3# Ingatan lama

537 132 237
                                    


.
.
.
.
.
.

Taehyung duduk di atas tempat tidur, sambil memainkan laptop di atas pangkuannya. Ia sedang membuka email-email terkait pekerjaan.

"Tidak ada habisnya, padat sekali," keluhnya saat melihat email dari Song-manager terkait jadwalnya dan rekan-rekannya dari bulan ini sampai bulan depan.

Di tutupnya laptop dan bangkit dari tempat tidur. Merengangkan tubuhnya sekilas, lalu berjalan ke arah lemari untuk mengganti pakaian dengan celana training puma panjang berwarna hitam, dan jaket parasut yang juga berwarna hitam serta tidak lupa masker hitam yang wajib dibawa kemanapun. Ia memutuskan untuk jogging malam ini.

Taehyung terus terngiang-ngiang omongan Jungkook yang mengatakan berat badannya akan terus bertambah jika ia tidak rajin olahraga. Yah, memang Taehyung akui, dua tahun terakhir semangat olahraganya telah menurun. Ia tidak lagi rutin berolahraga. Padahal semasa sekolah dulu ia adalah seorang atlet. Olahraga adalah hal wajib baginya dulu. Namun beberapa minggu ini Taehyung mulai risih dengan bentuk tubuhnya, ia mulai merasa beberapa pakaiannya terasa sesak dan saat ia cek ternyata benar beratnya naik 3 kilo. Hal tersebut lantas membuat Jimin, Jungkook dan Hoseok mengejeknya dan mengatakan bahwa beratnya akan bertambah terus. Baru 20 menit berlari, Taehyung sudah kelelahan. Ia memutuskan untuk berjalan saja sambil mendengarkan musik dari earphone-nya.

Di teguknya botol minum yang sengaja ia bawa dari rumah. Sekarang ia hanya berjalan, sambil melantunkan beberapa lirik lagu yang ia dengar. Kemudian terdengar suara wanita menjerit kesakitan. Taehyung melebarkan langkah kakinya mencari asal suara tersebut. Ia berbelok ke belokan pertama di depannya dan benar saja firasatnya bahwa telah terjadi hal buruk. Taehyung melihat pertengkaran pria dan wanita di depan jalan rumah yang cenderung lebih gelap dibandingkan jalanan lainnya. Taehyung tak bisa tinggal diam.

"Hei, banci. Bisakah kau menyingkir dari jalanku," ucapnya sedikit berteriak agar terdengar oleh pria itu. Sambil berjalan mendekat, ia mendengarkan umpatan pria itu karena marah dikatakan banci olehnya.

"Seingatku hanya Pria banci yang memukul wanita," jelas Taehyung kembali.

Pria di depannya semakin membara dan berniat melemparkan tinjunya namun dengan mudah dihindari oleh Taehyung. Ia pernah bergabung dalam klub Taekwondo dulu dan bahkan pernah mendapatkan medali emas dalam perlombaan, jadi setidaknya Taehyung tahu bagaimana harus membela diri dalam situasi seperti ini.

"Segitu saja kemampuanmu?" ucap taehyung sedikit mengejek.

Pria itu pun semakin marah dan menerjangnya lagi namun ditangkis kembali oleh Taehyung. Diputarnya tangan pria itu sampai terkunci. Lalu Taehyung berbalik arah 180 derajat sampai membelakangi tubuh pria tersebut. Ditariknya satu lengan pria kasar itu hingga tubuhnya terangkat sampai melewati bahunya dan terhempas di depan tubuh Taehyung. Pria tersebut terbatuk kesakitan, lalu bangun dan melarikan diri. Memang mental banci ternyata.

Taehyung berjalan menghampiri wanita yang dipukul pria tadi, sambil berjongkok di depan wanita tersebut Taehyung bertanya.

"Agasshi, kau baik-baik saja?" tanya Taehyung pada wanita di depannya. Wanita itu menjawab iya, tapi Taehyung tahu bahwa wanita itu tidak baik-baik saja. Lalu ia berdiri merogoh ponsel di saku celananya dan menelpon rumah sakit.

Tiba-tiba pria yang sudah babak belur itu datang lagi dan berencana menghantamnya dengan sebuah kayu, namun hal aneh terjadi. Laki-laki itu terpental begitu saja sampai pingsan. Taehyung terkejut, heran dengan yang barusan dilihatnya. Selain laki-laki brengsek itu, ada hal yang tak ingin ia lihat disana, namun ia tak bisa menghindar untuk tidak menatap. Menatap gadis yang berdiri di depan pria itu.

MEMORY || KTH [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang