14. Tell me the truth

2.3K 216 5
                                    

Aku melangkahkan kaki ku menuju kafetaria untuk menemui Vanilla. aku memintanya menunggu ku disana selagi aku menemui panggilan Dosenku.
maksudku Ellard yang Mr. Jacob  panggil, namun karna El tahu Dosen Seni Rupa yang memanggilnya, Ia memintaku bertukar karna Ia tahu maksud Mr. Jacob adalah aku dan mungkin akan membicarakan seputar Hobiku.

Aku ditawari untuk mengikuti pameran seni lukis bulan depan di Gorgia. Astaga! senang? Tentu saja! Aku sangat mencintai seni lukis, tidak seperti El yang lebih tertarik pada seni musik. dan sayangnya aku selalu memakai nama Ellard sebagai hak cipta atas setiap lukisan yang ku buat. Hell! Tentu saja siapa yang akan percaya bahwa aku ini Allord, sedangkan semua orang mengetahui namaku Ellard? Aku akan di sebut gila! oh bukan, El lah yang akan di sebut gila karna ‘kegilaan’ ku.

Aku hendak membuka suara untuk memanggil Vanilla yang tengah duduk dengan gelas milkshake dihadapannya, sebelum seorang laki-laki tiba-tiba datang dan langsung menduduki kursi yang juga tepat berhadapan dengan gadisku.

Siapa pria itu?

Aku tak dapat mendengar apa yang mereka bicarakan karna posisi  ku yang terbilang jauh dari meja mereka. Yang ku lihat hanya mereka tengah berbicara serius, lalu pria itu membawa tangan Vanilla ke dalam genggamannya dan mengecupnya.

Apa?!

Itu belum seberapa sebelum pria itu bangkit lalu membawa tubuh mungil Vanilla kedalam dekapannya. dan kenapa Vanilla tidak menolak dan justru terlihat membalas pelukannya?

Amarahku memuncak. Dengan langkah lebar aku segera mendekati mereka, menarik tubuh Vanilla dan memberikan pukulan ku pada wajah pria bengsek ini sehingga membuatnya terhuyung kebelakang.

“EL!” suara Vanilla terdengar panik

“Apa yang kau lakukan?!” ucapnya lagi dengan nada tinggi. dia membentaku?!

Vanilla segera melangkah kan kakinya menuju pria yang tengah memegangi rahangnya itu dengan cepat. ada sedikit darah yang keluar dari sudut bibirnya dan itu membuatku menyeringai puas.

"Kau tak apa, Dev?" Tanya Vanilla dengan cemas

Tunggu... Dev? Siapa Dev?

“aku tak apa, sungguh” balas pria itu membuat Vanilla kembali berbalik dan menatapku dengan tatapan nyalangnya

“kenapa kau memukulnya, El?” pekiknya di depan wajahku

Sial!

“siapa dia?” tanya ku dingin

“aku teman dekatnya? Tapi dia pernah menyukai ku” pria itu menjawab pertanyaan ku dengan seringaian bodohnya.

Aku menatap Vanilla tajam, dan ia justru menggeleng keras

“jadi dia yang pernah kau ceritakan membuat mu patah hati? Dan kau diam saja saat tadi ia memeluk mu?” ucapku dengan nada mencemooh

Vanilla membulatkan matanya

“kau melihatnya?” gumam Vanilla pelan.

Matanya mulai memerah dan terlihat lembab. Tapi aku tak perduli.

“kenapa kau terlihat begitu terkejut  mendengar aku mengetahuinya? apakah bila aku tak ada kalian akan melakukan  hal yang lebih dari sekedar berpelukan? Tentu saja! kalian saling merindukan bukan?” ucapku sarkastik.

wajah Vanilla memucat

“A-aku bisa menjelaskannya El. ini tidak seperti apa yang kau fikirkan. Aku hanya..hanya..”

“tentu saja kami saling merindukan, tidak kah kau menyadarinya?” suara Pria itu kembali memotong penjelasan Vanilla untuk ku

“Devian! Kenapa kau justru memperburuk keadaan!”  ucap Vanilla pada pria itu.

ALTER EGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang