"Setiap luka memberi pelajaran dan setiap
pelajaran merubah seseorang."🦋🦋🦋
Satu bulan berjalan dengan sangat cepat. Vania sudah tak sesering itu menangisi hubungan nya dengan Zaki yang memang sudah berakhir. Selama satu bulan Vania belum mempunyai keberanian untuk membuka secarik surat yang diberikan Zaki.
Hari ini, Vania memberanikan diri untuk membuka surat yang masih ia simpan di dalam lemari baju nya.
Vania duduk di atas kasur, perlahan ia membuka kertas itu. Jika isi nya adalah hal yang membuat Vania sakit, Vania yakin ia akan kembali menangis seperti hari-hari kemarin.
~~~
Dear Vania.
Aku nggak tau mau ngomong apa, aku bingung. Maafin aku karena udah milih mengakhiri hubungan kita. Maafin aku kalau udah buat kamu sedih dan sakit. Tapi kamu harus tau kalau aku juga sedih karena harus terpaksa untuk mengakhiri hubungan kita.
Ini bukan salah kamu, aku yang salah. Aku nggak mau kita berada di dalam hubungan yang Allah larang. Kalau kamu berfikir selama ini aku cuma mainin perasaan kamu, kamu salah besar.
Maafin aku karena udah bohong hari itu dan nyakitin perasaan kamu.
Makasih udah masuk ke dalam kehidupan aku. Kamu satu-satu nya perempuan yang bikin aku jadi semangat untuk menjalani hari-hari aku. Walaupun kita jauh, tapi aku nggak pernah berhenti berdoa, semoga setiap langkah yang kamu lalui adalah jalan untuk kita kembali.
Aku selalu bersyukur karena sudah di pertemukan dengan kamu. Kita sama-sama memperbaiki diri dulu, dan jika Allah mengizinkan, pasti kita akan kembali bertemu.
Berbahagia lah dengan siapa terserah, aku ikhlas.
@Zaki
~~~
Vania memeluk surat itu ke dalam pelukan nya. Vania kembali menangis mengingat semua kenangan yang ia lalui bersama Zaki.
Vania menyukai era putih abu-abu kala ada diri nya.
"Aku bingung gimana cara nya untuk bisa berhenti menaruh perasaan itu, Ki."
"Zaki, sejak hari itu aku selalu menunggu pesan dari mu yang tidak ku kunjung muncul di notifikasi handpone ku. Suara notifikasi yang sengaja ku ubah hanya untuk nomor mu kini sudah tidak pernah aku dengar lagi. Aku ingin bertemu dengan mu sekali lagi saja. Melihat sekali lagi parasmu, mendengar sekalu lagi suara gelak tawamu, mencium sekalu lagi harum aroma tubuhmu. Aku rindu, Ki."
Suara hati Vania terus menerus menyebut nama Zaki.
***
Satu tahun di dunia perkuliahan berhasil Vania jalani dengan hasil yang memuaskan. Vania Chiezara, mahasiswa di Universitas Indonesia prodi Kesehatan Masyarakat. Vania berhasil masuk ke Universitas impian nya, seperti apa yang ia ceritakan kepada seseorang yang kini masih berada di dalam hati nya.
Vania berhasil menyelesaikan naskah milik nya. Dan kini ia sudah membawa nya untuk terbit menjadi sebuah novel.
Setelah sekian lama, ternyata Vania baru menyadari ternyata memang bukan orang nya yang jahat karena telah meninggalkan, tetapi memang masa nya yang sudah habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Waktu (on going)
Fiksi RemajaAku menulis cerita ini untuk seseorang yang akhir akhir ini selalu menghantui pikiran ku. Seorang laki-laki yang memiliki hidung mancung, kulit bersih, dan potongan rambut andalan nya yang selalu membuatku semakin menyukai nya. Aku tidak bisa menyeb...