.
.
.
.
.
"Bisakah kau tidak usah berpura-pura dihadapanku?"
Manik Hanna melebar. Ia terkejut akan pertanyaan yang dilontarkan oleh Taehyung. Namun, Hanna tetap berusaha mengontrol dirinya untuk tidak terpancing.
"Maaf Taehyung-ah. Aku tidak mengerti maksudmu."
Taehyung berdiri dari kursinya. Melangkahkan dirinya menghampiri Hanna. "Berhentilah berpura-pura tidak mengingatku." ucapnya.
"Aku sungguh tidak mengingatmu Taehyung-ah. Aku masih am--"
"Hanna." bentak Taehyung. "Berhentilah. Jjebal." mohonnya.
Taehyung menatap Hanna dengan sorot nanar dan penuh keputus-asaan. Perlahan Ia mengangkat lengannya untuk menyentuh kedua bahu Hanna. "Jjebal. Eoh?" ucapnya lagi. Airmatanya telah menggenang dan siap jatuh akibat menatap sorot memohon Taehyung.
"Maaf, Aku masih tidak mengingatmu." Menyingkirkan lengan Taehyung dari bahunya. Kemudian beralih untuk melanjutkan langkahnya, meninggalkan Taehyung.
Sekali lagi Hanna harus menekan perasaannya dan memperlihatkan punggungnya kepada Taehyung, persis seperti 5 tahun lalu di tengah dinginnya malam musim dingin. Malam dimana ia terpaksa berbohong bahwa ia tidak mencintai Taehyung lagi.
Flashback on
5 tahun yang lalu, seminggu setelah kecelakaan.
"Dasar bajingan." umpat Hanna kepada Jaehyun dengan air mata emosi dan bahunya yang turun naik karena tarikan napasnya.
"Bisa-bisanya kau membuat berita palsu itu. Bisa-bisanya kau menjadikan ibu Taehyung sebagai tersangka penculikan. Dimana hatimu?"
"Hatiku? kau bertanya dimana hatiku? Jawab dulu pertanyaanku, dimana kau menyimpan berkas itu?"
"Berkas apa maksudmu? Aku tidak mengerti."
Jaehyun memegang dagu Hanna, "Ya! jangan kau kira setelah kau bangun dari koma aku akan berbaik hati padamu. Cepat katakan!" perintahnya. "Atau akan ku biarkan publik makin menggila dengan rumor palsu itu dan kekasih tersayangmu itu depresi."
"Aku sungguh tidak tahu."
Jaehyun melepaskan pegangan pada dagunya. "Kau sungguh tidak tahu?"
"Eoh. Sebelum kecelakaan berkas itu memang ada padaku. Aku ingat sempat menggenggamnya. Setelah itu...." Hanna tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena kini tangisnya mengambil alih. "Ahjumma.." rintihnya.
"Aku tidak tahu tangismu itu sungguhan atau hanya tipuan. Tapi apapun itu, harus ada konsekuensi yang kau terima." ucap Jaehyun dengan penekanan di akhir kalimatnya. "Kau harus menuruti perintahku jika ingin kekasihmu itu selamat."
"Andwae. Aku tidak ingin menurutimu. Aku akan menyelesaikannya dengan caraku sendiri."
"Ah. Kalimatku belum selesai. Bukan Hanya kekasihmu. Tapi aku berjanji akan melenyapkan juga ibumu--Ibu kita."
Flashback off
Hanna berjalan sambil menangis sebab mengingat kenangan buruknya dulu. Ia telah mencampakkan Taehyung demi menyelamatkannya. Hatinya telah ia korbankan dulu sekali. Hanna sudah tidak kuat berjalan. Tangannya meraba dinding sebagai pegangan. Akhirnya ia pun berjongkok di sudut koridor untuk menumpahkan habis tangisnya. Ia menangis tersedu-sedu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY || KTH [SUDAH TERBIT]
FanfictionROMANCE-FANTASY Kim Taehyung x Kim Sejeong Tidak ada yang pasti, nyata dan palsu. Semua hanya ilusi dan manipulasi. Kau takkan mempercayainya sampai melihatnya dengan mata kepala sendiri. Jika tak bisa, maka kau cukup berusaha mengingat kembali mem...
![MEMORY || KTH [SUDAH TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/174688110-64-k916353.jpg)