“kau yakin akan meninggalkan ku, Al?” bisik ku pelan di pelukannya.
“aku sudah bersama mu kemarin, Nalla. tidak kah itu cukup? Pameran ini sangat penting untuk ku” jawabnya pelan. membuatku semakin mengeratkan pelukanku, menghirup habis aroma musk nya dalam-dalam dan mengingat setiap jejak notesnya dalam otak ku.
sial, mataku memanas.
"Hanya satu minggu di Gorgia, sayang. Aku berjanji" lanjutnya.
"Jangan bersedih okay. Bukankah kau sudah mendapatkan kado untuk teman mu" ucapnya lagi.Aku semakin mengeratkan pelukanku.
"Kau tidak cemburu pada Luke?" Tanyaku hati-hati.
Allord justru terkekeh.
"Aku jelas cemburu. Tapi aku tahu dia tidak seperti bajingan tengik Dev. Dan aku mempercayaimu, Nalla" jawabnya dengan sangat bijak.
Aku mengulum senyum.
Ellard jelas menunjukan kecemburuannya secara terang-terangan sedangkan Allord lebih memilih untuk berfikir rasional.
Astaga mereka begitu berbeda.
Tapi dalam perbedaan itulah cara mereka untuk saling melengkapi.“baiklah aku pergi dulu, pesawatku akan takeoff 20 menit lagi” tambahnya seraya menarik dirinya menjauh membuat ku seketika merasa hampa.
“tap-tapi” rengekku.
“tapi apa hmm?" Godanya. Aku mengerucutkan bibirku sebal.
"bagaimana jika ada gadis lokal disana yang tertarik padamu?” tanyaku polos.
Allord menyeringai puas kemudian terbahak.
Aku segera memukul belakang kepalanya keras.
“astaga, tidak akan pernah terjadi, mata ku telah buta karna mu” jawabnya santai.
Ew!
"Kau terdengar sangat menggelikan" kekehku akhirnya.
"Ya, aku pun meremang parah" kelakarnya seraya menggosok-gosokan telapak tangannya di tengkuknya.
“bagaimana jika aku ikut? Aku akan meminta izin Dad untuk...”
“baby Listen, its just for a week okay. We can make this work. We will show the fuckin distance, who’s the boss” potong cepat.
“and distance means nothing when someone means everything” lanjutnya sebelum kembali memelukku erat.
“ya, we can get trought it all” bisikku.
Allord akhirnya melepaskan diri lalu mengacak rambutku gemas.“aku pergi dulu, good bye, Nalla” ucapnya.
“dont say good bye! I think ‘See you soon’ it better” pintaku yang membuatnya kembali terkekeh.
“alright baby girl, see you soon” ucapnya seraya mengecup bibirku singkat.
“safe flight, kabari aku jika kau sudah sampai di Gorgia” ucapku, ia mangangguk lalu mulai menarik koper nya menjauh kemudian hilang di dalam kerumunan orang yang berlalu lalang.
Sial. Kenapa aku baru ingat jika Allord memiliki jadwal Pameran hari ini?
Dan kenapa pria itu baru mengingatkan ku juga saat aku terperangah melihat koper besar di mobilnya?Dering ponsel di tanganku membuat lamunanku terpecah.
Mendapati nama ‘Lucifer’ sebagai Id caller membuatku refleks menaikan satu alisku.
“hai, Luke. Maafkan aku jika kemarin...”
“kau dimana?” potongnya cepat saat aku baru saja menyapanya."What?"
“aku di bandara” jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO
Romance"kau mengencani Al, Vanilla. bukan El" ucap Jasmine yang juga seorang psikolog berhasil membuat ku tersedak ludah ku sendiri. "Al?" suara ku mengulang dengan gemetar. "Ya, dia Allord. kaus, jeans, boots, rambut yang ia biarkan tergerai, konyol, mel...