Aku terbangun karna sinar matahari yang masuk malu-malu dari sela gorden yang seperti nya dengan sengaja tidak sepenuhnya ditutup semalam. Membuatku mengerejapkan mataku berkali-kali sebelum membukanya perlahan-lahan dan mengamati sekeliling.
Wait!
Ini bukan kamar ku!
Dengan refleks aku segera menegakan punggungku dan mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi.
Semalam, aku dan Allord bertukar shift lalu memintanya menemui Vanilla.
Tunggu, Vanilla?
Aku segera memutar wajahku kesamping dan menemukan seseorang yang masih tertidur dengan selimut yang membelit tubuh mungilnya.
Aku membulatkan mataku horror.
Tidak mungkin!
Aku dengan cepat menunduk dan menghembuskan nafas lega saat aku mendapati diriku masih berpakaian lengkap. Syukurlah Allord tidak melakukan hal-hal bodoh dengan tubuhku.
Tapi kenapa keparat itu tak pulang dan justru menginap? Kenapa aku ada disini? Kapan aku mengambil alih tubuhku? Kenapa aku tak menyadarinya?
Begitu banyak pertanyaan di dalam kepalaku.
"Ngghhh..."
Vanilla mengerang dalam tidurnya membuatku kembali tersadar.
Ia berbalik dan menghadapku dengan wajah merona alami juga bibir yang sedikit terbuka saat ia bernafas. matanya terpejam dengan damainya.
Hatiku menghangat.
Dan senyum ku lahir begitu saja . Ini adalah pagi terbaik ku.
“menikmati pemandangan?”
Tiba-tiba saja Vanilla bersuara serak dengan matanya yang perlahan terbuka.
Sial. Sassy girl.
“good morning, Luna” ucap ku yang seketika membuat nya mengerenyit.
“El?” tanyanya seolah memastikan.
Aku mengangguk dan ia menatapku horror.
oh tentu saja, bisa ku bayangkan Ia tidur dengan Allord dan justru terbangun bersama ku. how’s creepy.
Vanilla segera menegakan punggungnya dan mengikutiku duduk.
“t-tapi semalam aku... aku bersama...”
“Allord? Aku tahu. ia me-mindlink ku semalam sebelum dengan tiba-tia mengunci jiwa ku. dan Viola! aku terbangun di kamarmu. Ini gila” ucapku yang membuatnya memijat pelipisnya pelan.“I just... feel weird. You know? When I go to sleep with Al, but wake up with someone else. Its so kinda strange” ucapnya seraya menggaruk tengkuk lehernya.
“I feel it too” ringisku yang membuatnya terkekeh.
"Pukul berapa sekarang?" Tanya nya lagi seraya melirik jam digitalnya di sampingku.
Aku melirik sekilas.
"Pukul 6" ringisku lagi.
Astaga. Pria macam apa aku ini. Menginap di kamar gadis hingga sesiang ini?
"Kau yakin aku takan di bunuh Ayah mu setelah ini?" Lanjutku seraya kembali menatap Vanilla yang terlihat masih mengantuk.
"Dad masih di Gorgia. Dan Mom? Ya Tuhan. Ia bukan tipe Ibu yang protektive berlebih asal aku tahu batasan. Aku sudah meminta izin nya semalam dan berjanji takan melakukan apapun dengan mu. Dan ia mengizinkan asal pintu kamarku tak ku kunci dari dalam" jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO
Romance"kau mengencani Al, Vanilla. bukan El" ucap Jasmine yang juga seorang psikolog berhasil membuat ku tersedak ludah ku sendiri. "Al?" suara ku mengulang dengan gemetar. "Ya, dia Allord. kaus, jeans, boots, rambut yang ia biarkan tergerai, konyol, mel...