"Aku menyukaimu, Dev" ucapku yang membuat seorang Devian terkekeh pelan.
"Apa kau tengah bermain truth or dare bersama Lucas? Ini sama sekali tidak lucu, Vanny" kelakarnya.
Apa?
"Kenapa kau berfikir aku bercanda?" Tanyaku pelan, ia kembali terkekeh.
"Itu karna kita teman. Dan kau tahu aku menyukai gadis lain" jawabnya.
Oh, ya... tentu...
"Katakan padaku jika kau memang hanya bercanda? Right?" Lanjutnya sekali lagi.
Aku menelan saliva ku banyak-banyak sebelum memaksakan sebuah tawa getir.
"Y-ya. Aku hanya bercanda" ucapku pelan. Devian tersenyum padaku kemudian mengacak rambutku gemas.
"Sudah ku katakan aku benci menjadi bahan taruhan kalian dalam permainan gila itu" ucapnya lagi. Aku hanya tersenyum singkat untuk menanggapinya.
"Besok aku akan berangkat ke New york. Kuharap kau dan Lucas tak melupakanku. Kalian sahabat terbaik" lanjutnya sebelum memeluk ku singkat.
Aku kembali tertawa getir,
Hatiku patah...
Untuk pertama kalinya...***
"Vanny-bunny! I said wake up!" Suara Zio kembali memekikan telingaku. Aku hanya mengerang dan tetap tak bergeming saat selimutku terasa ditarik berkali-kali.
Whatever, Z. Aku tetap bisa tidur tanpa selimut sekalipun.
"Bangun atau aku akan menggulingkan mu dari tempat tidur?" Ucapnya lagi, kali ini dengan sedikit nada mengancam. Tapi aku sama sekali tidak takut pada ancamannya dan tetap memejamkan mataku.
"Fine. Jika itu pilihan mu" ketusnya sebelum seseorang menarik kaki ku begitu saja hingga membuatku jatuh terduduk di lantai.
"What the fuck. You little bast..." kalimat ku terhenti saat menaikan pandanganku dan menemukan fakta bahwa tak hanya Zio yang kini ada di kamarku, disisinya ada Dad dan juga Mom. Holyshit!
"Excuse me younglady. What do you say?" Dad bersuara seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Mengintimidasi.
Aku meringis.
"Nope, Dad. Aku hanya mengatakan jika Zio adalah anak yang baik" ucapku polos seraya kembali bangkit untuk duduk walau sebenarnya bokong ku masih terasa sakit.
Aku menatap Zio sinis saat ia terdengar mendengus karna kalimatku.
Okay, kali ini aku harus lebih hati-hati dengan makhluk kecil menyebalkan ini. Siapa yang tahu jika ia memiliki kekuatan besar hingga mampu menarik seorang seperti ku jatuh dari tempat tidur?
"Jadi... kenapa kalian membangunkan ku dengan kejam seperti itu? Ini sabtu pagi, okay? Seharusnya aku dapat tidur lebih lama" Keluhku seraya kembali merebahkan diriku di kasur ternyamanku.
Dad berdecak sebelum Zio ikut mengikuti refleksnya.
Ya Tuhan, kenapa mereka sangat mirip?
"Ini pukul 11 siang, sweetheart" Mom ikut membuka suara seraya terkekeh gemas.
Aku mendesah panjang.
"Fine. Lalu?" Ucapku lagi.
"akan ada pertemuan keluarga di manshion. Hari ini Grandma ulang tahun" kali ini Dad yang menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO
Romance"kau mengencani Al, Vanilla. bukan El" ucap Jasmine yang juga seorang psikolog berhasil membuat ku tersedak ludah ku sendiri. "Al?" suara ku mengulang dengan gemetar. "Ya, dia Allord. kaus, jeans, boots, rambut yang ia biarkan tergerai, konyol, mel...