.
.
.
.
.Silahkan putar mulmed dan larut ke dalam alur mundur ini.
Happy reading.
.
.
.
."Jamkkanman? (tunggu). Maksudmu apa Tae?" Hanna sontak bertanya maksud perkataan Taehyung. Kenapa ia berkata seperti itu? Apa kecelakaan itu tidak membuat ia meninggal? Lalu ada apa dengan Hanna.
"Maksudku kau tidak meninggal saat itu."
"Tunggu. Tunggu. Aku tidak mengerti Tae. Jika aku tidak meninggal, lantas ada apa dengan wujudku sekarang? apa aku sedang koma, dan kini roh ku berkeliaran?" Hanna terlihat memburu cemas. Sorot matanya menajam dan sedikit terlihat gelisah. Apakah mungkin yang ada di pikirannya benar. Bahwa selama ini ia belum meninggal.
"Tenang dulu Hanna-ya. Dengarkan aku. Aku akan menceritakan semuanya."
Hanna masih menatap Taehyung dengan tatapan bertanya. Kemudian Taehyung mulai mengisahkan hari itu. Hari dimana Hanna dan eomma nya Kecelakaan.
Flashback on
Di atas bed strecher yang di dorong oleh satu perawat pria di sisi kaki, satu perawat wanita di sisi samping dan satu dokter wanita lagi yang duduk tepat di atas tubuh pasien itu terus memompa jantung pasien korban kecelakaan tersebut. Tak luput di sisi samping lainnya seorang lelaki menangis dengan terus mengucapkan kalimat yang sama.
"Eomma bertahanlah eomma. Jjebal."
"Tenanglah. Dokter sedang berusaha mengembalikan detak jantungnya," ucap perawat wanita yang ikut mendorong bed strecher. Lelaki yang terus menangis itu adalah Taehyung.
"Pali.. pali..(cepat..cepat)." teriak seorang dokter dari arah lain yang sedang mendorong bed strecher juga.
"Segera siapkan ruang operasi. Pali (cepat)." Petugas medis yang berada di sekitar pasien di sana terlihat lebih banyak dan lebih panik ketimbang petugas medis yang sedang berada di dekat eomma nya. Sesampai di UGD sang dokter turun dari atas tubuh eomma nya lalu menghampiri seorang dokter pria yang terlihat lebih senior.
"Arrest nya sudah berakhir dok," ucap dokter yang sejak tadi memompa jantung pasiennya dengan napas yang naik turun. (arrest: istilah medis untuk henti jantung). Dokter senior itu terlihat sedang mengecek kondisi pasien di hadapannya. "Segera siapkan ruang operasi," ucap dokter pria itu.
Tiga jam berlalu tanpa kepastian. Taehyung duduk di kursi tunggu depan ruang operasi tanpa lelah. Kondisinya tak bisa dikatakan baik-baik saja sekarang. Untunglah Manager Song, Namjoon dan Seokjin ikut menemaninya. Seluruh pikirannya terfokus kepada eomma nya dan juga satu orang lagi yang sedang berada di ruang operasi di sebelah ruang operasi eomma nya. Yaitu Hanna. Tiba-tiba Taehyung berdiri dari duduknya.
"Kemana?" tanya Seokjin.
"Toilet," ucapnya datar dan tatapan yang kosong. Sesampai di toilet, ia membasuh tangannya yang kotor terkena darah eomma nya. Darah itu sudah lumayan kering, jadi ia harus menggosok tangannya agar lebih cepat bersih. Sambil menggosok, air matanya jatuh lagi. Tak ada suara ditangisannya tapi justru terlihat lebih menyakitkan. Siapapun yang melihat Taehyung sekarang, pasti akan menganggapnya pria cengeng dan lemah.
"Eoom...mmaa." Taehyung terisak kecil. Ia berusaha menahan suara tangisnya lepas. Tak sanggup lagi berdiri. Ia pun terduduk di lantai lalu bersandar di dinding. Ia menekuk lutut dan memeluknya, lalu mengusap kasar wajahnya dengan sebelah tangan. Rasanya semua seperti mimpi. Padahal tadi sore ia masih sempat bertemu eomma nya untuk berpamitan dan meminta doa semoga penampilannya bersama Anboys lancar di acara musik malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY || KTH [SUDAH TERBIT]
FanfictionROMANCE-FANTASY Kim Taehyung x Kim Sejeong Tidak ada yang pasti, nyata dan palsu. Semua hanya ilusi dan manipulasi. Kau takkan mempercayainya sampai melihatnya dengan mata kepala sendiri. Jika tak bisa, maka kau cukup berusaha mengingat kembali mem...