah dong"(ucap nomor WhatsApp yang tidak di ketahui ini)
Dengan raut wajah yang bingung Richard pun langsung mem blokir nomor tersebut, Ia takut Vanessa salah sangka setelah melihat pesan ini.
Tak lama kemudian Vanessa pun membuka kan pintu rumah tersebut"Yaampun sayang kamu lama banget sih buka in pintu aku"(ucap Richard)
"Iya ni, maaf ya sayang. Aku juga tadi lagi beres-beres banyak banget yang harus di beresin"(sahut Vanessa)
"Yaudah deh ayok masuk. Papa mau ketemu sama anak kita hehe"
"Eitsss, mandi dulu kamu nya, jangan langsung cium-cium anak kita dong, kan kamu bau banyak kuman juga"(ucap Vanessa)
"Haduhh namanya juga kangen. Sayang, atau kamu aja nih yang aku cium nih?" (Dengan cepat Richard pun langsung mengecup kening Vanessa)
"Ihh... kamu ini, kan aku belum mandi, kok langsung cium-cium sii"(ucap Vanessa)
"Yaudah mandi sama yok, haha engga engga sayang bercanda"(ucap Richard menarik pipi Vanessa)
"Malu tau... udah ada anak kamu nya masi manja-manja ke aku, ntar anak kita tau lo"(sahut Vanessa dengan polos)
"Haha kan udah suami istri sayang.. gapapa dong, yaudah deh aku mandi dulu deh, ntar kamu gak ngasi lagi aku cium anak kita"(ucap Richard sambil menaiki tangga menuju kamar nya)
Vanessa pun langsung bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makan malam
Richard pun turun menemui Vanessa yang sedang berada di dapur sambil menggendong anak nya tersebut
"Sayang, gimana kalau kita cari pembantu aja ya? Kelihatan nya kamu capek deh setiap hari harus ngerjain ini semua, kan kamu lebih baik ngurus anak aja ntar kerjaan rumah bibik aja yang ngurus"(ucap Richard)
"Hmm... sebenarnya aku gapapa kok kalau kerja kayak begini, lagian kalau ada bibik ntar kita nambah biaya dong?"(sahut Vanessa)
"Aduh sayang, gapapa lah. Kalau kamu sakit, biaya mana yang lebih besar? Mending kamu fokus urus anak kita aja dehh... sama urus aku hehe"(Richard memberikan senyum tipisnya)
"Kalau gitu terserah kamu aja deh sayang"(ucap Vanessa)
Vanessa pun telah selesai memasak dan menyajikan nya di meja makan, setelah selesai mandi juga, Vanessa langsung bergabung di ruang makan dengan suami dan anak nya yang sudah sejak tadi menunggu nya
"Aduh anak mama udah lama ya nunggu nya ya"(sambil memegang pipi anak nya)
"Yaudah ayok Kita makan yok"(ucap Richard)
Setelah selesai makan malam, Richard pun mengajak Vanessa untuk berbicara empat mata di kamar nya.
-
-
-
-~TBC
Terimakasih sudah membaca. Jangan lupa vote komen dan follow akun wp aku ya. Baca juga karya aku yg lain nya. Jangan lupa follow instagram aku @soniaarihta ntar di follback kok...
enjoyyy😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Senior💖
Teen FictionVanessa seorang siswi SMK Semfik yang memiliki ceritanya sendiri. Di Semfik Vanessa suka dengan seorang senior anak basket dan membuat semua cewek terpanah. Iya suka dengan Richard entah kenapa ada pengganggu yang ingin ngerusak semua nya samp...