"Dunia ini luas, jangan pernah berfikir
di dunia ini kamu hanya sendiri."🦋🦋🦋
SMA Angkasa berhasil membawa pulang piala paling besar setelah mereka meraih juara pertama, sebuah kebanggaan besar bagi SMA Angkasa.
Para rombongan anak-anak paskibra sekarang berada di pinggir kantor. Mereka terlihat sangat kelelahan namun bercampur dengan kebahagiaan.
Sore ini, Vania dan Lula memutuskan pulang lebih sore dari biasanya. Ini adalah ide Vania yang menyuruh Lula agar menemani nya sampai rombongan anak paskibra pulang.
Vania dan Lula melihat dari kejauhan. Tepat nya di pinggir kantor sebelah ujung.
"Kan, udah gua tebak pasti mereka menang. Hebat banget mereka, apalagi Zaki, bangga banget gua sama setiap pencapaian Zaki." gumam Vania.
"Iya dah iya." jawab Lula, gadis itu sudah mulai bosan dengan nama Zaki yang selalu muncul di bibir Vania.
Vania menyapu pandangannya ke seluruh anak-anak paskibra yang tergeletak di teras kantor. Tentu saja ia mencari Zaki.
"Zaki mana yaa .."
Vania terus menoleh ke kanan dan ke kiri mencari-cari keberadaan laki-laki itu.
"Gua disini."
Spontan Vania dan Lula terjingkat kaget dan menoleh ke belakang. Benar saja sudah ada Zaki yang berdiri di belakang mereka berdua. Kedua mata Vania dan Lula saling menatap beberapa detik, memastikan yang di depan nya ini adalah benar-benar Zaki, atau ...
Tangan Lula menggebuk lengan Zaki kuat, sehingga membuat Zaki kaget dan spontan memegangi lengan nya, "Apa sih?"
"Lo manusia kan?" tanya Lula dengan tatapan mengintrogasi.
"Hah?! Lo ngomong apa sih?" ucap Zaki bingung.
Lula melihat ke bawah untuk memastikan kedua kaki Zaki menginjak tanah, "Oh manusia. Kaki nya napak kok."
"Lo nyamain gua sama setan?" tanya Zaki.
"Nggak. Lagian lo tiba-tiba ada di sini, siapa yang nggak kaget coba?" ucap Lula.
Vania menatap Zaki dan Lula yang sedang berdebat kecil, kemudian ia menjulurkan tangan nya untuk memgucapkan selamat atas kemenangan yang sudah di raih nya.
"Congrast,"
Zaki menjabat tangan Vania, "Thanks."
"Kok kalian belum pulang?" sambung Zaki.
"Vania nungguin lo." ucap Lula dengan cepat.
"Eh, ngawur! Ini kita mau pulang kok, tadi ada ini, apa nama nya .. Tugas tambahan gitu."
"Yaudah kalau gitu gua balik duluan, udah mau magrib, harus udah ada di pondok."
Vania menatap kepergian Zaki. Zaki terlihat sangat tampan dengan pakaian serba putih ala anak paskibra itu. Badan nya yang tinggi tegak menambah ketampanan di wajah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Waktu (on going)
Novela JuvenilAku menulis cerita ini untuk seseorang yang akhir akhir ini selalu menghantui pikiran ku. Seorang laki-laki yang memiliki hidung mancung, kulit bersih, dan potongan rambut andalan nya yang selalu membuatku semakin menyukai nya. Aku tidak bisa menyeb...