Siang ini langit tampak cukup mendung, tak sepanas seperti hari biasanya. Tirai meja tempat dimana heechul dan hangeng duduk dicafe bersuasana putih biru itu terbang karna di terpa angin. suasana mendung seperti ini sangat cocok untuk duduk berdua di outdoor dengan ditemani live music.
"kamu kenapa?" tanya hangeng memecah keheningan
"kenapa apa?"
"kenapa akhir-akhir ini suka menghindar dari aku?"
"hah? ngga.." jawab heechul mencoba mengelak
"jangan bohong. ada sesuatu yang kamu sembunyiin dari aku ya?"
"ngga ada.."
hangeng menghela nafas pelan, lalu memegang tangan heechul.
"jadi gimana? udah ada jawaban nya?"
heechul tersenyum kecut saat mendengar pertanyaan hangeng. sejujurnya, dia bingung. kalo dia terima perasaan hangeng, apa kedepan nya dia bisa menjamin untuk tidak melukainya? tapi kalau tidak diterima, dia akan merasa sangat bersalah.
duhhh kenapa hidup gue jadi ribet banget sihhh - batin heechul
hangeng yang melihat heechul terdiam, mengukir senyum tipis dibibirnya.
"ga dijawab sekarang juga gak papa. aku masih bisa nunggu kok. apapun jawaban nya, aku pasti terima," ucap hangeng yang seolah tau akan gundah nya heechul
"maaf.." gumam heechul pelan
"gpp. ga perlu minta maaf. aku bisa ngerti. kita emang belum terlalu lama deket. kalo kamu pikir aku terlalu terburu buru, its okey. take your time. aku bakal nunggu sampe kamu siap jawab perasaan aku,"
heechul tersenyum simpul ketika mendengar perkataan hangeng. apa dia harus melepaskan hangeng?
"yaudh.. makan dulu. tadi dikampus kamu belum sempet makan kan? ayoo makan ya.." ujar hangeng dengan mengelus kepala heechul pelan
heechul hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya, lalu mulai menikmati makanan yang ada dihadapan nya.
***
"makasih ya udah nganter aku pulang,"
heechul melepaskan helm nya dan memberikan kepada hangeng.
"sama sama. kaya baru pertama kali aja sih aku anter pulang kamunya,"
"ya... soalnya gaenak aku, ngerepotin kamu mulu,"
"heechul, aku ga pernah ngerasa direpotin sama kamu ya. aku seneng bisa anter kamu pulang kerumah. yaudah masuk gih, udah malem."
"iyaa.. aku masuk ya, kamu hati-hati pulangnya,"
"iya.." hangeng mencium pipi heechul sekilas "bye.." sahutnya lalu meng gas motor nya berlalu dari hadapan heechul
tanpa heechul sadari, sepasang mata mengawasi gerak gerik nya bersama hangeng dari dalam rumah.
****
"darimana?"
lagi lagi heechul dikejutkan dengan suara pak jungsoo yang tiba tiba sudah berdiri diruang tamu sambil melipat kedua tangan nya di dada
"dari pergi,"
heechul melewati pak jungsoo untuk duduk di sofa yang berada tak jauh darisana
"kok susah banget ya ngantur kamu. udah berkali kali saya bilang, jangan pulang malem. kalo memang terpaksa harus pulang malem, kabarin saya apa susah nya sih?"
heechul mengerutkan dahi nya menatap pak jungsoo, nada bicara nya terdengar aneh. apa dia marah?
"loh, kok mas jadi sewot gitu sih? suka suka saya dong mau pulang jam berapa juga, mas ga ada hak buat ngantur hidup saya,"
"saya suami kamu. saya berhak ngatur kamu,"
"suami? emang sejak kapan saya mengakui mas sebagai suami saya? mas gak lupa kan perjanjian kita. ini semua cuma pura-pura aja! jangan berharap lebih!"
perkataan yang dilontarkan heechul sukses membuat pak jungsoo terdiam. tangan nya mengepal, menahan emosi.
heechul berdiri dari duduknya dan berjalan hingga berdiri persis dihadapan pak jungsoo sekarang,
"sampe kapan pun hati saya ga akan terbuka buat mas! kenapa sih, mas ga nolak aja perjodohan ini kemarin? tau ga, gara gara mas sekarang saya terjebak sama perasaan bersalah saya sama hangeng!"
pak jungsoo semakin menguatkan kepalan ditangan nya, nafas nya naik turun menahan emosi yang sudah memuncak.
"coba kalo kemaren kita ga nikah, pasti sekarang saya udah bahagia sama hangeng, ga kaya sekarang, rasa nya kaya di neraka!"
"oke!!"
bentakkan yang dilontarkan pak jungsoo sukses membuat heechul terkejut bukan main. bahkan kakinya sempat terpundur satu langkah. selama tinggal bersama pak jungsoo, baru sekali ini dia mendengar pak jungsoo membentaknya.
"kalo kaya gitu yang kamu mau, oke! saya akan turutin! terserah! kamu mau pergi sama siapa aja terserah! kamu mau pulang atau ngga, terserah! sekarang terserah! saya udah capek sama sikap kamu yang kaya anak anak. sekarang terserah!!"
pak jungsoo menatap heechul tajam dengan matanya yang memerah.
"kamu egois!" tunjuk pak jungsoo lalu pergi meninggalkan heechul
heechul terdiam. jujur, ada rasa sakit di dada nya ketika pak jungsoo membentaknya seperti itu. mata nya memanas, rasa nya dia ingin sekali menangis.
apa dia salah sudah berbicara seperti itu? apa dia salah untuk memperjuangkan kebahagiaan dengan cara dia sendiri? apa dia benar benar mencintai hangeng? tapi kenapa ada rasa ragu di dirinya? dan juga, apa dia benar benar membenci pak jungsoo? tapi kenapa rasa nya sakit sekali mendengar semua omongan nya tadi?
heechul mendudukkan dirinya di sofa, air mata nya mulai mengalir deras membasahi wajah nya. dia tidak pernah menyangka akan bertengkar hebat dengan pak jungsoo malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Teukchul
Hayran KurguKumpulan oneshoot Teukchul yang ditulis ketika ilham tiba-tiba datang. Bahasa dan penulisan acak adut. Maklum penulis abal-abal~ Para pencinta uri 2 old men, silahkan merapat!! Jangan lupa tinggalin jejak kalau sudah membaca yaa chingu~~~~~ Like dan...