34. I never let you go

1.8K 88 20
                                    

"H-Heechul?"

Leeteuk tersentak ketika melihat Heechul tengah duduk diruang tv rumahnya. Dia melirik jam di dinding, sudah pukul 1 malam.

Sebenarnya Leeteuk sudah tidur, dia terbangun karna merasa haus dan akan mengambil minum di dapur.

"Kapan kau datang?"

Leeteuk berjalan mendekati Heechul, mendudukkan dirinya disebelah kekasihnya ini. Ia mengerutkan dahinya, ada apa Heechul kerumahnya tengah malam seperti ini? Dan nampaknya, wajah cantik kekasihnya itu terlihat mengkhawatirkan sesuatu.

"Heechul? Hey.. apa yang terjadi?"

Namja berlesung pipi itu memegang pelan bahu Heechul, melihat wajah cantik itu dari samping. Ah~ bahkan hanya dari samping saja wajah itu tetap slalu membuatnya terpesona.

"Apa yang terjadi, sayang? Kau seperti sedang memikirkan sesuatu?"

"Jungsoo.."

Ah~ akhirnya pria itu bersuara.

"A-aku pikir, aku harus mengakhiri ini," ucap Heechul lemah

Leeteuk semakin mengerutkan dahinya, pertanda dia tak mengerti apa yang sedang dibicarakan namja cantik disebelahnya ini.

"Mengakhiri apa?" Tanya Leeteuk heran

Heechul mengigit bibir bawahnya, matanya berkedip 3 sampai 4 kali. Pertanda kalau pria itu sedang gugup.

"A-aku pikir.. a..ku akan keluar dari Super Junior,"

Deg!

Detak jantung Leeteuk terasa berhenti berdetak. Apa yang terjadi dengan pria ini? Kenapa tiba-tiba dia berbicara seperti itu?

"A-apa yang kau bicarakan, Heechul? Kau mau meninggalkanku sendirian?" Pungkas Leeteuk dengan nada suara yang melemah dan menarik badannya kebelakang

Heechul dengan cepat menggelengkan kepalanya. Dia membalikkan tubuhnya agar berhadapan dengan Leeteuk yang kini sedang menatapnya dengan tatapan tak mengerti.

"Tidak. Tidak seperti itu maksudku,"

"Lalu? Kalau bukan seperti itu, apa maksud dari ucapanmu tadi?"

Heechul menghembuskan nafasnya pelan. Ia menatap mata Leeteuk yang menampakkan kecemasan itu.

"A-aku hanya merasa.. a-ku tidak berguna di Super Junior. Aku sangat sering absen dibeberapa konser kita. Bahkan, ketika ada syuting pun aku tidak bisa ikut sepenuhnya. A-aku merasa aku menjadi beban di grup ini.."

Heechul mengambil satu tangan Leeteuk, menggenggamnya dengan erat.

"Aku hanya merasa tidak enak. Disaat kalian bekerja, aku tidak. Tetapi aku masih mendapatkan bayaran dari sesuatu yang tidak aku kerjakan. Tidak kah aku seperti penjahat, Jungsoo? Aku tidak bisa seperti ini terus.."

Suara pria cantik itu mulai melemah. Bahkan nada bicaranya mulai bergetar. Dan tak lama, setetes air mata jatuh dipipi mulusnya.

"A-aku.. a-aku tidak mau menjadi beban untuk kalian, Jungsoo.. hiks.. hiks.."

Tangis Heechul pun akhirnya pecah. Ia menundukkan kepalanya dengan kedua tangannya menggenggam erat kedua tangan Leeteuk. Bahunya pun tampak bergetar.

"Sshhhh.."

Leeteuk yang melihat itu, dengan cepat menarik Heechul kedalam pelukannya. Mengelus kepala kekasihnya itu dengan penuh kasih sayang.

"Uljima, sayang.."

"Jungsoo.. hiks.. hiks.."

Leeteuk menghembuskan nafasnya pelan, ia mengecup lembut pucuk kepala Heechul kemudian memeluk pria itu erat. Sangat erat.

"Heechul, kau tau? Tak apa bahkan jika kau tidak melakukan apapun. Hanya tetaplah bersamaku. Bersama kami. Super Junior. Tak apa jika kau tidak ikut berdiri di atas panggung, sapa saja para penggemar bersama, itu sudah sangat cukup untukku,"

Leeteuk kembali menghembuskan nafasnya berat. Tangannya menepuk-nepuk pelan punggung Heechul yang masih sedikit terisak dipelukannya itu.

"Aku tidak tau akan seperti apa nanti kalau kau tidak berada di sisiku.."

"Siapa yang akan menggenggam tanganku nanti kalau aku butuh kekuatan? Siapa yang akan memelukku nanti kalau aku butuh semangat? Siapa yang akan menjadi sandaranku nanti kalau suatu saat aku merasa penat? Siapa yang akan menjadi pendengar terbaikku nanti kalau aku ingin curhat? Siapa lagi kalau bukan dirimu.."

"Sayang, lihat aku.."

Leeteuk menarik Heechul dari pelukannya, memegang kedua bahu namja itu yang kini sedang tertunduk lesu.

"Sayang.. lihat aku.. lihat mataku.." pinta Leetuk

Heechul perlahan-lahan menaikkan kepalanya, menatap mata Leeteuk. Mata nya sendiri sekarang tampak memerah karna ia menangis barusan.

"Heechul.. aku tidak akan bisa menjadi seorang Leeteuk kalau kau tak ada disampingku. Aku tak akan bisa menjadi sekuat ini kalau kau tak menemani setiap langkah kakiku. Apa yang terjadi padaku saat ini, tak lepas dari semua kekuatan yang kau berikan padaku,,"

"Heechul.. jangan pernah mencoba untuk meninggalkan ku, ya? Aku mohon. Lebih baik kau ambil saja nyawaku kalau kau ingin pergi dari sisiku,"

Heechul menatap Leeteuk dengan senyumnya. Bahkan sekarang mata sang leader nampak berkaca-kaca. Dengan cepat, Heechul menghapus air mata yang terbendung itu menggunakan ibu jarinya sebelum keluar dari mata indah kekasihnya ini.

"Uljima, Jungsoo.. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Mianhe.."

Leeteuk tersenyum mendengar ucapan Heechul. Pria itu kembali menarik Heechul kedalam pelukannya.

"Janji kau tak akan pernah berbicara seperti itu lagi?"

Heechul mengangguk dalam pelukannya.

"Janji.."

"Jangan pernah membuatku takut, Heechul. Bagaimana aku bisa menghadapi dunia kalau dunia ku sendiri akan pergi meninggalkanku.."

Heechul menarik dirinya dari pelukan hangat itu, ia menangkup pipi Leeteuk menggunakan tangannya dan mengelusnya lembut menggunakan ibu jari nya.

Lalu..

Cup.

Satu ciuman hangat mendarat dibibir Leeteuk. Sebuah ciuman yang membuat kekhawatirannya terasa hilang seketika.

"Terimakasih sudah slalu menjadi kekuatan ku, Jungsoo.."

Leeteuk membuka kedua matanya. Ia menyekah poni Heechul yang jatuh menutupi kedua mata indah kekasihnya itu.

"Saranghae, Chul.. jongmal saranghae.." bisiknya lembut

"Nado saranghae, Jungso.. Gumawo.. jongmal gomawo,,"

Leeteuk tersenyum menatap Heechul.

"Kajja kita tidur. Ini sudah larut malam. Kau hampir membuatku jantungan malam ini dengan semua ucapan bodohmu tadi,"

Heechul menundukkan kepalanya. Ia merasa sangat bersalah. Ia hanya ingin mengungkapkan semuanya pada Leeteuk, karna dia tidak mampu menyimpannya sendiri.

"Mianhe, Jungsoo.."

"Sshh... sudah. Tak usah dibahas lagi. Ayo, kita ke kamar.."

Leeteuk berdiri dari duduknya, lalu menarik tangan Heechul dan menuju kamar tidurnya.

"I never let you go, Heechul.." bisik Leeteuk lembut sebelum ia benar-benar terlelap dalam tidurnya.

Mereka berduapun tertidur dengan perasaan yang lebih lega dengan kejadian yang tak terduga malam ini.

Oneshoot TeukchulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang