"Dia hanya diam, tetapi berhasil
membuatku jatuh cinta".🦋🦋🦋
Hari ini Vania tak berangkat ke sekolah, Ibu nya melarang nya untuk berangkat sekolah karena keadaan kepala Vania yang masih lebam berwarna biru. Vania tak berkata jujur kenapa kepala nya bisa terbentur ujung meja, ia hanya mengatakan jika ia tak sengaja terjatuh.
Vania duduk di tepi kasur, menghadap ke arah balkon yang menampilkan matahari bersinar begitu terang dan langit yang indah berwarna biru, sungguh sangat berbanding terbalik dengan suasana hatinya.
Pintu kamar Vania kemudian terbuka, menampilkan wanita yang usia nya kurang lebih empat puluh tahun, mata nya tak pernah lelah menatap Vania dengan penuh kasih sayang.
"Masih sakit?" tanya Ibu nya yang ikut duduk di tepi kasur, mengelus pundak Vania lembut.
"Enggak, Bu." jawab Vania pelan.
Tanpa bicara, Vania langsung memeluk erat Ibu nya. Mencurahkan segala kegelisahan juga kesakitan yang ia rasakan lewat pelukan.
"Ibu .. Dulu waktu masih remaja, pernah suka sama cowok duluan?" tanya Vania yang masih berada dalam pelukan Ibu nya.
Ibu nya mengelus puncak kepala Vania dengan lembut, "Kenapa bertanya itu?"
"Nggak apa-apa, jawab aja Bu." ucap Vania.
"Rasa suka itu fitrah, Nak. Semua yang terjadi di dunia ini sudah di atur oleh Allah, bahkan daun yang terjatuh pun memang sudah di tulis dan di atur oleh Allah." jelas Ibu nya.
"Maksud nya?" tanya Vania.
Maria menangkup wajah Vania, Ia menatap kedua mata anak perempuan nya dengan tulus.
"Kita nggak mungkin menyukai seseorang begitu saja kalau bukan Allah yang menggerakkan hati kita. Itu tanda nya Allah mau kita mengenal orang tersebut. Entah untuk sekedar mengenal atau lebih," jelas Ibu nya lagi.
Vania mengangguk paham dan tersenyum kepada Ibu nya.
"Memang nya kenapa?" tanya Ibu nya lagi.
Vania mengalihkan pandangan nya ketika sang Ibu melontarkan kata-kata itu, wajah nya berubah menjadi merah seperti kepiting rebus.
"Hayo .. Lagi suka sama orang ya?" tanya Ibu nya dengan nada meledek.
"Iya."
"Siapa? cerita dong .."
"Ihh! Ibu kepo."
"Cerita dikit aja, dia orang nya gimana?"
Vania tersenyum, mengingat-ingat seseorang yang saat ini sedang ia kagumi, "Hmm .. Orang nya tinggi, hidung nya mancung, rambut nya sedikit panjang, kadang dia ngikat rambut nya karena terlalu panjang. Lucu ya Bu. Terus .. Nada bicara nya lembut banget, tatapan nya selalu menenangkan, wajah dia tuh punya kharisma tersendiri."
"Nama nya siapa?" tanya Ibu nya lagi.
"Zaki. Khoirul Muzaki." ucap Vania dengan wajah yang sangat amat sumringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Waktu (on going)
Dla nastolatkówAku menulis cerita ini untuk seseorang yang akhir akhir ini selalu menghantui pikiran ku. Seorang laki-laki yang memiliki hidung mancung, kulit bersih, dan potongan rambut andalan nya yang selalu membuatku semakin menyukai nya. Aku tidak bisa menyeb...