24. Not just him. them

2.1K 194 1
                                    

"kau siap?” ucapku saat baru saja membuka pintu kamar Vanilla dan melangkah masuk.

Dan gadis itu seketika menatapku horror di sela aktifitasnya yang terlihat tengah mengikat tali sepatu nya.

“astaga, kenapa kau tidak sopan sekali dengan masuk kedalam kamar seorang gadis tanpa mengetuk pintu? Mom akan menendang bokongmu jika ia melihatmu disini” pekiknya ketus seraya menatapku kesal.

Aku terkekeh, menghampirinya dan ikut mendudukan diriku di sisi ranjangnya yang kosong.

Mrs. Javier sendiri yang memintaku langsung naik ke kamarmu, babe. Beliau adalah calon mertua yang baik“ jelasku santai membuat Vanilla berdecak sebal.

“calon mertua your ass” dengusnya.

Aku dengan refleks segera menjentikan jariku di depan wajahnya.

"Language, babe" ingatku. Ia membuang wajah kesal. Aku terkekeh.

"No swearing, okay?" Lanjutku

"Terserah" gumamnya. Aku mengacak rambutnya gemas.

"Kau cantik" puji ku dengan tulus.

“apa?” tanyanya polos.

ck! Aku tahu ia mendengarku. Dan kenapa orang-orang senang sekali berpura-pura tak mendengar untuk mendapatkan pengulangan kalimat yang sebenarnya sudah dengan jelas mereka dengar?

“kau cantik” ulangku pasrah seraya memeluk nya singkat.
menghirup aroma memabukan dari rambutnya, menguar, mengisi setiap celah kosong  paru-paruku.

“shampoo apa yang kau gunakan?” tanyaku asal yang membuatnya segera menarik diri.

“kenapa? Kau tak menyukainya?” ucapnya polos

“aku jelas menyukainya. beri tahu aku aroma apa dalam shampoo mu” ucapku lagi, nyaris merengek.

“ aroma vanilla”jawabnya cepat.

Oh?

“ lalu sabunmu?”

“vanilla”

“pewangi kamarmu?”

“vanilla”

“parfummu?”

“vanilla?”

Aku tergelak karna ekspresi polos Vanilla saat terus mengulang jawaban yang sama.

Astaga, dia sangat menggemaskan!

“ingat kan aku untuk membeli semua itu” ucapku akhirnya.

“kenapa?” tanya nya kembali polos.

“Astaga, kau merusak keromantisan ku. tentu saja karna aku ingin menemukan aromamu di setiap penjuru kamarku” ucapku seraya menatapnya jengah.

Vanilla terkekeh.

“aku tahu,babe. aku hanya menggodamu” ucapnya.

Aku menyeringai.

“kau panggil aku apa?” goda ku. Ia mengerejap.

babe?” ulangnya polos.

Hatiku menghangat.

“aww...” ucapku seraya menariknya kembali dalam pelukanku.

***

“bagaimana kondisimu, K” ucap Vanilla lembut seraya memberikan satu buket bunga lily putih di pangkuan Keanna yang tengah mendudukan dirinya di ranjang inapnya.

ALTER EGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang