Aku baru saja keluar dari ruang tata usaha untuk mengambil jadwal mata kuliahku yang baru- yang sebelumnya.okay ini memang gila. aku kembali merubah jadwal ku setelah aku merubahnya beberapa hari lalu. rumit? Ya aku tahu.
Aku telah berjanji pada Mom, terlebih Dad. untuk fokus melanjutkan pendidikan ku. Tidak akan berfoya-foya atau takabur karna terjamin nama besar Dad. Atau mengganggu proses belajarku karna urusan pribadi apapun termasuk percintaan. Yeah, walaupun kemarin aku sempat sedikit berlebihan.
Ku harap Dad tak tahu.
Shit, aku jadi merindukan Dad!
Kapan ia pulang dari Gorgia?“kau sudah merubahnya?” suara Allord yang tiba-tiba saja datang di sampingku membuatku sedikit terlonjak.
aku mengangguk pelan seraya memperlihatkan lembar berisi jadwal baruku di depan wajahnya.
“good. Sekarang kau akan terus bersama ku setiap saat” jawabnya terdengar sangat lega.
Aku terkekeh dan ia segera merangkul pundak ku mesra.
“aw love bird, get a room” ucap sebuah suara lain yang terdengar dari balik punggung ku yang membuat ku dengan refleks aku berbalik.
“kau merusak momen ku, Carlene” jawab Allord dengan sedikit dengusan.
Tunggu, Carlene?
Seketika aku tergelak.
Astaga, Kemampuan nya dalam mengingat nama seseorang bisa di katakan sangat payah.
“Ellard, nama ku Caramel. bukan Carlene, bukan Carlotte, Carol ataupun Camrine yang selama ini terus kau sebutkan” rengek Caramel kesal.
ya, semenjak Allord berkomunikasi dengan Caramel entah kenapa ia selalu saja salah dalam melafalkan nama gadis itu.
“bukan salahku, nama mu saja yang terlalu aneh untuk di ucapkan. terdengar seperti perisa popcorn” ucap Allord santai yang membuat ku kembali terkekeh.“kekasih mu sinting, Vanilla” ketus Cara padaku.
Oh Ya Tuhan.
“ya, dia memang sinting. he is my bloody moron” ucapku yang di sambut dengan Cara yang langsung menatap Allord dengan tatapan mencemooh atas pembelaan ku padanya.
“poor you, Ellard” cibir gadis itu pada Allord yang di balas dengan putaran bola matanya jengah.
Cara terus menyebut nama Ellard untuk Allord yang kali ini berkuasa. bukan, bukan aku tak ingin menceritakannya. hanya saja... oh ayolah, lagipun aku akan menceritakannya dari mana? Ini terlalu rumit.
***
Jam kuliah ku telah habis dari 2 jam yang lalu. tapi aku merengek pada Allord untuk tetap tinggal dan menemani ku disini. entah lah, aku belum ingin pulang atau berada di rumah.
Akhir-akhir ini aku selalu merasa ada yang mengawasi semua pergerakan ku, dan itu membuatku sedikit takut.
Aku menyayangkan Mom karna bersikeras meminta Dad untuk tidak menempatkan penjagaan ketat di rumahku atau sekedar beberapa bodyguard. Bahkan Mom enggan di berikan pelayan pribadi! Dan lebih memilih mengurus rumah sebesar itu seorang diri. Astaga, kurasa Mom bukan tipe wanita manja seperti kebanyakan istri-istri kolega Dad yang akan selalu memanfaatkan kekayaan mereka bahkan untuk hal-hal yang tidak penting. Mom adalah tipe wanita pemberontak. Dan aku tak mengerti arah fikirannya itu.
Aku mengaduk milkshake vanilla di gelasku dengan bosan sebelum menghela nafas panjang.
“kau sedang bad mood?” Allord akhirnya bersuara di sampingku seraya menyesap coklat panasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO
Romance"kau mengencani Al, Vanilla. bukan El" ucap Jasmine yang juga seorang psikolog berhasil membuat ku tersedak ludah ku sendiri. "Al?" suara ku mengulang dengan gemetar. "Ya, dia Allord. kaus, jeans, boots, rambut yang ia biarkan tergerai, konyol, mel...