"Tidak ada satu haripun yang terlewat
tanpa aku berusaha untuk terus
mencintaimu."🦋🦋🦋
Hari yang dinantikan semua siswa dan siswi SMA Angkasa pun tiba. Sudah banyak perwakilan-perwakilan kelas yang mendaftarkan diri untuk memeriahkan acara classmeeting ini.
Acara di mulai pada pukul delapan pagi. Semua kepanitiaan sedang sibuk mempersiapkan acara pagi ini.
Cuaca pagi hari ini seakan mendukung acara classmeeting. Matahari sudah duduk di singgasana nya menyinari bumi dengan sangat cerah.
Terlihat Vania dan beberapa anggota PMR lain nya sedang mengangkat meja untuk diletakkan di dekat lapangan sebagai pos mereka. Jadwal jaga pos 1 hari pertama adalah Vania dan Raihan, dan pos 2 adalah anak kelas sepuluh dan sebelas.
"Udah siap semua, lo tunggu sini aja Van. Gua mau ke ruang PMR bentar." ucap Raihan.
Vania menurut saja. Ia duduk menjaga pos menunggu kedatangan Raihan.
Waktu berjalan begitu cepat. Acara sudah di mulai sejak tiga puluh menit yang lalu, Raihan belum datang menghampiri nya. Entah kemana laki-laki itu.
"OH INI YANG MINTA DI PASANGIN JAGA POS SAMA COWOK GUA??!"
Suara yang membuat Vania diam seribu bahasa. Ia tak pernah melihat perempuan yang sekarang berada di hadapan nya.
"Maksud nya?" tanya Vania tak paham.
"Nggak usah sok polos, lo pasti tau kan kalau Raihan itu pacar gua?"
Mendengar itu yang ada di pikiran Vania adalah gadis itu bernama Adel. Vania mengingat nya, Lula sering mengingatkan jika Raihan mempunyai pacar yang bernama Adel. Selebih nya Vania tak tau apapun dengan gadis itu.
"Terus? Hubungan nya sama gua apa?" tanya Vania.
"Gua dapat omongan, kalau lo minta satu pos sama Raihan, iyakan?!" tanya Adel.
"Hah?! Kapan gua bilang?"
"HALAH! NGAKU AJA!"
"NGAKU APA? SEBELUM LO MARAH-MARAH NGGAK JELAS KE GUA, LEBIH BAIK LO TANYA SENDIRI SAMA COWOK LO! DIA KETUA ESKUL DAN CUMA DIA YANG BERHAK NGATUR!"
"Wett. Santai aja dong, jangan ngegas segala." ucap Adel sambil memiringkan sudut bibir nya.
"Lo yang dari awal marah-marah!" jawab Vania.
"RIBET, YAA! GUA TANDAIN MUKA LO!"
Adel meninggalkan Vania. Gadis itu berjalan ke arah lapangan dan di ekori dengan satu teman nya.
Kejadian yang paling ditakutkan oleh Lula akhirnya terjadi. Padahal, mati-matian Vania berusaha menghindari Raihan dan menjaga jarak dengan ketua PMR itu. Vania tak terlalu memikirkan hal itu, ia harus menyelesaikan tugas nya sampai selesai.
Tak lama kemudian Raihan datang seorang diri, ia langsung duduk di samping Vania.
"Lama ya?"
Vania tak menjawab, gadis itu hanya menggelengkan kepala nya.
"Tadi gua ngasih arahan ke pos dua dulu. Biar mereka pada paham sama kerja kita apa, nggak mungkin kan kalau kita cuma duduk dan jaga pos aja." jelas Raihan cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Waktu (on going)
Genç KurguAku menulis cerita ini untuk seseorang yang akhir akhir ini selalu menghantui pikiran ku. Seorang laki-laki yang memiliki hidung mancung, kulit bersih, dan potongan rambut andalan nya yang selalu membuatku semakin menyukai nya. Aku tidak bisa menyeb...