31. Movies

1.5K 148 2
                                    

“2 tiket menonton untuk?” ulang seorang wanita dari loket pemesanan di sebuah bioskop yang hari ini aku dan Allord kunjungi.

“The Conjuring”
“Cinderella

Jawab aku dan Allord bersamaan membuat wanita di hadapanku menatap ku dengan bingung.

aku segera menatap Allord tajam dan ia justru ikut melakukan hal yang sama untuk ku.

“aku ingin menonton Cinderella!” ucapku ketus

“Vanilla, apa kau tak juga sadar berapa usiamu? itu tontonan balita. ayolah” ucap Allord jengah seraya memutar matanya.

Aku mendengus.

“tidak, Cinderella atau tidak sama sekali” protesku

“tapi aku ingin menonton The Conjuring, sayang. Toh jika kau takut kau hanya tinggal memeluk ku bukan? Simple” jawabnya santai. aku membulatkan mataku.

“bagaimana?” suara wanita penjaga loket itu kembali terdengar tak sabaran.

Aku mendesah.

“aku ingin menonton itu saja” jawab ku dan Allord kembali bersamaan. bedanya aku menunjuk poster Moana dan dia menunjuk poster Logan di belakang tubuh sang wanita.

“yang lain mungkin?” ucap wanita itu dengan jengah.

Hey! kenapa jadi wanita ini yang mengatur ku?

Sial. ini semua karna si brengsek Allord yang tak mau mengalah.

“yang itu!” ucap ku dan Allord yang lagi-lagi bersamaan. Membuatku kembali menatapnya tajam entah untuk yang keberapa kalinya.

“aku.ingin.menonton.itu!” ucapku seraya menunjuk poster 'Baby Boss' dengan kesal.

Kini giliran Allord yang mendengus.

“tidak. aku ingin menonton Fast and Furious” ucapnya seraya menunjukan poster bergenre action itu dengan telunjuknya.

“yang itu!” rengek ku pada poster awalku.

“tidak! yang itu” tegas Allord seraya tetap menunjuk poster pilihannya itu.

“ayolah, Al” kembali aku merengek seraya menghentak hentakan kakiku di depannya seperti anak kecil.

“tid...”

“cukup! kalian hanya membuat antrian panjang dengan perdebatan kalian itu. Kalian bisa pergi dan mencari bioskop lain” potong wanita didepanku dan ia terdengar sedikit jengkel.

aku kembali bertatapan dengan Allord sebelum ia menarik tangan ku keluar dari antrian.

melihat kebelakang, dan benar saja. ada sekitar 6 orang atau lebih yang akhirnya mengantri dengan wajah lega saat menatap aku dan Allord yang keluar dari barisan.

“ini semua karna mu. Kau selalu seperti itu. Bisakah kau bertukar dengan Ellard sekejap? Kurasa ia lebih menyenangkan untuk di ajak pergi menonton” ucapku ketus seraya melipat kedua tanganku di depan dada. Dan Allord, pria itu hanya terkekeh seraya mengacak rambutku gemas.

"Alright Princess. Maafkan aku" ucapnya geli

"Kau ingin Ellard disini?" Lanjutnya. Aku membuang pandanganku darinya dengan sebal.

"Baiklah, aku akan ketoilet sebentar. Kau tunggu disini okay? I love you" ucapnya lagi seraya mengecup dahiku sekilas sebelum ia berlalu dari hadapanku dengan berlari kecil menuju toilet.

Hatiku terenyuh.

Allord atau aku yang sebenarnya egois?

***

“kalian lagi” desis wanita penjaga loket yang sama dengan tatapan sinis.

“maaf nona?” ucap Ellard di sampingku dengan nada menginterupsi.

Ya, Allord benar-benar bersedia berganti shift dengan Ellard hanya untuk ku.

Dan itu sedikit membuat ku merasa tidak enak.

“sudah menentukan film yang sama?” ucap  wanita itu kembali to the point.

Ellard hendak kembali menginterupsi sebelum aku meremas jemarinya pelan dan ia akhirnya hanya menghela nafas kasar.

Cinderella”
“Fast and Furious”

Jawab ku dan Ellard  bersamaan. 

Oh sial!

Wanita di depanku memutar matanya jengah. 

aku segera menatap Ellard yang berdiri di sampingku dengan Puppy eyes andalanku.

“berhenti menampilkan tatapan seperti itu, Luna. kau tahu betul cara memanfaatkan kelemahanku” ucap Ellard frustasi.

Aku tersenyum lebar.

see?

Ellard lebih bersedia mengalah di bandingkan Allord.

“2 tiket Cinderella. please” ucapnya pasrah  yang membuat aku memekik senang.

“akhirnya” gumaman pelan dari wanita itu kembali ku dengar dan membuat Ellard semakin menatapnya tak mengerti.

Sedangkan aku, aku hanya terkekeh seraya sibuk bersyukur di antara rengkuhan lengan Ellard yang hangat.

Dan setelah mendapatkan tiket, aku segera menarik lengan Ellard keluar dari antrian dan berjalan riang menuju tujuan ku.

“apa maksudnya wanita itu membicarakan kita seperti itu?” suara Ellard akhirnya terdengar mengeluh.

Aku kembali terkekeh dan mencubit pipinya gemas.

"Maybe periode?” jawab ku asal yang membuat satu alis Ellard terangkat.

Aku tersenyum lalu mengulurkan tanganku untuk memijat daerah sekitar alis tebalnya itu.

“jangan mengangkat alis mu terlalu sering. kerutan bisa muncul dengan cepat di dahimu” kekehku yang ia balas dengan acakan nya di rambutku.

"Lets go!" Ucapku seraya kembali menarik lengannya memasuki theater.

fine, bangunkan aku jika film nya telah usai” ucap nya pasrah yang sontak membuat ku tergelak.

astaga.

Aku yang terlalu gemas segera memeluknya lalu menghujani pipinya dengan kecupanku.

“terima kasih telah bersedia menuruti pinta ku walaupun aku tahu kau terpaksa melakukannya” ucapku tulus.

Kini giliran ia yang terkekeh.

everything for you, my Luna” jawabnya seraya merangkulkan lengannya di pundakku dan menggiringku untuk masuk kedalam studio tempat dimana Film ku selanjutnya akan di putar. atau mungkin hanya akan menjadi 'kursi tidur' bagi Ellard.

"Ah tunggu, aku melupakan sesuatu" ucapnya lagi.

"Kau masuklah lebih dulu, aku akan membelikan mu semangkuk popcorn dan soda" lanjutnya.

Hatiku meleleh.

kau lihat itu, Allord? Ellard jauh lebih pengertian dari mu yang keras kepala.

Dan hari ini, kalian berhasil membuat ku melupakan sejenak terror menyeramkan itu.

Terimakasih.

****

Selingan biar ga tegang-tegang amat 😂

ALTER EGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang