Penjelasan Mrs. Parker di depan kelas entah untuk yang keberapa kalinya sama sekali tak ku gubris sedikitpun.
Aku mendesah panjang.
Mencoba menahan lapisan bening yang mungkin sebentar lagi akan memburamkan penglihatan ku.Pertama, Luke. astaga. Ada apa dengan diriku akhir-akhir ini? Kenapa aku melupakan hal fatal tentang hari ulang tahun nya?!
Kedua, Ellard. Dia tidak bisa di hubungi dan belum juga masuk ke dalam kelas hingga detik ini. Kemana sebenarnya pria itu pergi? Tidak kah ia membawa ponselnya? Tidak kah ia mengingat aku?!
*toktoktok*
Pintu ruangan terketuk dan mengalihkan perhatian semua orang.
Mrs. Parker meletakan sebuah buku filsafat tebal yang sedari tadi ia baca lalu memilih berjalan menggapai pintu.
Siapa orang bodoh yang mengganggu di tengah-tengah jam pelajarannya seperti ini? Tidak sopan.
"Hai, Mrs. Robbinson... you look so gorgeous today"
Aku mengerenyitkan dahi mendengar seseorang yang bicara di balik pintu yang baru saja terbuka.
Pertama, kenapa dia memanggil Mrs. Parker dengan sebutan Mrs. Robbinson?
Kedua, shit! Aku hafal betul siapa pemilik suara itu!
"Mr. Yazid, nama ku Adelia Parker. Kau bisa memanggilku Mrs. Parker. bukan Mrs. Robbinson"
Mrs. Parker menjawab datar sapaan seseorang di hadapannya yang saat ini terdengar terkekeh pelan.
"Dan bisakah kau matikan rokok mu? Aku tak menerima Mahasiswa yang merokok di dalam kelas" lanjut Mrs. Parker mulai terdengar tegas.
Seseorang di depannya tak menjawab.
Dan aku harus menarik nafas panjang saat akhirnya seseorang itu masuk begitu saja melewati bahu Mrs. Parker dengan begitu santainya.
"Ellard!" Seru Mrs. Parker frustasi. sedangkan pria yang berlalu di depannya itu tak bergeming dan justru sibuk memberikan cengiran bodohnya itu pada ku dengan satu batang rokok di sela bibirnya.
Sial.
"Ellard!" Panggil Mrs. Parker kembali seraya menarik lengan kekar Ellard untuk menghadapnya.
"Aku belum mengizinkan mu untuk masuk!" Lanjut Mrs. Parker geram.
Ellard terlihat menaikan satu alisnya.
"Tapi aku membayar untuk kelasmu, ma'am" kelakarnya dengan bodoh.
Aku memijat pelipisku dramatis.
Dia bukan Ellard. Dia Allord.
"Buang dulu rokokmu!" Mrs. Parker kembali memperingati.
Allord segera meraih benda di antara bibirnya itu lalu justru terkekeh seperti orang sinting.
" I'm sorry, Ma'am. Tapi look. Aku tidak membakarnya. Its just metafora. Aku sedang berusaha berhenti merokok tapi belum sepenuhnya dapat berhenti" jelas Allord panjang lebar yang membuat semua orang membuka mulutnya tak percaya.
Ya, lihat Caramel. Gadis itu membuka mulutnya lebar dengan mata membulat horror menyaksikan drama di depannya.
Aku terkekeh.
"Metafora? Mulai saat ini aku juga tidak menerima Metafora dalam kelasku" Final Mrs. Parker sebelum merebut rokok Allord dan segera meremasnya hingga hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO
Romance"kau mengencani Al, Vanilla. bukan El" ucap Jasmine yang juga seorang psikolog berhasil membuat ku tersedak ludah ku sendiri. "Al?" suara ku mengulang dengan gemetar. "Ya, dia Allord. kaus, jeans, boots, rambut yang ia biarkan tergerai, konyol, mel...