"Ingat, rasa suka itu hanya sementara tapi takdir itu untuk selama-lamanya."
🦋🦋🦋
"Terus kita harus gimana dulu nih?"
"Kita buat nasi goreng dulu aja."
Zaki mengeluarkan bahan masakan nasi goreng dari dalam plastik. Sedangkan Vania menyiapkan nasi yang akan di goreng nya nanti.
Zaki mengambil pisau dan mengupas bawang merah dan putih, serta memotong cabai merah dan juga hijau.
Setelah selesai, Zaki menyuruh Vania untuk mencuci perbumbuan yang sudah di kupas nya lalu menumbuk nya.
"Lo sambil catat step by step nya supaya bisa kalau masak sendiri." ucap Zaki sambil menghidupkan kompor.
Vania mendekat ke samping Zaki, melihat Zaki memasukkan bumbu itu ke dalam wajan.
"Nah ini di tunggu sampai wangi bumbu nya menyengat, baru nasi nya di masukin." ucap Zaki.
Vania mengangguk, tangan kanan nya memegang satu piring nasi dengan porsi cukup banyak. Mununggu Zaki menyuruh nya untuk memasukkan nasi itu ke wajan.
"Sini nasi nya,"
Vania mendekatkan nasi itu ke Zaki, "Ini .."
Tangan Zaki mengambil asal piring yang terlihat dari ekor mata nya. Ia masih sibuk mengongseng bumbu di dalam wajan itu.
Zaki menghentikan tangan nya yang sedang mengongseng saat menyadari Vania tidak melepaskan piring itu.
Vania menatap tangan nya yang tersentuh tangan Zaki. Gadis itu mendadak terdiam tak bergerak, hanya jantung nya yang bergerak begitu cepat.
"Maaf," ucap Zaki.
Vania langsung melepaskan piring itu dan langsung menyelipkan sedikit anak rambut nya. Kemudian itu meminta Zaki untuk diri nya yang mengambil alih mengaduk nasi itu.
"Boleh gua nggak yang ngaduk?"
"Boleh, lah."
Zaki mundur, mempersilahkan Vania yang berdiri di depan wajan itu. Sementara Zaki mengambil botol kecap dan memasukkan nya ke dalam wajan.
"Kecap nya secukup nya aja, sesuai selera." ucap Zaki.
"Jangan banyak-banyak,"
"Lo suka pedas?"
Vania mengangguk, "Suka."
Zaki menurut, ia tak begitu banyak menuangkan kecap ke dalam wajan karena katanya, Vania suka pedas.
Setelah selesai dengan nasi goreng itu. Mereka mengambil piring dan menyajikan nasi goreng itu di sebuah piring. Mereka berdua menata nasi goreng itu dengan sangat rapi. Ada potongan timun dan tomat di pinggir piring, serta potongan sosis.
Vania mendekatkan piring berisi nasi goreng itu di hidung nya, menghirup aroma lezat yang timbul dari sana.
"Hmm .. Enak nih." ucap Vania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Waktu (on going)
Fiksi RemajaAku menulis cerita ini untuk seseorang yang akhir akhir ini selalu menghantui pikiran ku. Seorang laki-laki yang memiliki hidung mancung, kulit bersih, dan potongan rambut andalan nya yang selalu membuatku semakin menyukai nya. Aku tidak bisa menyeb...