"Apa harus cakep? Agar suaranya
di dengar, chatnya dibaca,
pintanya terpenuhi, dan
hatinya dihargai."🦋🦋🦋
Satu minggu berlalu begitu cepat. Setelah selesai dengan drama class meeting kemarin, akhirnya Vania bisa tidur dengan nyenyak. Untuk acara lomba PMR, akan di adakan satu minggu lagi.
Vania duduk di balkon kamar nya, menikmati segar nya udara yang keluar masuk ke dalam kamar nya. Tak lupa dengan sebuah laptop yang sedari tadi di pangku nya, ia ingin cepat menyelesaikan naskah nya.
Kemarin, sejak ia melihat sorotan instagram Zaki. Vania jadi mengetahui tanggal lahir laki-laki manis itu, 21 juni. Cowok gemini yang mampu mengobrak-abrik hati nya.
Sempat terlintas di pikiran gadis itu. Ulang tahun Zaki sekitar tiga bulan lagi, tepat nya setelah selesai perpisahan sekolah dan juga sedang pusing-pusing nya mengejar PTN. Vania berharap, naskah nya selesai sebelum hari ulang tahun Zaki, ia ingin menghadiahi novel karya nya ini untuk Zaki.
"Bumi ini sangat luas, tapi untung nya aku bertemu kamu."
Vania kembali tersenyum menatap indah langit di pagi hari.
Tiba-tiba pintu kamar nya terketuk beberapa kali, Vania menatap ke arah pintu membiarkan seseorang di balik sana masuk. Vania mengerutkan kening nya saat melihat siapa yang datang ke kamar nya.
"Lula? Kenapa nggak telpon?" tanya Vania yang langsung menghampiri sahabat nya itu.
"Gua udah telpon lo sepuluh kali, dan udah chat lo. Tapi lo ceklis, jadi gua kesini aja langsung." jawab Lula.
"Masa sih? Coba sebentar." ucap Vania sambil mencari-cari handpone nya.
Vania mengambil handpone dari atas meja. Menekan tombol on off di sana. Pantas saja, ternyata handpone nya lowbath.
"Hp gua mati ternyata. Bentar gua charger dulu."
"Pantes aja."
Lula berjalan ke arah kasur, gadis itu langsung merebahkan diri nya di kasur empuk milik Vania. Sudah lama gadis itu tidak berkunjung ke rumah Vania, dulu waktu Vania baru pindah sekolah di jakarta, Lula sering bermain ke rumah nya setiap pulang sekolah.
"Tumben banget kesini?" tanya Vania.
"Orang rumah pada keluar kota tiga hari, tempat nenek gua. Gua mager banget mau ikut. Capek di perjalanan doang,"
Vania mengangguk, gadis itu meletakkan laptop nya di atas kasur dan berjalan keluar kamar untuk mengambil minum dan juga cemilan.
Lula memainkan handpone milik nya dengan posisi tengkurap. Gadis itu melirik ke laptop milik Vania yang berada tepat di samping nya. Ia kepo dengan apa yang sedang dikerjakan oleh Vania barusan.
Lula duduk dan memposisikan laptop itu di depan nya. Lula membaca sebuah tulisan di dalam sana, sebuah naskah yang hampir di setiap paragraf terdapat nama Zaki. Setelah sadar, Lula menutup mulut nya tak percaya dengan apa yang sedang Vania kerjakan ini.
Ceklek
"Van, ini tulisan lo?"
Vania melotot melihat laptop nya tengah berada di depan Lula. Ia tidak bisa menyangkal lagi, gadis itu sangat malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Waktu (on going)
Fiksi RemajaAku menulis cerita ini untuk seseorang yang akhir akhir ini selalu menghantui pikiran ku. Seorang laki-laki yang memiliki hidung mancung, kulit bersih, dan potongan rambut andalan nya yang selalu membuatku semakin menyukai nya. Aku tidak bisa menyeb...