20. Awal kecemburuan

30 1 0
                                    

"Terimakasih sudah ber-arah dengan
segala kekurangan ku".

🦋🦋🦋

Hari ini adalah hari terakhir ujian sekolah. Bercak-bercak berwarna cokelat mengotori lantai putih sekolah, pagi ini hujan deras turun secara tiba-tiba. Matahari tampaknya sedang bersedih, seperti Vania, yang cinta nya bertepuk sebelah tangan.

Vania menarik dua buku dari kolong mejanya, ia kembali belajar. Semalam, diri nya belum menyelesaikan tulisan yang ada di dalam buku itu.

"Hari ini mager latihan gua." ucap Lula sembari melipat kedua tangan nya di depan dada.

"Kenapa, La?"

"Capek. Gua mau izin aja nanti."

Vania mendengus, kalau Lula tidak datang ke latihan PMR berarti diri nya juga tidak akan menghadiri nya.

"Gua juga deh, nggak seru kalau nggak ada lo." ucap Vania.

"Iyalah, kita kan sepaket!" jawab Lula.

Akhirnya kedua nya memilih untuk tidak datang latihan PMR hari ini.

***

Zaki membersihkan tasnya yang terkena percikan hujan, ia lupa membawa jas hujan tadi. Alhasil tas, sepatu, dan celana nya basah dan kotor.

Zaki menatik tisu yang disodorkan Indra kepadanya, "Lupa bawa jas hujan, Ki?"

"Iya, Ndra."

Setelah selesai membersihkan tasnya, Zaki menghela napas berat, mengambil handpone dari dalam tasnya.

"Ndra, gua mau ke kantor kepala sekolah. Lo ada payung?" tanya Zaki setelah membaca sebuah pesan dari whatsApp.

Indra menggeleng, "Duh .. Gua nggak ada payung, coba minjem sama anak cewek. Tadi gua liat ada yang bawa payung."

Zaki menganggukkan kepala nya, ia berjalan keluar ambang pintu. Indra terkejut, bahkan Zaki tak mau meminjam payung ke kumpulan anak-anak perempuan di kelas nya.

Zaki menggunakan hodie nya yang berwana hitam. Ia terlihat berlari ke arah bangunan di seberang kelas nya.

Zaki membuka knop pintu ruangan yang bertuliskan Ruang Kepala Sekolah. Ia masuk dengan sangat pelan.

"Assalamualaikum, Pak."

"Waalaikumsalam, silahkan masuk Ki."

Mata Zaki terlihat tersenyum tipis, lalu ia melangkahkan kaki nya untuk masuk dan duduk di kursi tepat di depan Bapak Kepala Sekolah.

"Jadi gini, Ki. Maksud bapak nyuruh kamu ke sini karena bapak mau menyampaikan soal beasiswa kuliah kamu. Semua sudah bapak urus, terimakasih ya Ki. Kamu sudah banyak membuat sekolah ini dikenal oleh banyak orang berkat prestasi-prestasi yang kamu berikan."

Zaki tersenyum, hati nya sangat senang mendengar bapak kepala sekolah itu menyampaikan tentang beasiswa kuliah yang di dapat nya.

"Alhamdulillah, harus nya saya yang berterimakasih sama bapak. Bapak dan staff guru lain nya selalu memberi dukungan kepada saya."

Kita dan Waktu (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang