30. Terror

1.8K 151 0
                                    

Pagi ini langit masih terlihat gelap karna mendung padahal jam sudah menunjukan pukul 7 pagi.

Aku tengah bersiap di depan cermin dengan Kaus putih dan celana overall, rambut hitam panjangku ku biarkan tergerai alami hingga mencapai punggung. memakai converse lalu berjalan keluar dengan ransel kecil di pundakku.

Ya, sesimple itu rutinitas pagi ku.

morning, Mom” sapa ku pada Mom yang terlihat tengah sibuk menuangkan susu berperisa vanilla di gelasku dan susu coklat di gelas yang lain untuk Zio.

morning,honey. Sleep well?” jawabnya seraya memberiku tersenyum hangat.

aku mengangguk lalu mengecup pipinya sebelum menarik kursiku dan duduk.
Lalu menatap kursi kosong di hadapanku dengan satu alis mataku yang terangkat.

“dimana Zio?” tanya ku seraya mengambil 2 lembar roti tawar yang Mom letakan di tengah-tengah meja makan lalu mengoleskannya selai blueberry favorite ku.

Mom terkekeh sebelum menunjuk sesuatu di belakang punggungku yang membuatku dengan refleks berbalik

Aku tersedak salivaku sendiri.

Disana aku menemukan Liana yang menatapku dengan senyum lebarnya dengan Zio yang berdiri di sampingnya dengan raut wajah gusar. Sangat berbanding terbalik dengan sebuah sweater rajut berwarna pink dengan motif hati yang hari ini ia kenakan.

Aku tergelak dalam tawa begitu saja.

see? sudah ku katakan aku pasti akan di cemooh. Bisa kau ganti saja dare nya?” ucap Zio dengan sedikit nada merengek.

Dan Liana, gadis itu segera mengacungkan jari telunjuknya lalu menggoyangkannya kekiri dan kekanan dengan arogan.

No” jawabnya.

“oh, ayolah” Zio kembali merengek dan itu sangat menggelikan.

“kau tak mengerti bahasa inggris? Baiklah ‘Nah’ untuk tidak dalam bahasa prancis” ucap Liana dengan sangat sarkas seraya menduduki salah satu kursi kosong di samping Mom.

Sedangkan Zio hanya mendengus lalu mengikuti Liana untuk menduduki kursinya.

“ada apa ini?” suara Mom akhirnya mencairkan suasana.

“Zio mendapatkan dare dariku, Aunty” jawab Liana santai seraya mengolesi rotinya dengan selai nutella dan keju parut.

“tapi tidak dengan mempermalukan ku seperti ini, Liana” Zio ikut menimpali seraya menunjuk sweater yang tengah ia kenakan itu dengan raut wajah jijik.

“apa yang salah dengan sweater ku?” Hardik Liana akhirnya. Aku terkekeh.

“yeah, pink makes you seems cute” cibirku yang membuat Zio memutar matanya.

“aku akan menerimanya dengan warna lain. tapi ayolah, ini warna pink! Lihat? Warna ini menyakiti mataku saat melihatnya. hey, Mom! jangan melihatnya okay? aku tak ingin kau buta” Jawab Zio dramatis membuat ku kembali tergelak dalam tawa sedangkan Mom hanya terkekeh pelan.

“jangan berlebihan, Z. aku hanya memintamu memakainya hingga kau pulang sekolah, bukan seumur hidupmu” ucap Liana kembali sarkas.

oh sial. aku menyukai sepupu perempuanku satu ini.

*toktoktok*

Bunyi ketukan di pintu membuat ku menahan niatku untuk kembali mencemooh Zio dan lebih memilih untuk beradu pandang dengan Mom.

ALTER EGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang