Epilog

327 29 25
                                    

Dear Kim Taehyung,

Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Ah. Pasti kau sedang mempersiapkan konsermu, bukan? aku harap tour mu berjalan lancar.

Minggu lalu aku telah membuka mataku kembali. Kini aku bisa menatap dunia menggunakan mata manusia seutuhnya. Aku juga sudah bisa berjalan sekarang. Sore tadi saat aku berjalan di koridor rumah sakit, seorang perawat menyapaku. Kau tahu, itu adalah perawat yang dulu makanannya pernah aku curi saat menjadi roh, haha. Aku ingin meminta maaf padanya tapi pasti terdengar aneh bukan?

Taehyung-ah, kau tahu bagaimana perasaanku saat hari pertama aku membuka mata? Aku sangat bahagia. Namun, hari itu aku juga menangis. Kau tahu sebabnya apa? Karena bukan kau yang pertama kali ku lihat. Aku menangis karena dua alasan, bahagia dan sedih. Bahagia karena kini aku telah menjadi manusia kembali. Sedih karena aku merasa kesepian. Aku seorang diri Tae. Tidak ada yang bisa ku percaya. Tidak Jaehyun, tidak juga dr. Lee Kangjoon. Aku hanya ingin mempercayaimu, tapi kau tidak di sini.

Maafkan aku, karena sampai hari ini belum mengabarimu bahwa aku telah siuman. Aku takut Tae. Aku takut keegoisanku membahayakanmu. Bahkan sampai hari ini aku harus menyembunyikan ingatanku dari semua orang. Hanya dr. Lee yang tahu keadaanku sebenarnya. Aku terpaksa mempercayainya, karena dia berjanji akan membantuku melawan Jaehyun.

Maafkan aku. Aku harus pura-pura melupakanmu.

^^^^^

Dear Kim Taehyung,

Hari ini kita bertemu kembali. Pertemuan yang seharusnya mengundang gelak tawa, kerinduan dan kebahagiaan. Namun, karena kondisi yang aku buat-buat, pertemuan kita terpaksa menjadi pertemuan yang menyedihkan.

Aku tidak kuat menatap wajahmu yang tampak sedih itu, please hentikan raut itu. Rasanya aku ingin mengubur diriku hidup-hidup sekarang Tae. Aku bahkan tidak bisa berpura-pura tak sedih saat dirimu tersenyum dengan binar mata yang basah itu. Saat kau bertanya kenapa aku menangis, detik itu juga imajinasiku ingin menghambur ke dalam pelukanmu. Semua ingatanku tentangmu terlalu berat untuk aku sembunyikan seorang diri. Aku ingin memelukmu dan berucap aku mencintaimu. Namun, logikaku menekan hasratku.

Aku tidak tahu sejak kapan aku menjadi sepintar ini Tae. Semua skenario yang ku buat untuk melawan Jaehyun seketika mematikan kebodohanku. Aku yang biasanya berlari ke arahmu tanpa berpikir, kini menjadi sosok yang lebih tenang dalam bersikap. Aku yang biasa tergila-gila padamu berubah menjadi manusia super jahat dan angkuh di hadapanmu.

Maafkan aku Tae-ya. Aku tidak bisa hidup seperti dulu. Aku tidak bisa menjadi Hanna kekasihmu meskipun kini status kita telah satu dunia.

^^^^^

Dear Kim Taehyung,

Hari ini kau mengajakku ke rumahmu. Kau bilang "Ini juga rumahmu dulu." Aku setengah mati menyembunyikan senyumku saat kau berucap seperti itu.

Kau mengajakku berlatih menggunakan piano lama yang dulu sering kita gunakan bersama. Ah rasanya seperti bernostalgia bukan? Saat aku mulai duduk di depan piano, tanpa diduga kau juga ikut duduk di sampingku, memintaku bergeser sedikit agar kursinya muat kau duduki.

Lucunya, aku gugup seketika. Seperti remaja belasan usia saja. Saat aku memulai permainanku, sekilas aku melirikmu. Kau pun nampak tersenyum. Senyummu sukses mengaktifkan aliran listrik di tubuhku yang serasa menyengatku seketika. Aku salah tingkah. Akhirnya aku memintamu mengambilkanku minum. Saat kau berdiri meninggalkanku, barulah aku bisa bernapas lega.

Namun, saat kau datang. Raut wajahmu berubah. Kau terlihat serius. Kau berucap padaku untuk berhenti berpura-pura di hadapanmu, jika itu hanya untuk melindungimu. Aku ingin menangis saat itu juga. Aku tahu bahwa kau telah mengetahui semua kebohonganku dan kau berusaha seorang diri untuk mencairkan hatiku. Tapi entah mengapa Tae, aku tetap tidak bisa menghentikan sandiwara ini. Aku terlalu takut membiarkanmu dalam bahaya. Biar aku saja yang menderita kau tidak usah.

Lalu, pelukanmu hari ini rasanya begitu perih menyayat hatiku. Satu menit pintamu padaku. Kau tahu, rasanya aku siap membiarkanmu memelukku satu hari penuh. Aku pun kembali meneteskan airmataku. Kemudian, saat kedua bola mata kita bertemu tatap. Ku lihat lagi binar perih kesedihan itu. Apa aku sebegitu menyakiti hatimu Tae-ya?

Bibirmu nyaris menyentuh milikku. Maafkan aku untuk penolakan yang kusuguhkan padamu. Aku tidak bisa menggapaimu terlalu jauh. Tidak untuk sekarang. Ku lihat lagi raut kecewamu yang sukses menghantam relungku. Mengertilah Tae. Aku tidak dalam posisi yang bisa bergerak bebas.


^^^^^


Dear Kim Taehyung,

Aku kembali menuliskan surat untukmu. Surat yang aku tidak tahu kapan akan ku berikan padamu untuk kau baca. Aku sendiri tak tahu tujuanku menulis semua surat ini untuk apa. Aku hanya ingin menumpahkan isi hatiku yang terus ku sembunyikan di hadapanmu.

Mungkin, itulah niat awalku menulis semua surat ini. Akan tetapi, kini niatanku berubah. Tiba-tiba aku memiliki firasat buruk tentang hidupku sendiri. Entah itu hasil dari aku yang terlalu khawatir atau apa, tapi yang jelas beberapa hari ini aku tidak merasa memiliki kondisi tubuh yang baik. Aku terlalu takut untuk memeriksakannya atau pun bertanya kepada dr. Lee.

Hingga akhirnya aku memutuskan akan menitipkan semua surat ini kepada Jimin dan memintanya menyerahkan kepadamu saat aku telah tiada atau pergi jauh meninggalkanmu lagi.

Maafkan aku Tae. Ini semua di luar kendaliku. Tubuh manusiaku telah melemah, setiap pagi aku merasakan pusing yang dahsyat hingga membuat seluruh tubuhku serasa menjerit. Jika pada akhirnya, aku harus kembali berpisah dengan ragaku ini, ada satu hal yang harus kau ketahui.

Bahwa aku sangat mencintaimu.

Batinku tersiksa setiap hari saat aku harus mengabaikanmu. Mungkin kesakitanku ini juga hasil dari hukumanku karena telah berdusta padamu.

Begitu banyak dustaku yang melukaimu. Termasuk saat malam kau datang ke rumahku dan kita berbicara lewat ponsel. Aku menangis semalaman setelahnya. Aku menangis sambil memeluk lutut. Mataku sembab memerah, tidurku tidak nyenyak sama sekali.

Aku ingin sekali membalas kata cinta yang kauserukan malam itu, berlari menuruni anak tangga, membuka pintu rumahku dan berlari ke dalam pelukanmu. Aku ingin sekali melakukannya. Dan itulah hal yang paling kusesalkan sampai hari ini.

Apalagi jika akhirnya kondisiku semakin memburuk, apalagi jika akhirnya aku tak bisa lagi berlari ke arahmu. Aku pasti sangat menyesali semua itu.

Taehyung, jika semua kekhawatiranku ini benar terjadi. Jika akhirnya kita harus kembali berpisah. Percayalah bahwa aku akan terus mencintaimu, di dunia ini, maupun di dunia baruku nanti.

Namun, jika semua kekhawatiranku itu tidak terjadi, atau jika aku hanya akan kembali terbaring koma seperti dulu. Percayalah bahwa aku akan kembali sadar.

Aku akan mencarimu.

Aku akan memelukmu.

Dan aku akan menciumimu.

Aku akan lakukan semua hal yang dulu aku tahan. Aku hanya akan mencintaimu, dulu, kini dan seterusnya.

Saranghae, Taehyung-ah.

Dari kekasihmu, Kang Hanna.

Akhirnya....Tamat sudah 😭

Nangis aku tuh nulis epilognya, pengennya happy ending. Tapi gak tahu kenapa sad ending yang tertulis.

Terimakasih untuk semua dukungan yang kalian berikan selama ini. Tanpa dukungan para readers mungkin cerita ini bakal gantung selamanya. Sekali lagi gomawooo chinggu-yaaa 😭😭😭

Sampai jumpa di next story yang gak tau kapan publishnya hehe. Semoga memory bisa membekas di memory kalian semua.

Saranghae 💜🙏

MEMORY || KTH [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang