"Terkadang kita memilih dia bukan karena apa-apa, tapi sederhana,
karena dia adalah orang nya"🦋🦋🦋
Setelah hari libur di hari jumat kemarin, hari ini Vania menghadiri kumpulan Kepalang Merahan di SMA Angkasa.
Ia sudah rapi dengan baju berwarna biru dongker yang di lengkapi dengan logo PMR di bagian belakang punggung nya. Rambut nya ia gerai seperti biasa nya. Gadis itu menambahkan satu buah jepit untuk menjepit rambut bagian depan nya.
Vania duduk di depan ruangan PMR. Beberapa anggota PMR sudah banyak yang datang. Sedari tadi Vania hanya menunggu Lula, Vania yakin sekali penyebab Lula sedikit terlambat karena pasti sekarang gadis itu sedang berebut motor dengan adik nya.
"Lula datang nggak, Van?" tanya Raihan saat menyadari tidak ada Lula disana.
"Dateng, agak telat sih kayak nya." jawab Vania, "Gua coba hubungin nggak di angkat, mungkin lagi dijalan." sambung Vania.
"Iyaudah, sambil nunggu Lula kita bahas untuk persiapan kepanitiaan aja, ya?" ucap Raihan lagi.
Vania mengangguk menuruti apa kata Raihan, bagaimanapun juga Raihan adalah ketua di eskul ini.
"Danu, Freya, Deleza, sama Yuda, tolong kasih materi tentang pembidaian dulu ya. Nanti kalau udah lengkap dan udah pada isi absen, baru kita mulai bahas tentang acara lomba." perintah Raihan dan langsung disetujui oleh mereka.
"Gua sama Vania mau bahas untuk kepanitiaan besok." lanjut Raihan.
Raihan dan Vania duduk disebuah kursi tepat di depan ruangan PMR. Sedikit demi sedikit mata Vania melirik jam tangan abu yang melingkar di tangan nya. Sudah sepuluh menit berlalu tetapi Lula tidak kunjung datang.
"Jadi gimana, Van?" ucap Raihan memulai obrolan.
"Emang biasa nya gimana, Re?" tanya Vania balik.
Raihan mengerutkan kening nya. Ia tidak expect jika Vania akan kembali bertanya kepada nya.
"Enggak, maksud gua .. Kan gua baru pertama jadi perwakilan PMR di SMA Angkasa. Emang tahun-tahun yang lalu gimana?" lanjut Vania.
"Iya kalau di sini sih, kan seperti yang di kasih tau sama anak osis kemarin kalau anak PMR ada dua pos, yang pertama di depan kantor, yang kedua di dekat lapangan. Biasanya tuh kita nyediain betadine, alkohol, hansaplas, tandu untuk jaga-jaga kalau ada yang pingsan atau cidera parah." jelas Raihan.
Vania mengangguk paham, "Untuk perlengkapan betadine, alkohol, kapas, kemarin terakhir latihan gua lihat stok udah mulai abis, Re."
"Gua udah ngajuin surat permintaan dana untuk beli perlengkapan, tapi belum di acc." jawab Raihan.
"Hmm .. Menerut gua, kan kalau belanja keperluan tadi nggak memungut biaya yang banyak, kenapa nggak pinjam uang kas dulu? Soalnya kan kita butuh dalam waktu dekat, kalau nunggu surat permintaan di acc bisa lama kan?" ucap Vania.
"Boleh sih, Van. Nanti coba gua konfirmasi ke pembina kita. Uang dana dari kepala sekolah nanti bisa kita buat yang lain, kayak beli kain bidai yang baru." ucap Raihan.
"Iya itu maksud gua. Kalau lo setuju, nanti pulang latihan gua bisa mampir beli perlengkapan nya." ucap Vania mengajukan diri.
"Boleh, Van. Nanti uang nya kita minta ke bendahara dan kita jelasin sekalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Waktu (on going)
Teen FictionAku menulis cerita ini untuk seseorang yang akhir akhir ini selalu menghantui pikiran ku. Seorang laki-laki yang memiliki hidung mancung, kulit bersih, dan potongan rambut andalan nya yang selalu membuatku semakin menyukai nya. Aku tidak bisa menyeb...