"Aku menulismu agar kamu
tidak hanya sampai hari ini saja."🦋🦋🦋
Seorang gadis berambut panjang itu tengah asik mendengarkan spotify dengan menggunakan airpods yang di bawa nya. Tangan nya juga tidak tinggal diam, ia terus merangkum buku paket fisika yang berada di depan nya.
"Emang nya belum selesai, Van?"
"Belum, La. Kalo lo mau ke kantin duluan gapapa, kalau nunggu gue pasti bakalan lama." ucap Vania.
"Hmm .. Yaudah, gue ke kantin bareng mereka aja ya kalau gitu."
Gadis bernametag Alula Rathia itu kemudian pergi meninggalkan Vania di dalam kelas. Sejak dua minggu setelah Vania pindah ke SMA Angkasa ini Alula datang dan menjadi teman baik bagi Vania.
Vania melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya, masih sekitar 15 menit lagi bel masuk kelas di bunyikan. Ia masih dengan santai menyalin catatan itu, toh sebenarnya itu bukan tugas, tetapi Vania hanya risih melihat buku fisika milik nya yang masih kosong.
Vania merogoh laci meja nya dan mengeluarkan wadah bekal berwarna pink milik nya. Hari ini ia membawa nasi goreng sosis yang tadi pagi sempat di masakkan oleh Ibu nya. Kemudian Vania membuka dan memakan nya dengan lahap sembari tangan nya yang terus menulis.
"Van hari ini pulang sekolah ada jadwal latihan PMR." ucap Deleza, anak kelas IPA 3.
Deleza adalah wakil ketua Palang Merah Remaja di SMA Angkasa. Ia mengetahui jika Vania adalah member baru di ekstrakulikuler PMR ini.
"Eh, Za Jadwal nya ganti ya?" tanya Vania.
"Enggak, Van. Untuk jadwal latihan setiap hari sabtu masih tetap kok, cuma hari ini kita mau beresin bekakas dan mau buat tandu." jelas Deleza.
Vania menganggukkan kepala nya paham, "Oke makasih info nya ya, Za."
"Kasih tau Lula juga ya, Van." ucap Deleza, "Gua mau ke kantin dulu."
"Oke, siap."
Vania menghembuskan napas nya, sebenarnya hari ini ia terasa begitu lelah, ia sedikit mengantuk karena semalam harus begadang untuk membaca novel yang baru saja di beli nya dua hari lalu di Gramedia.
Vania memilih menutup buku paket dan juga buku catatan nya. kemudian ia memakan bekal milik nya dengan santai dan di temani dengan musik-musik spotify itu.
Tidak lama kemudian, bel masuk kelas sudah mulai di bunyikan. Beberapa siswa dan siswi sudah mulai berhamburan masuk ke dalam kelas nya masing-masing. Begitu pun dengan Lula yang sudah terlihat melangkah masuk ke dalam kelas dengan membawa satu cup es jeruk yang sudah setengah.
"Tadi bakso gue sisa satu, mau gue abisin malah udah bel. Mana Siti narik-narik tangan gue, ngeselin." omel Lula.
Vania menggelengkan kepala nya sembari cekikan mendengar omelan Lula.
"Yaudah sisa satu doang, udah duduk bentar lagi Pak Handoko pasti dateng." ucap Vania.
"Kenapa ya pak Handoko selalu tepat waktu, males banget!"
"Bagus dong."
"Kalo yang tepat waktu Pak Handoko nggak bagus, Van. Pusing gue sama materi yang dibawain dia nggak pernah ada yang masuk ke dalam otak gue."
"Hahaha .. Parah lo!" Vania sedikit tertawa dengan ungkapan hati Lula barusan. "Oh iya La, tadi Deleza kesini nyampein kalo pulang sekolah nanti kumpul PMR karena mau beresin bekakas dan mau buat tandu katanya."
"Okee, untung hari ini gue free."
***
Vania dan Lula berjalan melewati kelas-kelas yang sudah mulai kosong penghuni nya. Jam sudah menunjukkan pukul 15.30 semua siswa dan siswi sudah berhamburan untuk pulang. Hanya ada beberapa anak futsal yang masih latihan di lapangan, dan beberapa anak tari yang juga sedang latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Waktu (on going)
Teen FictionAku menulis cerita ini untuk seseorang yang akhir akhir ini selalu menghantui pikiran ku. Seorang laki-laki yang memiliki hidung mancung, kulit bersih, dan potongan rambut andalan nya yang selalu membuatku semakin menyukai nya. Aku tidak bisa menyeb...