.
.
.
.
.
Lembaran baru telah terbuka. Cerita baru pun siap ditulis. Namun sayang, kini bukan lagi kisah cinta dua dunia. Bukan lagi tentang manusia yang jatuh cinta pada roh. Kini kisahnya telah berubah.Sembab dan memerah.
Seperti itulah penampakan sepasang mata yang sedang ia tatap di hadapan sebuah cermin. Hal itu terjadi karena airmatanya yang tumpah ruah tak terukur sejak Taehyung menjenguknya pagi tadi. Memang benar kini kisahnya telah berubah. Namun hal itu tak mengubah kenyataan bahwa dirinya dan Taehyung tak akan bisa kembali bersama.
Dulu sebelum ia kembali ke tubuh ini, ia sempat berkhayal. Jika kelak ia kembali sadar. Ia ingin Taehyung lah yang pertama ia lihat dan Taehyung lah yang pertama ia peluk.
Namun sayang, hal itu tak terjadi. Ekspektasinya hanyalah ekspektasi. Semu hampa dan nyaris meremukkan hati. Serta merenggut akal sehatnya. Kenapa ini harus terjadi? berulang kali kalimat tanya itu terulang di pikirannya. Apakah ini karma buruk dari kehidupan sebelumnya? mungkin.
Dibasuhnya wajah yang sudah tak karuan itu menggunakan air yang mengalir di wastafel di hadapannya. Jika Hanna ditanya apakah sudah puas menangis seharian? jawabannya tidak. Ia belum puas. Ia tak menangis lagi karena tubuhnya yang sudah terasa lelah, airmatanya sudah tak ingin keluar lagi.
Tetapi hati dan pikirannya masih sangat-sangat ingat bagaimana raut wajah Taehyung saat menatapnya hari ini. Hal itu justru membuatnya makin perih kesakitan. Sebab tak ada lagi airmata yang mau keluar untuk mengobati sedikit perihnya. Alhasil ia seperti menangis di dalam hati. Percayalah, ini jauh lebih menyakitkan dibandingkan menangis sungguhan.
Menarik napas panjang lalu menghembuskannya. Tiga kali ia lakukan dan hasilnya lumayan melegakan. Ia pun memutuskan keluar dari kamar mandi. Berniat kembali tidur. Saat kakinya baru saja ingin melangkah ke arah tempat tidurnya. Netranya tak sengaja menangkap sesosok lelaki yang sedang membungkuk di sisi tempat tidurnya. Lelaki itu terlihat seperti sedang membaca papan nama pasien miliknya.
"Nuguseyo?" tanyanya.
Lelaki itu menegakkan tubuhnya. Hal yang dilihatnya sontak mengundang keterkejutan. Orang yang tak disangka-sangka akan berkunjung kini telah datang menghampirinya.
"Jimin-ah." ucapnya terkejut.
Yang ditatap pun ikut memasang ekspresi terkejut.
Astaga. Ia mengumpat dalam hati karena kelepasan memanggil Jimin seperti itu. Hal ini pasti akan mengundang kecurigaan. Ditambah lagi Jimin yang memiliki kepekaan tinggi.
"Apa kau mengingatku?" ucap Jimin.
Benar. Jimin pasti sudah curiga. Karena itu ia bertanya seperti itu.
"Nde. Siapa yang tak mengenalmu? kau kan Jimin bts top idol korea."
"Aku bertanya apa kau mengingatku. bukan mengenalku."
Hanna mematung dan sedikit gugup. Tak tahu kenapa, rasanya sangat susah berpura-pura di depan orang yang sangat peka. Tatapan Jimin benar-benar mengintimidasinya.
"Tidak." jawab Hanna lemah.
"Benarkah? Lalu kenapa kau memanggilku Jimin-ah bukan Jimin-ssi? Bukankah kau seharusnya memanggil orang yang tidak kau kenal dengan bahasa sopan?
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY || KTH [SUDAH TERBIT]
Hayran KurguROMANCE-FANTASY Kim Taehyung x Kim Sejeong Tidak ada yang pasti, nyata dan palsu. Semua hanya ilusi dan manipulasi. Kau takkan mempercayainya sampai melihatnya dengan mata kepala sendiri. Jika tak bisa, maka kau cukup berusaha mengingat kembali mem...