"Ternyata bener ya, tidak semua luka
berhasil dipulihkan oleh waktu."🦋🦋🦋
Ini adalah pertama kali nya Vania berboncengan motor dengan Zaki saat mereka sudah resmi berstatus pacaran. Zaki tak tahu apakah yang di putuskan ini adalah yang terbaik atau sebalik nya? Zaki hanya takut jika Vania di miliki oleh orang lain.
"Zaki, kita mau kemana sih?"
"Mau ajak pacar aku jalan-jalan."
Vania mengusili mengotok helm Zaki dari belakang, "Gombal banget. Belajar dari mana sih?"
"Kata-kata nya ada di dalam novel yang pernah kamu pinjemin ke aku."
"Oh, pantesan .. Nanti aku pinjemin novel tentang cinta-cintaan lagi ya biar kamu jadi makin romantis."
Zaki tertawa, tangan nya bergerak mengarahkan spion motor nya ke arah Vania untuk melihat wajah gadis itu. "Nggak mau ah."
"Kenapa?" tanya Vania.
"Aku punya versi romantis sendiri, tanpa harus ikutin buku novel yang kamu baca." jawab Zaki.
"Aku boleh peluk kamu?" tanya Vania ragu-ragu.
Zaki hanya diam tak menjawab. Ia juga bingung harus menanggapi apa ucapan Vania.
"Nggak boleh ya?" tanya Vania lagi.
"Boleh." ucap Zaki.
Kemudian tangan Vania bergerak memeluk perut Zaki dari belakang. Pelukan pertama yang di rasakan oleh Vania, akhirnya ia bisa memeluk Zaki setelah sekian lama hanya bisa memandangi punggung laki-laki itu.
Tak lama kemudian, Zaki memberhentikan motor nya tepat di depan ibu-ibu yang sedang berjualan bunga keliling.
"Berapa bu harga nya?" tanya Zaki.
"Dua puluh ribu, mas."
"Boleh deh satu, yang warna merah ya bu,"
Ibu itu kemudian memberikan sebuah bunga itu kepada Zaki. Setelah membayar bunga itu, Zaki memberikan bunga itu ke penumpang yang sekarang duduk di belakang nya.
"Untuk aku?"
"Iyaa."
"Wahh .. Makasih ya Zaki, ternyata first flowers aku dari kamu, cowok yang dulu pernah hampir buat aku nyerah untuk dapetin nya."
Zaki menggeleng, tangan nya mengelus puncak kepala Vania. Ia merasa gemas dengan perempuan itu.
"Sama-sama. Yaudah yuk aku anter pulang ya, aku nggak bisa lama-lama." ucap Zaki.
"Otey!" jawab Vania.
***
Vania duduk di ruang tv. Ia melipat kedua kaki nya, tangan nya sibuk memegang bunga itu dan berkali-kali mencium nya sambil senyam-senyum.
"CIE BUNGA DARI SIAPA TUH??!" ledek Aril yang sadar bahwa sedari tadi Vania terus memandangi bunga itu.
"Kepo banget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Waktu (on going)
Teen FictionAku menulis cerita ini untuk seseorang yang akhir akhir ini selalu menghantui pikiran ku. Seorang laki-laki yang memiliki hidung mancung, kulit bersih, dan potongan rambut andalan nya yang selalu membuatku semakin menyukai nya. Aku tidak bisa menyeb...