.
.
.
.
."Tae-ya. Sudah lama kita tidak bertemu. Aku rindu." ucapnya tanpa berpikir lagi.
Entah perasaan apa yang mendorong Hanna mengucapkan kalimat itu. Rasanya baru kemarin ia bertekad menyembunyikan ingatannya, yang sudah mulai kembali sebagian kepada Taehyung. Apa tekadnya luntur karena sikap Taehyung yang tiba-tiba berubah juga hari ini. Mungkin.
Ia pun membiarkan tangannya ditarik paksa oleh Taehyung. Tampak Taehyung sangat terkejut. Kini mereka berada dalam ruangan kosong di ujung koridor. Ruang ini seperti baru ditinggal penghuninya. Disana ada meja kerja, rak-rak buku dan satu kabinet setinggi tubuhnya. Semua perabotan di ruangan ini kosong tak ada benda yang tersusun di dalamnya.
Di ruangan inilah, dirinya diapit oleh kedua tangan Taehyung di depan pintu. Terdengar suara hentakan tubuhnya dengan kulit pintu saat tadi dengan kasar Taehyung menghempaskannya. Tatapan manik mata itu sangat tajam menatap ke dalam bola matanya.
"Tae-ya" ucap Hanna lagi.
"Jangan memanggilku seperti itu. Kau cuma hantu."
Satu kalimat yang terlontar itu nyaris menggugurkan batinnya. Hanna merasa tersambar petir di siang bolong. Memangnya kenapa kalau dia hantu. Toh, dia tetap Hanna kekasih Taehyung. Bukan keinginannya menjadi hantu dan bertemu lagi dengan Taehyung. Jika ia bisa memilih, dia juga tidak ingin mati.
Bukan. Bukan tidak ingin mati. Karena kematian itu pasti terjadi. Tapi ia tidak ingin mati jika akhirnya harus bertemu lagi dalam sosok ini. Hantu.
Kenapa kau sekejam ini Tae.
"Iya aku memang hantu. Hantu pacarmu," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Bukan. Kau bukan pa--mmphh"
Hanna menciumnya. Mencium Taehyung duluan. Ia geram dengan sikap Taehyung yang memancing emosinya.Tak ada penolakan disana, tapi tak ada juga balasan. Akhirnya Hanna melepaskan sentuhan bibirnya. Menyesal dan kecewa. Ia tertunduk dengan posisi tangan masih menempel di dada Taehyung. Sepertinya benar. Taehyung tak lagi menganggapnya kekasih.
Seketika ia merasa tubuhnya tertarik ke depan karena satu tangan Taehyung telah melingkar dipinggangnya. Adegan itu sangat cepat terjadi, hingga kini tak ada lagi celah antara keduanya.
"Bodoh. Kenapa berhenti." ucap Taehyung lalu menautkan kembali bibir yang tadi disentuh Hanna.
Hanna memejamkan mata, membiarkan perasaan Taehyung mengalir ke jiwanya. Satu tangan Taehyung mengelus lembut kulit pipinya. Dalam dan semakin dalam. Hingga tibalah saatnya, saat satu skenario acak mengalir di memorinya.
^^^^^
Ada bayang-bayang sesosok lelaki dalam ingatannya. Lelaki itu menjambak kasar rambutnya. Lelaki itu tersenyum sinis ke arahnya.
"Hanna sayang, kan sudah ku bilang tenanglah. Jika kau seperti ini, aku tidak punya pilihan selain memberimu obat tidur lagi." ucap pria itu tenang.
Hanna meringis kesakitan. Suara pria itu serak dan lembut, namun tidak dengan perlakuannya.
Lalu tubuh Hanna jatuh lunglai dalam dekapan pria itu, setelah sang pria menyuntikkan semacam obat pada lehernya.
"Aku menyayangimu Hanna-ya," ucap pria itu tepat sebelum Hanna tak sadarkan diri.
Ingatan macam apa itu. Siapa lagi pria itu. kenapa wajahnya tak nampak jelas. Apakah itu Taehyung? Tidak. Tidak mungkin.
![](https://img.wattpad.com/cover/174688110-288-k916353.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY || KTH [SUDAH TERBIT]
ФанфикROMANCE-FANTASY Kim Taehyung x Kim Sejeong Tidak ada yang pasti, nyata dan palsu. Semua hanya ilusi dan manipulasi. Kau takkan mempercayainya sampai melihatnya dengan mata kepala sendiri. Jika tak bisa, maka kau cukup berusaha mengingat kembali mem...