36. Lucas

1.5K 147 2
                                    

"hai El, kau melihat Halfman cantik ku?" ucap sebuah suara mengejutkan ku saat aku tengah menikmati secangkir coklat hangat di Kafetaria seorang diri.

"maksudmu, Vanilla?" ucapku, ia mangangguk lalu mendudukan dirinya di hadapanku dengan cangkir kopi di tangannya.

"dia masih berada di kelas bersama Caramel. Dan kenapa kau memanggilnya Halfman?" kekehku.

"karna Vanilla memang 'setengah pria'. apa kau pernah melihatnya mengenakan dress, makeup atau highheels? Aku yakin tidak " ucapnya santai.

"ya, kau benar. ia sangat acuh terhadap penampilannya" kekeh ku lagi.

Ia menatapku lekat.

"dan apa kau tetap mencintainya dengan semua itu?" tanyanya yang seketika membuat aku tersenyum miring.

"tentu saja, dia gadis ku" jawabku santai yang di balas Luke dengan menganggukan kepalanya beberapa kali. lalu ia mulai menyesap kopi di cangkirnya.

"bagaimana dengan mu?" tambahku yang langsung membuatnya tersedak

"uhuk! sial!" umpatnya pelan

"tanpa bicara pun aku sudah tahu kau juga mencintai Vanilla" ucapku santai.

Luke segera manatapku horror.

"kau tahu?" tanyanya polos.

see?

Tanpa sadar kalimatnya itu membuat ku mengepalkan kedua tangan ku di bawah meja.

"kau telalu terang-terangan, dude. aku juga seorang pria, tentu aku paham arti tatapan dan senyuman mu kepadanya" jawabku mencoba sesantai mungkin dan menahan emosiku.

"apa Vanilla juga... tahu?" ucapnya sedikt gugup.
Aku mengangkat kedua bahuku acuh.

"aku pernah membicarakan nya, namun ia mengelak" jawabku.

Luke terdengar menghela nafas pelan lalu tersenyum getir.

"aku akui Vanilla adalah cinta pertama ku. Aku dengannya sudah bersama sejak balita. aku mengenalnya seperti halnya ia mengenal ku. aku yang akan selalu ia peluk saat ia menangis, aku yang akan datang saat ia membutuhkan bantuan, dan aku yang selalu ia cari saat membutuhkan tempat mengadu. entah sejak kapan perasaan ini hadir, tapi Vanilla selalu bisa membuat hatiku menghangat walau hanya dengan membayangkan wajah nya. aku tak pernah menemukan gadis lain yang mampu menarik perhatianku seperti dirinya. Aku menutup pintu hatiku untuk siapapun. Namun kini aku sadar, aku terlambat" jelasnya panjang lebar yang langsung menohok hatiku.

jadi ia mencintai gadisku lebih awal?

"ya, aku dan Vanilla saling mencintai. Kau harus menerimanya" jawabku berusaha bijak.

Luke tersenyum kecil padaku namun tidak dengan sorot matanya.

"aku tahu. kebahagiaan Vanilla adalah prioritasku. Tapi bila kau menyakitinya, jangan salahkan aku jika aku menjadi orang pertama yang akan merebutnya darimu" ancam nya dengan kekehan kecil. aku menyeringai.

"lakukan. karna yang harus kau ketahui, cintaku padanya sudah seperti benang kusut, terlalu kusut sehingga tidak dapat diluruskan. semakin kau mencoba membukanya, ia akan semakin terikat kuat" ucapku santai tanpa menghilangkan nada mengancam ku.

ia ikut tersenyum miring lalu menepuk bahuku pelan.

"kita lihat saja nanti" ucapnya sebelum bangkit dan berlalu meninggalkan ku begitu saja dengan cangkir kopinya yang masih terisi penuh.

What the...

Setelah Dev, Luke akan menjadi ancaman terbesarku. Sial!

***

ALTER EGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang