50. Pamit II

1.1K 83 32
                                    

sudah berbulan bulan lamanya, semenjak hari dimana heechul memutuskan untuk pergi dari leeteuk. cinderella itu benar-benar melakukan apa yang terucap dari bibir indahnya, dan dia benar-benar pergi dari kehidupan leeteuk bak ditelan bumi.

pria berlesung pipi itu bukan tidak usaha, ia sudah mengerahkan segala cara agar bisa bertemu kembali dengan heechul. namun sampai saat ini pun hasilnya masih nihil. dia tak mau bilang kalau usahanya gagal, karna bagaimanapun dia harus bisa menemukan heechul.

"hyung?"

leeteuk mendongakkan kepalanya yang tadinya tertunduk lesu dimeja kerjanya.

"hm? wae siwon-ah? apa kau sudah mendapatkan kabar heechul?"

siwon, pria tampan itu menggeleng pelan. tidak tega rasanya menyampaikan hal seperti ini pada leadernya.

"aku dan yang lainnya masih terus berusaha mencari dimana heechul hyung berada. nomer handphone nya juga masih tidak aktif sampai sekarang.."

dihari heechul pergi, saat itu juga nomernya tidak dapat dihubungi.

heechul sempat datang ke tempat latihan, disaat semua member -kecuali leeteuk- sedang berkumpul.

"siwon-ah.. apa kau yakin tidak ada hal lain yang disampaikan heechul saat itu?"

siwon kembali menggeleng pelan.

"opso, hyung.."

"heechul hyung hanya bilang dia ingin menenangkan diri sejenak, tidak mengatakan akan kemana. dan kau tau hyung, kalau chul hyung sudah membuat keputusan, tak ada satu orang pun yang bisa menghentikannya,"

leeteuk kembali menundukkan kepalanya, mengusap wajahnya dengan gusar.

"ya.. aku tau, won-ah," jawabnya pasrah

siwon melipat bibirnya kedalam, menatap leadernya tidak tega. apalagi semenjak heechul pergi, penampilan leeteuk mulai tidak terurus. kantung matanya yang besar, badannya yang terlihat semakin kurus, dan juga raut wajahnya yang tampak sangat lesu.

"pulang lah kerumahmu, hyung. istirahat dulu.. besok kita coba mencari info lagi tentang heechul hyung,"

siwon berjalan mendekati leeteuk, berdiri di depan meja kerja hyung tertuanya itu dan menepuk pelan pundaknya.

"heechul hyung pasti baik-baik saja. dia... hanya perlu waktu sedikit lagi untuk menata hatinya kembali,"

"sampai kapan?"

leeteuk menjawab pertanyaan siwon dengan suara yang parau dan juga bergetar karna menahan tangisnya.

siwon menatap leeteuk dengan sendu. jujur, dia bingung apa yang harus dilakukannya lagi? semua usaha sudah dilakukan, namun memang belum menemukan titik terang. dia bahkan sudah mengerahkan orang orang suruhannya untuk mencari dimana heechul berada, tapi tetap saja masih nihil.

"hyung.. jangan menangis lagi. kau sudah terlalu sering menangis akhir-akhir ini,"

"aku menangisi kebodohanku, won-ah. akibat jawaban bodoh yang keluar dari mulutku,"

leeteuk terisak, tangisnya semakin pecah.

"hyung.."

siwon mengelus lembut pundak hyung tertuanya. mencoba memberikan semangat untuk hyung tertuanya itu.

"jawabanmu tidak salah, setiap orang berhak membuat keputusan di dalam hidupnya. hanya saja, mungkin cara mu menyampaikan pada chul hyung yang membuatnya menjadi seperti ini.."

leeteuk diam.

siwon menarik nafasnya pelan sebelum melanjutkan kembali kalimatnya.

"kau harus menjelaskan pelan-pelan kepada heechul hyung. mungkin ini akan terasa sangat berat untuknya, karna kita tahu.. dia sangat ingin menikah. tapi aku yakin, lambat laun dia pasti akan mengerti keputusanmu.."

Oneshoot TeukchulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang