"Jangan meninggalkanku lagi ya.."
Aku mendongakkan kepalaku, menatap mata seorang pria yang sekarang terlihat mengerutkan dahinya dan menatapku heran.
"Meninggalkanmu? Kapan aku meninggalkanmu?"
"Tadi malam, di mimpiku.."
Pria itu menghembuskan nafasnya, lalu kembali mengeratkan pelukannya dibadanku.
"Jadi itu alasannya kau menelfonku dan menyuruhku untuk datang kerumahmu pagi-pagi begini?"
Aku mengangguk pelan.
"Itu takkan pernah terjadi, Heechul.." ucapnya pelan
Aku kembali menaruh kepalaku di dadanya, mengeratkan pegangan tanganku di pinggangnya.
"T-tapi aku tetap saja takut, teuk. Tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini. Kau tau itu kan?"
Aku mendengar dia kembali menghembuskan nafasnya. Mungkin dia merasa sedikit keberatan dengan kalimat yang aku ucapakan barusan.
"Hey, coba lihat aku.."
Pria itu merenggangkan pelukannya dariku, menangkup wajahku dengan kedua tangannya.
"Dengar.. aku takkan pernah meninggalkanmu, Chul. Mimpimu itu takkan pernah jadi kenyataan,"
Dia berbicara dengan suara yang begitu lembut, membuat ketakutanku sedikit berkurang.
"Aku hanya takut, teuk,"
Pria itu tersenyum kecil.
Ah.. senyum itu. Aku takut tidak bisa melihatnya lagi kalau nanti mimpiku semalam menjadi kenyataan.
"Kau tak perlu menakutkan sesuatu yang tidak akan pernah terjadi. Bagaimana aku bisa pergi meninggalkanmu kalau di dirimu aku menemukan 'rumah' ku. Artinya, kemanapun aku pergi atau sejauh apapun aku pergi, aku akan tetap kembali padamu. Because you're my home.."
Aku tersenyum mendengar perkataannya. Kau tau? Leeteuk, pria ini slalu punya seribu satu cara untuk membuat seluruh kekhawatiran yang aku rasakan pergi begitu saja.
Aku manatap wajahnya dalam diam. Dia kembali tersenyum, lalu menarik tanganku agar duduk dari posisiku sebelumnya. Kami berdua duduk berhadapan diatas tempat tidurku dengan kaki yang bersilah. Pria itu lalu mengambil kedua tanganku dan menggenggamnya.
"Heechul.. aku pastikan mimpimu takkan pernah jadi kenyataan. Jangankan mewujudkannya, membayangkannya saja aku tidak pernah,"
"Heechul.. jatuh cinta denganmu itu diluar kuasaku. Tapi untuk pergi meninggalkanmu, itu kemustahilan untuk kulakukan," ucapnya panjang lebar
Aku kembali tersenyum mendengarnya, lalu kembali menenggelamkan diriku pada sorot matanya. Menatapnya berlama lama. Mungkin terlalu gemas, dia menarik diriku dalam pelukannya, memelukku dengan erat.
"Heechul, kau tau?"
"Apa?"
"Memeluk tubuhmu seperti ini dan menatap matamu dalam waktu yang lama, adalah hal termanis dalam jatuh cinta,"
Aku tertawa kecil mendengarnya.
"Teuk?"
"Hm?"
Aku menarik diri dari pelukannya,
"Terimakasih untuk slalu ada disaat aku butuh. Terimakasih untuk slalu menjadi penangkal atas segala ketakutan yang aku rasakan. Terimakasih untuk-"
Perkataanku terhenti, bukan karna aku sudah selesai bicara tapi dengan cepat Leeteuk membungkamkan mulutku dengan bibirnya. Aku menutup mataku, menikmati setiap lumatan lembut yang diberikannya. Hingga akhirnya dia melepaskan ciumannya dan menatap mataku.
"Kembali kasih, my chulie. Jangan pernah lagi berfikir kalau aku akan pergi meninggalkanmu. Karna itu tidak akan pernah terjadi, arraso???"
"Arraso, teuki.." ucapku tersenyum
"Yasudah, ayo kita ke bawah. Biar ku masakkan sesuatu untuk sarapan pagi ini. Kajja,"
Aku tersenyum dan mengangguk, menggenggam tangan Leeteuk lalu pergi meninggalkan kamarku.
I never let you go.
I made this short ff because i missed teukchul so much :(
Ga ngerti lagi gueeeeeeeee bener bener kangen interaksi mereka ㅠㅡㅠ
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Teukchul
FanfictionKumpulan oneshoot Teukchul yang ditulis ketika ilham tiba-tiba datang. Bahasa dan penulisan acak adut. Maklum penulis abal-abal~ Para pencinta uri 2 old men, silahkan merapat!! Jangan lupa tinggalin jejak kalau sudah membaca yaa chingu~~~~~ Like dan...