"Karena beberapa hal cukup sampai
dirasakan, dan gak melulu
harus di suarakan."🦋🦋🦋
Hari senin, hari dimana SMA Angkasa sedang mengadakan ujian semester. Pagi ini matahari bersinar sangat cerah seakan mendukung setiap aktivitas yang dilakukan manusia di bumi.
Vania akhirnya sampai di pekarangan SMA Angkasa. Ia berjalan dengan santai menuju kelas nya. Tangan nya terlihat memegang sebuah susu kotak berwarna cokelat yang masih bersegel.
"Ki," panggil nya saat melihat Zaki sedang duduk di depan kelas nya seorang diri.
Zaki menutup buku paket yang tadi di baca nya, mata nya beralih menatap gadis yang secara tiba-tiba memanggilnya.
Vania berjalan ke arah Zaki dengan senyuman manis yang selalu mengembang menambah kesempurnaan di wajah nya.
"Buat lo, semangat ya ujian nya." ucap Vania memberikan sebuah susu kotak rasa cokelat itu.
Zaki menatap pemberian Vania, ia tersenyum bingung lalu mengambilnya dari tangan Vania.
"Thanks." ucap Zaki.
"Sama-sama, gua ke kelas dulu ya." ucap Vania dan berjalan meninggalkan Zaki yang masih menatap susu itu penuh kebingungan.
Zaki menatap susu kotak itu, ia melihat terselip sebuah stiky notes berwarna hijau disana, stiky berbentuk love.
"Ini ultamilk untuk ultramen. Semangat ujian nya, Ki!"
Zaki mengembangkan sebuah senyuman ketika membaca stiky notes itu. Kemudian laki-laki itu berjalan masuk ke dalam kelas nya.
Vania berlari melewati lorong untuk menuju kelasnya. Vania jadi senyum-senyum tak jelas ketika mengingat kejadian tadi. Sangat menggelikan, tapi mampu membuat hatinya dugem tak karuan.
***
"Van .."
Vania mengerem kakinya, kalimatnya yang baru saja diucapkan dengan Lula di depan kelas terpotong saat mendengar suara seseorang memanggilnya.
Vania menatap Zaki penuh harap. Ia berharap Zaki bertanya tentang bagaimana ujian hari ini?
Mata nya menatap kedua mata Zaki, ia sedikit mendongak ke atas karena tubuh Zaki yang lebih tinggi dari nya, "Apa, Ki?"
"Pulang sekolah, ada acara?" tanya Zaki.
Vania menggeleng pelan, "Enggak. Kenapa?"
"Mau ngajak ke suatu tempat." jawab Zaki.
"Rooftop, lagi?"
"Bukan."
"Terus, apa?"
Zaki tak menjawab, laki-laki itu hanya melontarkan senyum kaku kepada Vania, "Nanti gua tunggu di depan kelas musik." ucap nya lalu pergi.
Vania menatap kepergian Zaki. Zaki memang selalu membuat nya penasaran, dasar laki-laki misterius!
Ana melangkah lebar memasuki ambang pintu kelas nya. Dengan wajah nya yang sok jutek melewati Vania dan Lula yang tengah menatap punggung Zaki.
![](https://img.wattpad.com/cover/181154294-288-k610245.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Waktu (on going)
Fiksi RemajaAku menulis cerita ini untuk seseorang yang akhir akhir ini selalu menghantui pikiran ku. Seorang laki-laki yang memiliki hidung mancung, kulit bersih, dan potongan rambut andalan nya yang selalu membuatku semakin menyukai nya. Aku tidak bisa menyeb...