14# The night

370 88 81
                                    

.
.
.
.
.
.
.


Memori secara alami dapat diartikan sebagai pengalaman dimasa lalu, atau kenangan yang tersimpan di ingatan. Setiap manusia pasti memiliki memori, hanya saja bentuknya yang berbeda-beda. Ada memori yang menyenangkan, ada yang tidak. Bagi setiap orang memori yang menyenangkan pasti akan selalu dikenang. Dan tak jarang memori itu diabadikan dalam bentuk nyata, seperti foto ataupun benda yang mampu membantu kita mengingatnya.

Namun, lain halnya dengan memori yang menyedihkan. Setiap orang pasti tidak ingin memiliki memori yang menyedihkan. Tapi, karena sudah takdirnya manusia hidup dalam kesenangan dan kesedihan, maka memori menyedihkan tak bisa dihindari. Ada banyak orang diluar sana yang tak sanggup menanggung memori menyedihkannya. Ada gejolak penyesalan atau rasa sakit yang luar biasa saat mengingat sesuatu yang tak ingin diingat. Secara psikologis disebut Trauma. Sehingga tak jarang segelintir orang mengunjungi psikiater untuk minta disembuhkan.

Itu pula yang terjadi pada Taehyung. Tuntutan dan beban karir yang bertumpang tindih dengan ingatannya akan kematian ibunya menjadikannya hampir gila. Ia dituntut untuk profesional disaat hatinya ingin berteriak. Harus jaga image, harus tersenyum, harus ramah di depan orang-orang, padahal saat itu dia masih kesal dengan tuduhan yang di terima ibunya. Dia masih tidak terima dengan orang-orang yang dulu mati-matian menghina dia dan ibunya. Namun, karena statusnya sebagai publik figur, mau tidak mau dia harus memasang wajah innocent dan menunjukkan kerendahan hati, agar orang-orang percaya bahwa dia telah memaafkan semuanya.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa manusia pasti memiliki memori menyenangkan dan menyedihkan, maka dibalik semua memori itu, Taehyung juga masih memiliki memori yang menyenangkan. Yaitu, memorinya bersama kedua orangtuanya saat dirinya masih kecil dulu. Memori itu kini tersimpan di dalam album foto yang berada dipangkuannya. Lembar demi lembar kenangan manis itu membuatnya tersenyum bahagia. Tiba-tiba Hanna datang, membuyarkan semua memori indah yang terlintas dibenaknya.

"Ada yang ingin ku katakan, Tapi sebelum itu.. aku ingin..." Tiba-tiba tangan Hanna sudah berada di wajah Taehyung. Menangkup kedua pipi Taehyung.

Hanna memejamkan matanya.

Beberapa detik, Hanna hanya berdiam di depan wajah Taehyung, masih dengan posisi yang sama, dan mata yang tertutup.

"Apa yang kau lakukan? sedang mengalirkan kekuatan?" Dihempaskannya tangan Hanna agar menjauh dari wajahnya.

Hanna terlihat kecewa, kemudian menatap kedua tangannya. "Kenapa tidak terjadi apa-apa lagi?" tanya Hanna pada dirinya sendiri.

"Hah? memangnya apa yang kau tunggu akan terjadi?"

"Padahal sebelumnya terjadi." Hanna masih berbicara pada dirinya sendiri.

"Ya! Kau bicara apa sih?" tanya Taehyung.

"Aku harus menyentuhmu lagi," ucap Hanna lalu mengarahkan tangannya ke wajah Taehyung lagi.

Namun, "AAAA." Hanna berteriak saat tubuhnya terhempas ke atas tempat tidur dengan posisi Taehyung yang berada di atasnya, dan mengunci kedua pergelangan tangannya.

"Ya! Kau gila yah?" bentak Hanna.

"Kenapa? Bukannya kamu ingin menyentuhku."

"Iya, tapi bukan seperti ini."

"Jadi seperti apa? Apakah seperti..." ucap Taehyung dengan wajahnya yang semakin dekat dan nyaris menyentuh bibir Hanna.

Hanna langsung melakukan teleportasi saat itu juga. Taehyung tersenyum jahil. Puas karena telah menggoda Hanna.

MEMORY || KTH [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang