"Kalau bisa to the point kenapa
harus ngode?".🦋🦋🦋
"GUA SUKA SAMA ZAKI!"
"Sumpah?! Lo nggak lagi bercanda kan, Van?"
Vania menggelengkan kepala nya, sejak kejadian di perpustakaan kemarin dan melihat Zaki secara dekat, Vania jatuh hati kepada laki-laki yang baru di kenal nya tiga hari lalu itu.
"Kok bisa tiba-tiba lo suka sama dia?" tanya Lula penasaran.
"La, gua nggak tau. Perasaan ini muncul setiba-tiba itu. Bahkan di saat gua lagi nggak mau kenal lagi yang nama nya cinta, justru gua malah jatuh hati sama Zaki."
Vania mengatakan itu dengan kesadaran penuh. Vania sangat mengingat bahwasanya diri nya sudah tidak merasakan jatuh cinta sejak diri nya kelas 8 SMP. Vania menghabiskan masa biru putih nya bersama teman-teman nya, Vania menghabiskan dua tahun putih abu-abu dengan teman-teman dan buku-buku novel yang di beli nya, tidak dengan pacaran.
Kata nya, menjalin hubungan di masa putih abu-abu adalah hal terindah yang mungkin harus di rasakan oleh para remaja.
"Lo yakin sama perasaan lo, Van? Lo tau kan kalau Zaki itu kulkas berjalan?"
"Gua tau, La. Zaki emang sulit untuk di gapai, tapi gua bakalan coba sampai gua capek." ucap Vania sepercaya diri itu.
"Gua bantu doa aja ya." ucap Lula.
"Lo juga harus bantuin gua biar bisa deket sama dia dong, kalau doa tanpa usaha kan sama aja bohong, Lula!" ucap Vania menatap Lula penuh permohonan.
Lula menggaruk kepala nya yang tak gatal, kemudian gadis itu mencomot kue kering yang ada di depan nya dan melahap nya.
"Gua bisa bantu apa, Van? Gua nggak sekenal itu sama Zaki." jawab Lula.
"Dua tahun La. Dua tahun lo satu sekolah sama dia, nggak mungkin satu kali pun kalian nggak pernah ngobrol, kan?" ucap Vania.
"Gua ketemu dia tuh sebulan bisa cuma dua kali atau kadang malah nggak pernah ketemu sama sekali sama dia di sekolahan, Van." jawab Lula.
"Masa, sih. Dia emang se-ter-nggak terlihat itu di SMA Angkasa?" ucap Vania.
"Bukan enggak terlihat, Van. Lo tanya sama satu sekolah, siapa yang nggak kenal sama Zaki? Cowok multitalent di sekolah, anak paskibra, ketua jurnalistik, tim hadroh, anak futsal. Semua Van, hampir semua dia bisa."
Vania tersenyum mendengar cerita Zaki dari Lula, sempurna sekali ciptaan mu ini Ya tuhan.
"Waktu ada lomba masak antar sekolah dua bulan lalu aja tim dia yang jadi juara."
"Dia jago masak?" tanya Vania tak percaya.
"Bukti nya menang juara satu, mengalahkan dua puluh peserta dari sekolah lain, keren nggak?" tanya Lula.
"Itu bukan cuma keren, La. Itu hebat banget!"
Vania terdiam seketika, ia seperti sedang memikirkan sesuatu. Tangan nya mengambil secangkir teh yang ada di depan nya lalu meneguk nya beberapa kali tegukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Waktu (on going)
Ficção AdolescenteAku menulis cerita ini untuk seseorang yang akhir akhir ini selalu menghantui pikiran ku. Seorang laki-laki yang memiliki hidung mancung, kulit bersih, dan potongan rambut andalan nya yang selalu membuatku semakin menyukai nya. Aku tidak bisa menyeb...