"Aku menyukai mu dengan tidak
sadar status, tidak tahu diri,
dan tidak punya malu."🦋🦋🦋
Hari senin adalah hari yang paling tidak di sukai hampir semua siswa dan siswi karena harus mengikuti upacara bendera dibawah terik nya matahari.
Vania dan Lula sudah mengisi barisan ke dua dan ketiga. Sebenarnya tadi, sepuluh menit sebelum upacara di mulai Lula sempat mengajak Vania untuk tidak mengikuti upacara alias membolos dan mengumpat di warung belakang. Untung nya iman Vania kuat dan tidak tergiur dengan ajakan Lula.
"Van, panas banget buset." bisik Lula sambil mengibas-ngibaskan tangan nya ke leher.
"Panas pagi kan sehat, La." jawab Vania.
Lula menghembuskan napasnya berat, "Mana gue tadi nggak pake sunscreen."
"Ya lagian, udah tau sunscreen penting."
"Sunscreen gue abis Van, udah gue gunting nggak ada isi nya emang udah abis."
Vania menggelengkan kepala nya sembari menahan tawa nya, "Udah ah diem. Ngeluh mulu perasaan setiap hari."
"SEMUA NYA HARAP DIAM KARENA UPACARA AKAN SEGERA DI MULAI!"
Semua siswa dan siswi mendadak diam dan mengikuti aturan upacara dengan tertib.
Tidak lama kemudian upacara di mulai dengan sangat tertib. Hingga tiba dimana waktunya pengibaran bendera merah putih.
Vania mengamati mereka dengan begitu serius, satu seorang perempuan di tengah yang membawa bendera, serta dua orang laki-laki di samping kanan dan kiri nya yang melengkapi pengibaran bendera itu.
"SANG MERAH PUTIH SIAP DI KIBARKAN!!"
"KEPADA .. SANG MERAH PUTIH ... HORMAAAAATTT GERAK!" ucap pemimpin upacara.
Lagu indonesia raya mulai di nyanyikan oleh para paduan suara di sebalah kanan Vania. Gadis itu terfokus kepada laki-laki yang sedang mengibarkan bendera di hadapan nya hingga tak sadar sudut bibir keduanya terangkat.
"Ngapain senyum-senyum?" bisik Lula.
"Enggak, gua cuma kagum sama mereka, keren banget." jawab Vania.
"Yakin sama mereka? bukan sama yang sebelah kiri kan?" goda Lula meledek.
Sialan, Lula mengetahui bahwa sedari tadi pandangan nya tak terputus kepada laki-laki itu.
"Dia siapa, La?" tanya Vania.
"Siapa?" tanya Lula bingung.
"Yang tadi kata lo." ucap Vania
"Cowok yang kemarin."
Vania mengerutkan kening nya, "Cowok yang kemarin yang mana?"
"Zaki." jawab Lula.
Vania sedikit terkejut dengan ucapan Lula barusan, ternyata itu wajah yang kemarin tak sempat ia lihat tetapi sudah mampu membuat diri nya penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Waktu (on going)
Fiksi RemajaAku menulis cerita ini untuk seseorang yang akhir akhir ini selalu menghantui pikiran ku. Seorang laki-laki yang memiliki hidung mancung, kulit bersih, dan potongan rambut andalan nya yang selalu membuatku semakin menyukai nya. Aku tidak bisa menyeb...