35. Pertama kali bertamu ke rumah Vania

32 1 0
                                    

"Bukan belum ikhlas, hanya saja masih sering ingat kita dulu pernah
selalu bersama."

🦋🦋🦋

Zaki duduk di depan masjid seorang diri sekitar pukul sebelas malam. Laki-laki itu terlihat menatap langit malam yang di hiasi dengan ribuan bintang dan bulan yang sangat cerah. Cahaya nya mampu menyinari seisi dunia.

Zaki merasa ada yang aneh dengan perasaan nya akhir-akhir ini, terlebih saat diri nya dekat dengan Vania.  Zaki juga baru mulai memahami perasaannya pada Vania, dan ternyata cara Zaki meyukai Vania memang berbeda, sebelumnya Zaki sendiri tidak begitu yakin akan perasaannya. Tapi, sekarang ia mulai menyadari nya.

Zaki melihat seekor kucing yang sekarang mendekat ke kaki nya. Menemani kesendirian nya di malam yang sunyi ini.

Tangan Zaki mengelus-elus tubuh mungil kucing berwarna putih itu. Seketika senyum nya terukir ketika mengingat Vania yang sempat menawari nya seokor kucing secara tiba-tiba hari itu.

"Cing, lo pernah jatuh cinta nggak?"

"Cara nyatain perasaan suka itu gimana, Cing?"

"Meongww .."

Zaki berdecak, ia menghembuskan napas nya pelan. Baru baru tersadar bahwa ia berbicara dengan hewan.

"Arghh .."

***

"ZAKIII!!

"ZAKII!!"

"ZAAAKII!!"

Vania berlari kencang ke arah Zaki dengan sebuah kotak bekal berwarna putih yang di pengang kuat dengan kedua tangan nya.

"Kenapa?" tanya Zaki.

"Gua ada buat nasi goreng special buat lo." ucap Vania sambil memberikan kotak makan itu.

"Lo yang buat?"

"Iyaa. Ya walaupun nggak seenak nasi goreng lo, tapi gua yakin ini pasti sebelas dua belas rasanya sama nasi goreng buatan lo!"

Zaki terkekeh, padahal Vania belum pernah mencoba nasi goreng buatan nya sama sekali tetapi sudah menilai enak.

"Emang lo udah pernah makan nasi goreng buatan gua?"

Vania menggeleng, "Belum sih. Tapi kata anak-anak waktu itu nasi goreng buatan lo enak."

"Besok gua buatin."

"SERIUS? GIMANA KALAU SEKALIAN AJARIN BUAT NASI GORENG ALA ZAKI???"

"Boleh, kapan?"

"Hari ini, bisa? Di rumah gua."

Zaki menganggukkan kepala nya, "Bisa. Tapi seperti biasa ya, nggak bisa lama-lama."

"YESS!!!" Vania reflek melompat kesenangan dengan persetujuan Zaki.

"Btw, thanks nasi goreng nya," ucap Zaki.

Vania mengangguk, lalu setelah itu Vania berlari ke arah kelas nya dengan kegirangan. Kapan lagi di ajari masak nasi goreng dengan pujaan hati nya.

Kita dan Waktu (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang